Sri Kartini

Sri Kartini adalah seorang guru yang ada di kota Muntok, lahir di Palembang, 25 Agustus 1967. Hobi membaca, menulis dan memasak, mempunyai Lima orang anak putra...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERMALAM DI BANDARA

TERMALAM DI BANDARA

PERJALANAN

Tantangan Menulis Hari ke 246 di Gurusiana

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarokatuh

Selamat hari Ahad Bapak dan Ibu Gurusianer.

Hari ini saya akan menulis sebuah cerpen tentang perjalanan saya bersama keluarga liburan tahun 2019, yang penuh pertualangan.

Perjalanan ini berawal kami mau pergi ke pesta keponakan kami di Palembang, berangkatlah kami sekeluarga pergi ke kota Palembang merupakan kota kelahiran ku. Perjalanan dari Muntok tidak begitu lama hanya dicaapi lebih kurang tiga jam perjalanan kalau naik kapal cepat jet foil, tetapi kalau mau santai naik kapal Ferry perjalanannya sampai tujuh jam bahkan lebih.

Alhasil kami sudah tiba di Palembang dan menghadiri pesta pernikahan keponakan dari saudara laki-laki suami ku. Dengan bersama keluarga yang lain kamipun pergi ke tempat mempelai wanita, dan acaranya pun sangat meriah dan penuh sakral.

Selesai acara pernikahan kami sekeluarga tidak langsung pulang ke rumah, kami langsung jalan- jalan ke tempat lain, untuk mengajak anak-anak agar bisa menikmati liburan dan pergi ke tempat rekreasi yang ada di kota Palembang. Tanpa sadar kami pun bersendau gurau bersama, namun sayang, anak kami yang paling tua dan istri tidak ikutan. Mereka menunggu rumah.

Keesokan harinya kamipun mulai berkemas karena akan melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta. Kamipun berangkat menaiki kereta listrik menuju ke bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, sampai disana kami langsung masuk ruang tunggu dan menunggu keberangkatan ke Jogjakarta. Alhamdulillah sampai lah kami sekeluarga ke Jogjakarta. Dan langsung ke penginapan yang sudah lama kami pesan melalui online.

Tiga hari di Jogja kami mengelola kota Jogja bersama keluarga tercinta dan merasa kurang puas sebab waktunya sebentar. Tetapi anak-anak sudah merasa lega.

Kemudian kami lanjutkan perjalanan menuju ke Bandung dengan mengendarai kereta api malam. Alhamdulillah sampai Bandung Subuh, langsung perjalanan menuju ke Tangkuban Parahu dan berselfi ria disana. Dan mengunjungi tempat wisata lainnya yang tidak lepas semua momen berharga itu diabadikan dengan berfoto bersama.

Alhamdulillah, semua nikmat yang sudah Allah berikan kepada kami. Menginap semalam di adik suamiku. Keesokan harinya kami mau ke Jakarta, rencana mau naik travel tetapi adik ipar mau langsung mengantarkan kami ke Jakarta. Karena travel tidak ada yang jalan alias sudah penuh.

Perjalanan ke Jakarta biasanya cepat, tidak bisa cepat, kami harus menunggu dan penuh kesabaran karena macet. Perjalanan ke Jakarta hampir satu hari lebih. Yang membuat perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta menjadi terlambat. Singkat cerita sampailah kami di Bandara Soekarno Hatta dengan penuh cerita yang tidak dapat dilupakan.

Suasana malam yang dingin di bandara tidak menghalangi diriku untuk mengusir rasa kantuk. Tanpa sadar aku tertidur pulas, tiba-tiba ada suara yang membangunkan.

"Adik..dik..bangun, sudah pukul 03 pagi."

Betapa terkejutnya diriku, ketika membuka mata, orang-orang sudah banyak berkerumun di depan.

" (Ada apa pikirku)

"Oh..aku ada di bandara, berarti bukan kami saja yang bermalam di bandara."

Sang pujaan langsung melaporkan tiket kami. Alhamdulillah..langsung kami masuk satu persatu, setelah berpamitan sama adik Supriyadi karena dia akan pulang ke Bandung.

Setelah proses tiket dan pecking" barang, Bang Day yang lumayan banyak dan terkena cas cukup lumayan tinggi, kami masuk di ruang tunggu. Kulihat anak gadisku masih mengantuk, apalagi si Adek.

Azan subuh berkumandang, ku ajak anak gadisku solat.

"Ayo, kita solat, biar mata tidak mengantuk dan menjadi seger."

Kami bergiliran masuk ruang musholah.

Waktu yang di tunggu telah tiba, jam 06.10 WIB, pesawat jurusan Pangkalpinang akan berangkat. Kamipun bersiap-siap untuk memasuki pesawat .

Alhamdulillah.. tanpa halangan apapun kami mendarat di lapangan terbang Depati Amir Pangkalpinang, jam 07.10 , oh ya perjalanan dari bandara Soekarno Hatta ke Bandara Depati Amir selama satu jam.

Sambil menunggu barang, aku sudah keluar duluan untuk mencari mobil jurusan ke Muntok. Alhamdulillah.

Pas keluar ruangan, mobil Trevel jurusan Muntok sudah ada di depan mata. Langsung ku panggil.

"Bang, kami orang 6 mau ikut ke Muntok."

Tanpa menunggu lama, sang pujaan dan anak bujangku, sudah datang bawa barang-barang kami. Tidak beberapa menit, mobil melaju dengan di isi oleh 12 penumpang, dengan jurusan yang sama.

Hujan mengguyur disepanjang perjalanan kami, aku merasakan kantuk, ingin tidur, namun tidak bisa, akhirnya aku ngobrol sama penumpang yang berasal dari Madura akan stop di Kelapa.

Kasihan mereka karena macet, tiket mereka hangus, mereka membeli tiket lagi. Jadi mereka beli tiket dobel.

Aku bilang, mengapa tidak melapor ke operator penjual tiket. Kami tidak beli lagi, karena melaporkan tiket kami, karena macet dalam perjalanan menuju ke bandara Soekarno Hatta dan takut ketinggalan pesawat. Jadi tiket itulah, hanya merubah jadwal penerbangan, kataku."

"Oh..kami tidak tahu, katanya."

Kita harus cepat-cepat melapor, karena keterlambatan kita bukan di sengaja tapi karena macet. Bisa di kompermasi, kataku menjelaskan pada mereka.

Tidak terasa tempat pemberhentian sudah sampai, yaitu sering di sebut "simpang belinyu"

Sopir dan para penumpang bisa istirahat, makan dan lain-lainnya. Setelah itu lanjut lagi perjalanan, oh..ya dari Kota Pangkalpinang mau ke Muntok ditempuh jarak 3 jam lamanya. Kalau sudah di simpang belinyu baru separuh jalan. Jadi masih satu setengah jam lagi sampai ke Muntok.

Setelah selesai kamipun melanjutkan perjalanan, hujan semakin deras, tapi tidak menghalangi dan perjalananpun tidak macet.

Mobil berjalan dengan kecepatan seperti biasa, sebagaimana seorang sopir trevel, berjalan menyelusuri jalan dengan cepat, menerobos hujan tanpa hambatan sedikitpun.

Alhamdulillah..mobil masuk Gang Sukun, kami sampai di rumah jam 10.30 menit. Rumah kelihatan sepi, karena hanya Abang Ian dan istri beserta anaknya di rumah.

"Assalamualaikum..."

Aku mengucap salam nyaris tidak terdengar karena diiringi oleh air hujan.

"Waalaikumussalam.."

Kulihat Mysha baru bangun tidur, ingin langsungku peluk, tapi aku ragu, takut debu dan bakteri karena sudah menempuh perjalanan jauh, apalagi aku tidak mandi sudah sehari semalam.

Alhamdulillah..kami sudah sampai dari perjalanan yang penuh dengan pengalaman dan pertualangan. Mudah-mudahan nanti bisa jalan-jalan lagi( liburan) dengan pertualangan yang lainnya.

Sudah dulu gaes, cermin dariku, ini cerita perjalanan tahun 2019, tahun 2020 hanya di rumah dan ada cerita bersama sahabat SPG yang berlibur ke Muntok, semoga gaes tidak bosan membacanya. Krisar sangat diharapkan.

Muntok, 3 Januari 2021

Hj.Sri Kartini,S.Pd.SD

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

03 Jan
Balas

Terima kasih Pak sudah mampir salam santun dan sukses selalu

03 Jan

Hebat cerpenya. Salam literasi

03 Jan
Balas



search

New Post