MUSEUM TRINIL,FOSIL MANUSIA PURBA. (Jelajahi Ngawi Bag.3)
MUSEUM TRINIL FOSIL MANUSIA PURBA (Jelajahi Ngawi Bag 3)
Tantangan hari ke-25
#Tantangan Gurusiana
By: Sri Hastuti,S.Pd.,M.Pd. (Dindik Kab.Bojonegoro)
Masih berkutat sekitar peringatan hari Pendidikan Nasional yang masih hangat tidak ada salahnya kita memberikan pengetahuan kepada putra-putri kita yang masih mengalami perpanjangan masa belajar di rumah hingga Tanggal 2 Juni 2020 bagi beberapa daerah Kabupaten dan Propinsi di tanah air. Mengisi kegiatan belajar tidak melulu harus mengerjakan tugas-tugas dari guru lewat manual atau daring saja tetapi bisa dengan tugas membaca tempat-tempat bersejarah yang bersifat edukatif sambil mengenalkan sejarah,budaya bangsa. Yuuuk,kita simak!
Setelah selama dua hari mengeksplore Benteng Van den Bosch,mari kita lanjutkan perjalanan berikut yaitu ke Museum Trinil Ngawi. Udara pagi yang cukup sejuk dengan semilir angin menuju lokasi museum ini.Museum yang terletak 15 km dari pusat kota Ngawi ini tempatnya agak menepi yaitu di pinggiran sungai Bengawan Solo.Suasana desa yang akrab dengan pohon mangga,pohon randu,akasia juga tanaman rakyat berupa palawija seperti tanaman jagung, kedelai,ketela pohon dan sebagainya. Jalanan yang sudah bagus dengan paving yang tersusun rapi dan bersih memudahkan para wisatawan menuju ke lokasi.Kurang lebih 10 menit dari jalan Raya Ngawi-Solo masuk gapura sudah sampai di lokasi.Letaknya di desa Soko Kedunggalar Ngawi sekitar 3 kilometer ke Utara.
Sejarah berdirinya Museum Trinil berawal dari penemuan Fosil Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dubois, seorang pejabat kedokteran tentara kolonial dan arkeolog Belanda pada tahun 1891.Untuk memperingati kejadian tersebut dibuatlah Tugu berisi gambar anak panah dengan arah timur laut yang bertuliskan P.e 175 m.Dimana dari arah jarak itu bertempat ditemukanlah bekas penggalian fosil Pithecanthropus Erectus yang berada di pinggir aliran Bengawan Solo.
Mengapa diberi nama Trinil? Dari kata Tri artinya Tiga dan Nil seperti keadaan sungai Nil.Tiga desa tersebut Desa Kawu,Desa Gemarang dan Desa Ngancar. Oleh karena itu Eugene Dubois memberi nama museum ini dengan nama Trinil artinya adalah tiga obyek desa yang mirip sungai Nil.
Pada abad 19 Charles R.Darwin mengemukakan tentang Teori Evolusi.Setelah teori ini dikemukakan, Eugene Dubois pun menunjukkan ketertarikannya dengan mencoba mengorek-ngorek wilayah pekarangannya siapa tahu ada fosil atau batu-batuan yang bisa ditemukan.
Pada tanggal 27 Oktober 1877, Eugene Dubois pergi ke Sumatera selama kurang lebih 2 tahun, arkeolog Belanda itupun meneliti goa-goa yang berada di wilayah tersebut,saat ditemukannya manusia Wajak, Eugene Dubois pun bertolak ke Jawa.
Sesampainya di pulau Jawa, Eugene Dubois tertarik dengan endapan yang dihasilkan oleh Sungai Bengawan Solo.Hingga akhirnya pada tahun 1891 di wilayah Trinil Ngawi Jawa Timur ditemukan atap tengkorak dan gigi manusia yang menyerupai seekor kera. Semakin bersemangat terus menggali dan meneliti hingga pada tahun 1892 ia menemukan tulang paha dari individu yang sama.Eugene Dubois pun menyebut penemuan ini dengan nama Pithecanthropus Erectus atau manusia Kera yang berjalan tegak.
Luas Museum Trinil mencapai 24.010 meter persegi yang meliputi sebelah timur,Utara dan barat museum dikelilingi Sungai Bengawan Solo.Suasana di pagi menjelang buka sangat hening,namun lewat berjalannya waktu sekitar pukul 11 ke atas sudah mulai banyak pengunjung,tidak sampai berjubel walau disaat liburan paling tidak disaat di dalam ruang yang memajang benda-benda peninggalan sejarah zaman purba itu kita dibuat takjub akan bentuk fosil manusia purba dan fosil gajah purba yang disimpan dalam lemari kaca sebagai pelindung supaya tetap terjaga dari debu dan kotoran.
Dalam pajangan di etalase besar berisikan benda-benda fosil lainnya diantaranya fosil tulang panggul gajah jenis Stegodon Trigonochepslus,serta fosil tulang pengumpil gajah. Sedangkan fosil Pithecanthropus Erectus hanya berupa replika, sedangkan yang asli disimpan di Pacitan.***has***
Dari berbagai sumber.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar