KUNANG-KUNANG
Bintangkah? ....bukan... itu bukan bintang. Itu hanya layangan yang diberi lampu. Tapi, bukankah mereka sama indahnya? Lihat! Mereka banyak sekali. Mereka juga sama-sama bercahaya. Apakah kalau aku terbang tinggi aku juga akan disangka bintang?
Wow, bagaimana rasanya menjadi pusat keindahan. Dikagumi dan membahagiakan setiap yang memandang. Sayang, sayapku kecil. Cahayaku hanya mampu menerangi diriku sendiri. Kunang kunang kecilpun terdiam. Menutupi badannya dengan sayap kecilnya. Cahayanya perlahan meredup dan mati.
Angin berhembus perlahan. Menggerakkan daun tempat dia hinggap. Perlahan muncul rasa sesal, mengapa dia tadi memutuskan untuk tidak ikut pergi bersama teman-temannya.
Sedang apakah mereka sekarang? Mengapa mereka lama sekali. Bukankah tadi mereka hanya akan pergi menikmati ulat bakar di hutan sebelah? Seharusnya mereka sudah datang dari tadi, gumamnya dalam hati.
Ah, andai aku seperti layang-layang diatas, pasti bisa melihat dimana teman-temanku berada
sekarang. Andai mereka datang, tempat ini pasti akan menjadi seindah langit di atas. Apalah artinya satu kunang-kunang ditengah pekatnya malam. Bukannya indah malah mengerikan.
Pantas saja manusia mengira kami adalah jelmaan dari kuku orang mati. Huh, bagaimana mungkin ada manusia yang mempunyai pikiran seperti itu. Mereka sudah diberi akal, namun sering tidak digunakan. Mereka mudah sekali mempercayai mitos.
Tahukah wahai manusia, kalau cahaya yang kami hasilkan itu sebenarnya berasal dari reaksi kimia senyawa organik luciferin di perut kami. Saat udara mengalir ke perut ia bereaksi dengan luciferin, sehingga menyebabkan reaksi kimia yang mengeluarkan cahaya seperti yang bisa dilihat manusia. Kami juga dapat mengatur aliran udara ke perut untuk menciptakan pola cahaya yang berdenyut atau kelap-kelip. Tanpa sadar, kunang-kunang kecil bergumam sendiri. .
Jika dewasa kelak, cahaya yang kuhasilkan bisa digunakan untuk menarik lawan jenisku. Semakin lama cahaya yang kuhasilkan, semakin banyak kunang-kunang betina yang tertarik kepadaku. Ahai, kapan saat itu tiba ya...Kunang-kunang kecil senyum-senyum sendiri penuh arti.
Sayap kunang-kunang kecil tiba-tiba bergerak perlahan. Tubuh kecilnya berangsur naik. Semakin lama semakin meninggi dan semakin cepat kepakan sayapnya. Tubuhnya bergerak naik turun, ke kanan ke kiri.
"Hei.... Kalian..... !"
"Kalian sudah datang..... "
"Aku disini !" teriak kunang-kunang kecil kegirangan.
Tak tahan lagi, kunang-kunang kecil melesat terbang menghampiri teman-temannya .Cahaya kecilnya berbaur dengan cahaya kunang-kunang yang lain. Tak tampak lagi mana kunang-kunang kecil atau besar. Mereka berbaur, tampak seperti lampion yang berterbangan di udara. Tak ada lagi gelap yang mencekam. Tak ada lagi sepi mendera. Yang ada gelap bertaburan cahaya. Seperti langit di atas sana. Indah menakjubkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Allah ,trimakasih
Masya Allah ,trimakasih
Mantap