300 kata hari pertama pelatihan Sagusabu di Sahid Mandarin hotel

Kedatanganku ke Pelatihan Sagusabu di Hotel Mandarin Pekalongan terlambat, dikarenakan harus menunaikan kewajiban dulu sampai pukul delapan. Dengan memberikan tugas pada siswa, karena hari Sabtu itu mengajar penuh di kelas enam. Jika siswa tidak diberi tugas dahulu, maka ramailah mereka seperti anak ayam kehilangan induknya.

Dengan diantar suami sampai di hotel Mandarin Pekalongan bingung. Gedung mana yang digunakan untuk pelatihan Sagusabu. Setelah tanya seorang satpam sekali dan diberi petunjuk sampailah di depan hotel. Lagi-lagi bingung terus bejalan. Tak lama kemudian bertemu resepsionis yang cantik dan ramah. Tanpa bertanya, kali ini sebaliknya aku yang ditanya tujuannya. Begitu aku jelaskan dengan ramah resepsionis itupun mengantar sampai pintu masuk ruangan pelatihan. Ternyata sudah penuh sesak dengan peserta yang antusias.

Sampainya di tempat registrasi lagi-lagi disambut dengan senyun ramah oleh Bu Ike. Salah satu panitia Pelatihan Sagusabu. Pandanganku menyapu seluruh ruangan kursinya sudah penuh semua. Mana ya teman se kecaamatan Warungasem tanyaku dalam hati. Tapi tiba-tiba dari belakang ada suara yang memanggilku. Aku toleh Pak heru tersenyum ramah pula. Alangkah indahnya hidup ini. Bertemu dengan orang-orang yang ramah dan optimis.

Langkahku terhenti mendengar panggilan lagi. Suaranya taka sing lagi bagiku. Dialah Nisa teman seperjuangan dari desa yang sama. Sejak mengabdi menjadi guru honorer. Hingga sekarang sudah mendapatkan NIP. Nisa menunjuk barisan depannya ada yang masih kosong. Meskipun ditengah dan lumayan juga untuk bias duduk di kursi itu. Butuh jurus merampingkan badan dan meringankan tubuh.

Acara pembukaan selesai, pada pengisian materi rasa sumber pertama, Pak Murman sangat lucu sekali sekali. Kata beliau ada 7 langkah menulis :

1. Mulai menulis

2. Menulis

3.Menulis

4. menulis

5. Menulis

6. Menulis

7. Menulis

Menurutku itu trik yang jitu untuk menulis.

Tidak lama kemudian jm10 lebih waktu coffee break. karena peserta yang tidak sedikt semua serba antri. Kuputuskan untuk ke toilet dulu. dissana juga antri. Tapi antri saat ini menyenangkan karena didepanku adalah ibu nara sumber yang sangat cantik dan ramah. Iya beliau adalah Ibu Pipit ikut antri bersama peserta pelatihan Sagusabu 3 di toiliet. wah alangkah bahagianya hatiku. Apalagi Bu Pipit ramah sekali menjaawab pertanyaanku bertubi-tubi dijawabnya.

Mungkin karena Bu Pipit dari Malang. akupun pernah main di sana satu minggu. Jadi aku banyak bertanya dan Bu Pipitpun tidak keberatan menjawabnya. sebenarnya aku ingin sekali foto ddengan BU Pipit tapi kupikir tidak etis foto di toilet????

Tiba gilran akupun masuk ke toilet. Begitu keluar Bu Pipit sudah tdk terkejar lagi. Aku masuk ruangan pelatihan, masih antri lagi untuk ambil secangkir teh.

Setelh istirahat, sholat, makan, materi selanjutnya disampaikan oleh Bu Pipit. Hari sudah siang dan perutkeadaan terisi matapun tidak bisa menahan kantuk. seperti lampu bohlam 5 watt. Akan tetapi setelah diselingi berdiri menggerakkan sedikit anggota badan dan supoort untuk bisa menulis. Sedikit demi sedikit mata mulai melebar lagi.

Panjang dan lebar Bu Pipit menjelaskan dengan gamblang cara menulis dan contohnya. hanya karena duduknya agak di belakang sendiri, aku tidak mampu membaca layar LCD. Tidak lama kemudian mulailah diberi tugas membuatjudul, jenis, outline dan sinopsis. Akupun membuka neetbook dan mengetik judul, jenis dan outlie yang hanya lima.

Sehubungan waktu sudah sore, pikiran terasa sudah buntu tidak lagi bisa menemukan inspirasi lag. Lalu aku matikan neetbook. Bersama teman-teman menunaikan ibadah sholat Ashar berjamaah. Dikandung maksud pikiran jernih kembali supaya dapat menyelesaikan sinopsis. Namun, setelah masuk ruang pelatihan kembali acara ditutup. Bu Pipit memberi tugas 300 kata Pelatihan Sagsabu 3 hari pertama. Kemudian pulang, suami tercinta sudah menunggu di depan kolam renang.

Penulis adalaah peserta Pelatihan Sagusabu 3 Batanag