sri indahningrum

Belajar dan terus belajar itu yang bisa kulakukan.Belajar menjadi anak yang berbakti, belajar menjadi istri yang sholekha,belajar menjadi ibu yang amanah dan be...

Selengkapnya
Navigasi Web

MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 8 yang harus menyelesaikan tugas – tugas pada LMS. Dan kali ini, tugas yang harus saya selesaikan adalah melakukan wawancara kepada 2 atau 3 Kepala Sekolah, Satu adalah Kepala Sekolah tempat saya bertugas dan satu lainnya adalah Kepala Sekolah dari Satuan Pendidikan lainnya.

Wawancara ini untuk suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah saya pelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga memiliki tujuan untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.

Untuk wawancara yang pertama, yaitu wawancara kepada Kepala Sekolah tempat saya bertugas, yaitu di SDN Denasri Kulon 01, Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

Adapun hasil wawancara saya terhadap Kepala Sekolah kami yang Bernama Ibu Anny Fatun, S.Pd adalah sebagai berikut:

CGP :” Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus

yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?”

Bu Anny :” Saya akan melihat kasus yang merupakan dilema etika sebagai sesuatu

Hal yang positif yang harus saya tentukan yang paling baik tanpa

mengesampingkan hal yang satunya lagi”

CGP :” Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di

sekolah kita ini, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan

yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?”

Bu Anny : “Saya akan melihat lebih banyak kasus yang bermuara ke arah yang positif/

lebih krusial yang perlu diutamakan sambal berusaha menjalankan kasus

yang satunya agar terselesaikan”.

CGP :” Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Ibu lakukan

selama ini?”

Bu Anny :”Yang saya lakukan dengan mendahulukan yang merupakan prioritas

utama/ mendesak, baru yang lainnya saya lakukan beriringan agar selesai

tepat waktu.”

CGP :” Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan

keputusan pada kasus-kasus dilema etika?”

Bu Anny :”Saya akan melakukan hal termudah dan diselesaikan terlebih dahulu

CGP :” Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan

keputusan pada kasus-kasus dilema etika?”

Bu Anny :” Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika, adanya

bujukan yang kadang kurang merasa percaya diri dalam pengambilan

keputusan sehingga timbul rasa bersalah yang berkepanjangan.

CGP :” Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah

penyelesaian kasus dilema etika?”

Bu Anny :”Untuk jadwal, saya lakukan situasional saja, karena tidak semua kasus harus

selesai saat itu.”

CGP : “Apakah Ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal

untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda

jalankan?”

Bu Anny :”Apabila sangat mendesak maka bisa diselesaikan saat itu juga dengan

mengumpulkan data – data dari rekan kerja.”

CGP :” Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah

atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus

dilema etika?”

Bu Anny :”Rekan di tempat kerja selama ini merupakan mitra kerja yang dapat

digandeng untuk membantu dalam pengambilan suatu keputusan kasus

dilema etika.”

CGP :” Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu

petik dari pengalaman Ibu mengambil keputusan dilema etika?

Bu Anny :”Komunikasi yang terbuka dalam satu tim akan memudahkan mengambil

keputusan dilemma etika.Saling berbagi pengalaman.membuka diriS dalam menerima kritikam akan memudahkan langkah kita.

Dan wawancara yang kedua adalah kepada Ibu Nurul Purniasari,S.Pd,M.Pd.Beliau adalah Kepala Sekolah SDN KARANGASEM 09 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Figur Kepala Sekolah usia muda yang energik dan selalu mau belajar dan terus belajar.

Berikut ini adalah wawancara saya dengan beliau:

CGP :” Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus

yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?”

Bu Nurul :” Selama ini, saya menggunakan tahapan BAGJA bagian buat pertanyaan dan

ambil pelajaran untuk melakukan identifikasi awal apakah permasalahan

tersebut dilema etika atau bujukan moral.”

CGP :” Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di

sekolah kita ini, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan

yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?”

Bu Nurul : “Memang sangat membingungkan ketika dihadapkan pada dua keadaan yang

memang sama- sama harus diperjuangkan, akan tetapi kita sebagai

pemimpin dalam mengambil keputusan harusmelihat pokok permasalahan

dan berpedoman pada paradigma dan prinsip – prinsip pengambilan

keputusan agar keputusan yang diambil bersifat obyektif dan bisa

dipertanggungjawabkan.”

CGP :” Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Ibu lakukan

selama ini?”

Bu Nurul :” Prosedur yang biasa dilakukan adalah melakukan identifikasi awal pada

permasalahan yang ada dengan menggunakan tahapan BAGJA, kemudian

merancang dan melakukan tindakan solusi atas permasalahan yang ada

dengan berdasarkan prinsip – prinsip pengambilan keputusan..”

CGP :” Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan

keputusan pada kasus-kasus dilema etika?”

Bu Nurul :” Yang selama ini saya anggap efektif adalah dengan tetap berpedoman pada

paradigma dan prinsip – prinsip pengambilan keputusan, serta analisis yang

mendalam terhadap suatu permasalahan agar keputusan yang saya ambil

nantinya bersifat obyektif, dapat dipertanggung jawabkan dan tidak

merugikan orang banyak.”

CGP :” Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan

keputusan pada kasus-kasus dilema etika?”

Bu Nurul :” Tantangan terbesar dalam pengambilan keputusan adalah dilema ketika sisi

kemanusiaan, rasa sungkan yang berbicara. Hal itu membuat saya berat dan

dilema ketika akan mengambil suatu keputusan.”

CGP :” Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah

penyelesaian kasus dilema etika?”

Bu Nurul :” tidak ada jadwal tertentu dalam penyelesaian kasus dilema etika.

Penyelesaian dan pengambilan keputusan kasus dilema etika dilakukan

apabila saat itu ada sebuah permasalahan yang memang harus segera

diselesaikan agar tidak makin runyam.”

CGP : “Apakah Ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal

untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda

jalankan?”

Bu Nurul :” Untuk menyelesaikan sebuah permasalahan bisa dilihat dari tingkat

kerumitan masalah. Apabila tingkat kerumitan masalah itu sulit,maka saya

butuh waktu untuk memikirkan solusi yang terbaik. Apabila tingkat kerumitan

masalah itu rendah, maka pengambilan keputusan bisa cepat atau langsung

menyelesaikan di tempat.”

CGP :” Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah

atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus

dilema etika?”

Bu Nurul :” faktor yang mempermudah dalam pengambilan keputusan adalah apabila

pihak – pihak yang bersangkutan mudah untuk diajak kolaborasi

menyelesaikan masalah.”

CGP :” Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu

petik dari pengalaman Ibu mengambil keputusan dilema etika?

Bu Nurul :” Ternyata memang sulit dalam pengambilan keputusan dilema etika terutama

ketika kita harus dihadapkan pada 2 hal yang sama – sama benar dan kita

bingung untuk memilih mana yang seharusnya diperjuangkan. Keputusan

yang kita ambil nantinya harus berdasarkan berbagai pertimbangan yang

matang, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.”

Dari beberapa hal yang disampaikan di atas ada sebuah pembelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman mengambil keputusan berkaitan dengan dilema etika. Salah satu pembelajaran tersebut adalah bahwa setiap pengambilan keputusan penting untuk dilakukan musyawarah baik dalam lingkup yang kecil maupun pada lingkup yang lebih luas.Dan yang tidak kalah pentingnya adalah dapat dipertanggungjawabkan di kemudian hari baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang.Dapat dipertanggungjawabkan secara moril bagi sesame dan secara spirituil Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post