Manfaatnya Ilmuku Karena Ridho Guruku ( Terima Kasihku tuk Murobi)
Ketika kita menyerahkan tongkat estafet pendidikan anak - anak kita pada orang lain, tentunya banyak pertimbangan yang kita lakukan.Kemana anak kita akan kita serahkan.Siapa nanti yang kita percayai untuk mendidik anak kita.
Dan ketika anak - anak kita, atau bahkan diri kita sekarang ini telah mencapai sebuah prestasi, pernahkah terbesit dalam fikiran kita, bahwa prestasi yang diraih anak kita, atau diri kita sendiri ada peranan seseorang yang memiliki andil dalam pencapaian prestasi tersebut.Siapa dia?Anda tentunya sudah bisa menebak,"Guru" atau ada yang menyebutnya "Ustadz/Ustadzah" ada juga "Kyai/Nyai"
Beliau - beliau inilah orang - orang yang telah mengisi ruh anak - anak kita.Keberhasilan atau pencapaian prestasi anak - anak kita adalah atas jasa mereka.Anak - anak kita bukan siapa - siapa mereka, bukan adik, keponakan, cucu atau saudara.Tapi mereka mau meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk anak - anak kita.Bahkan terselip juga doa - doa harapan kebaikan dari mereka untuk anak - anak kita.
Mungkin sebagian dari kita pernah berfikir atau berucap " Aku telah membayar mereka" atau "Mereka telah digaji".Berapa rupiah yang telah kita keluarkan tuk menitipkan anak - anak kita.Seberapapun besarnya rupiah yang kita keluarkan, tak sebanding dengan tanggung jawab moril yang mereka berikan pada anak - anak kita.
Sebagian dari kita barangkali pernah mengalami anak kita menangis ketika kita serahkan pada guru/ustadz/ustdzah/kyai/nyainya.Dan kita dengan berat hati melepaskan mereka.Apa yang beliau - beliau lakukan pada anak - anak kita? Dengan penuh kesabaran anak kita dibujuk, dirayu dan dielus dengan penuh kasih sayang.Sementara kita? Jika anak kita menangis, kita ambil jalan praktis, berikan gawai pada anak, lalu melanjutkan pekerjaan.
Maka jangan heran, jika anak - anak sekarang lebih dekat dengan gawainya daripada dengan ibunya. Lebih menurut pada gurunya daripada dengan orang tuanya.Karena kita sering mengesampingkan anak - anak kita dia antara kesibukan - kesibukan kita.
Para Murobi tak pernah mengharapkan imbalan. Mereka bahkan terkadang dilupakan.Namun, jangan disangka mereka sekedar guru mantan.Doanya juga mustajab.Ridhonya juga bermanfaat.
Terkadang kita menjumpai lulusan S1, yang hanya ( maaf) lontang - lantung.Jebolan "Pesantren Keren" ( mohon maaf) yang jadi "pengangguran".Ini bukan karena mereka tidak pintar atau tidak alim.Namun, karena menyepelekan "Pendidiknya".Jika bukan karena anaknya yang menyepelekan, bisa saja orang tuanya.
Maka, dimanapun kita menyerahkan tongkat estafet pendidikan anak - anak kita.Kepada siapapun anak - anak kita percayakan untuk mendidik anak - anak kita.Alangkah baiknya hormati mereka, tanamkan pada anak - anak kita bahwa para guru/ ustadz/ustdzah/kyai/nyainya adalah orang tua mereka.Sehingga anak - anak kita akan menghormati mereka. Dengan demikian merekapun akan ridho pada anak - anak kita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar