Sri Masrifah

Sri Masrifah Lahir di Kebumen 02 Mei 1964 pernah belajar di IKIP Jakarta 1985, di Undana Kupang 1999, di STKIP PGRI 2002, S2 di UHAMKA dari 2006 belum menyel...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kau Perlu Tahu, Siapa Aku

Kau Pelu Tahu, Siapa Aku

Kesatu

 

 

“Selamat, Nak! Anak Mamah Hebat!”

“Terima kasih, Mah. Kakak kuliah di Pakan Baru, Mah?” pinta Nely dengan lembut kepada mamahnya.

“Sudah kau pikirkan masak-masak, Kak?” jawab mamah Nely dengan lembut.

“Sudah, Mah.”

“Sudah siap jauh dari Mamah?”

“Kan demi cita-cita, Mah.”

“Bagi Mamah, yang penting positif dan Kakak bisa jaga diri.”

“Iya, Mamahku sayang. Pasti. Kudu bisa jaga diri. Kan itu yang selalu Mamah pesan-pesankan setiap Kakak mau ikut kegiatan apa saja di sekolah.”

“Iya, Kakak. Wanita harus bisa jaga diri, Kak.”

“Iya, Mamahku sayang.”

“Sudah yakin mau kuliah di Pekan Baru?”

“Sudah, Mamahku sayang. Kalau ndak Pekan Baru, boleh ya Mah, kuliah di Bandung?” tanya Nely dengan nada meledak.

Belum sempat mamahnya menjawab, Dery, adik Nely satu-satunya yang masih duduk di kelas 8, yang sejak tadi mendengarkan percakapan kakak dengan mamahnya, tiba-tiba ia mendahului menjawab dengan agak mencak-mencak.

“Ndak! Ndak bisa!” Dery berteriak sambil mendekat dan memeluk kakaknya.

“Ana apa, Dery?” Nely membalas pelukan adiknya.

“Kakak ndak boleh kuliah di Pakan Baru. Apa lagi di Bandung!”

“Dery! Dery!” jawab Nely lembut, “Dery juga nanti harus berjuang meraih cita-cita, kaya Kakak!” bujuk Nely sambil membalas pelukan adiknya.

Ndak! Ndak boleh! Kak Nely ndak boleh tinggalkan Dery! Siapa temani Deri belajar di rumah? Tega sekali Kak Nely!” suara Dery semakin nyaring dan tak putus seperti rangkaian kereta api dan wajahnya tampak bersungguh-sungguh.

“Dery, Kakak baru rencana.” Mamah Nely menengahi mereka.

“Siapa ngajari Dery bikin PR kalau Kakak di Pekan Baru, Mah?” rengek Dery.

“Oke, oke! Dery pernah ke Pekan Baru, kan?” tanya Nely.

“Pernah, Kak.”

“Berapa kali?”

“Lupa, Kak. Sering, Kak.” kata Dery dengan nada manja.

“Nah, Dery ingat, berapa lama perjalanan dari Dumai ke Pekan Baru?”

“Iya, tapi kalau ada PR, siapa yang bantuin Dery, Kak?” Deri semakin merajuk.

“Sekarang apa yang susah? Bisa panggil Kakak lewat video kan? Anak laki-laki keren, jangan manja ah!” Nely meledak Dery.

Sebenarnya, Dery tidak mau  berjauhan dengan kakak satu-satunya. Ia tidak mampu membayangkan bila harus berjauhan dengan Nely. Mamahnya segera menengahi dengan mengalihkan pembicaraan.

“Nely, Dery, dulu kalian pernah bertanya tentang pendidikan Mamah, ingatkah?

“Iya, Mah. Kakak ingat. Kakak ingat, Mah? jawab Nely dengan wajah sangat ingin tahu.

“Apa hubungannya, Mah?” tanya Dery kurang bersemangat.

“Ih, Dery! Dengar dulu aja!” pinta Nely.

“Iya! Yang penting Kakak ndak kuliah di Pekan Baru. Apa lagi di Bandung!”

“Terus Kakak kuliah di mana, Adikku?” tanya Nely dengan nada ditekan.

“Di Dumai saja, Kakakku!”

Segera mamahnya menyela percakapan mereka lagi.

“Kakak, Adik! Mau dengar kisah tentang sekolah Mamah apa ndak?”  tanya mamahnya dengan maksud melerai.

Ia berusaha meredakan situasi kedua anaknya yang sebearnya sangat saling menyayangi.

“Jadi dong, Mah. Jadi!” Nely menegaskan dengan kesungguhan.

Tiba-tiba telepon seluler mamah Nely berdering. Ia segera meminta izin kepada kedua anaknya untuk mengangkat telepon selulernya. Nely agak kecewa, namun akhirnya ia memahami. Ternyata telepon dari ayah mereka, Bang Rusdi.

Bang Rusdi mengabarkan bahwa ia masih di Pekan Baru. Ia baru akan berangkat ke Dumai kera-kira pukul 22.00. Ia menunggu pesawat dari Jakarta yang mendarat pukul 21.00. Mobil Rusdi di sewa oleh instansi pemerintah untuk menjemput tamu dari Jakarta.

Oh, iya. Bang Rusdi, ayah Nely dan Dery adalah sopir travel. Ia mengantar penumpang dari Dumai ke Pekan Baru dan sebaliknya. Mobil yang dikendarainya adalah toyota innova milik pribadi. Dengan demikian, ia tidak ada tuntutan setoran kepada bosnya. Namun demikian, ia selalu menyisihkan sebagian penghasilannya dan mempercayakannya kepada istrinya untuk ditabung. Tabungan tersebut untuk pemeliharaan  dan perawatan kendaraan agar tetap bisa beroperasi.

Mereka bekerja sama sangat baik dan kompak. Mamah Nely membantu menabung sebagian penghasilan suaminya, seolah-olah sebagai setoran sewa kenadaraan kepada bosnya. Suaminya sangat memikirkan bila mobil rusak, bila ada suku cadang mobil yang harus diganti, bila ia berhalangan tidak bisa menarik atau mencari penumpang mungkin karena sakit atau ada keperluan lain, ia selalu mencadangkan sebagian penghasilannya.

Sebagai ibu rumah tangga, mamah Nely harus pandai-pandai membagi penghasilan suaminya. Ia tidak pernah menghaburkan uang untuk hal yang tidak penting. Berapa pun yang diterima dari suaminya, ia akan menyisihkan sebagian untuk kemungkinan yang tidak terduga.

Rusdi, ayah Nely, sangat menyayangi keluarganya. Bila ada perubahan jadwal pulang ke rumah, ia pasti segera mengabari istri atau kedua anaknya.

Setelah menutup telepon dari Bang Rusdi, Ia segera kembali ke tempat kedua anaknya berada, di ruang tengah dan mengabarkan kepada kedua anaknya tentang ayah mereka.

“Ayah kalian masih di Pekan Baru.” kata Mamah Nely dengan tegar.

“Biasanya ada tamu yang akan diantar Ayah, Mah?” sela Nely.

“Iya. Tamu dari Jakarta. Jam sembilan nanti baru mendarat.” jawabnya.

“Ayah ndak boleh ngantuk, Mah.” Dery menghawatirkan.

“Iya, Ayah istirahat di kost. Setelah shalat isya, baru ayah ke bandara menjemput tamu.” Jelas mamah Nely.

Penumpang Rusdi pada umumnya adalah tamu dinas dari berbagai instansi atau perusahaan. Hampir semua kantor di Dumai bekerja sama dengan Rusdi. Rusdi pandai berbicara dengan semua kalangan. Ia sangat luwes. Bila mengantar penumpang, kecepatan disesuiakan dengan usia penumpangnya dan kebutuhan penumpang. Itulah yang menyebabkan Rusdi sering dipesan untuk menjemput dan mengantar tamu dari dan ke Bandara Syarif Kasim, Pekan Baru, Riau.

Dengan demikian, Rusdi sangat hafal dengan jadwal penerbangan di Bandara Syarif Kasim. Ia tak pernah meleset bila menjemput di bandara. Demikian pula, bila mengantar tamu ke bandara. Belum pernah ada tamu yang  diantarnya tertinggal pesawat.

Karena batuh waktu istirahat yang tenang dan berkualitas,  ia memtuskan untuk menyewa satu kamar yang dapat digunakan untuk istirahat oleh Rusdi setiap barada di Pekan Baru. Sudah bertahun-tahun kamar itu kami sewa sehingga hubungan dengan pemilik rumah sudah seperti saudara. Sebenarnya, Rusdi juga saudara di Pekan baru. Namun, kalau hampir setiap dua hari sekali menumpang istirahat, rasanya kurang enak.

Tiba-tiba Nely menagih mamahnya.

“Jadi ndak berkisah, Mah? Kakak nungguin dari tadi nih.”

“Jadi, ayo dengar baik-baik!”

“Sebentar, Mah. Kakak ambil camilan dulu.” Nely meraih toples kecil berisi camilan kesukaanya di meja makan makan.

Baru saja Nely kembali ke tempat duduknya, suara azan ashar terdengar dari masjid yang kira-kira 200 meter dari rumahnya. Mereka hening sebentar mendengarkan lantunan kumandang azan.

Setelah suara azan selesai, Dery tanpa disuruh langsung mengambil sarung dan kopeah.

“Dery ke masjid, Mah, Kak. Assalamualaikum!”

“Waalaikumussalam.” Jawab mamah Nely dan Nely hampir bersamaan.

Tak kalah dengan Dery, Nely pun mengajak mamahnya untuk melaksankan salat asar.

“Yuk ambil air wudhu, Mah! Tapi nanti ceritanya jadi ya, Mah!

“Oke. Siap! Insyaallah masih banyak waktu, Nely!”

Kami segera menunaikan salat asar. Kisah hidup mamah Nely yang akan diceritakan betul-betul batal hari itu. bila sudah masuk waktu asar, biasanya mereka mengerjakan pekerjaan rutin masing-masing, ada yang menyiram tanaman, bersih-bersih halaman, mengurus ternak, dan menyiapkan makan malam.

Nely meminta mamahnya untuk menceritakannya besok setelah sarapan pagi. Ia sangat penasaran dengan kisah kehidupan mamahnya yang sudah sejak lama ingin ia ketahui. 

Sejak Nely masuk SMA, mamah Nely hampir setiap hari berpesan, “Pandai menjaga diri ya, Nak!” Kalimat itu hampir setiap pagi diucapkan ketika Nely bersalaman dan berpamitan untuk pergi ke sekolah. Sampai suatu ketika Nely sudah kelas XII, Nely bertanya terkait dengan pesan tersebut.

“Nely penasaran, deh. Kenapa sih, Mamah selalu bilang untuk menjaga diri? Kenapa, Mah? Pasti ada sesuatu. Iya kan, Mah?”

Ketika itu mamahnya hanya menjawab, “Iya, kan Kakak remaja. Kalau Kakak ndak pandai menjaga diri, Kakak ndak bisa meraih cita-cita. Iya kan, Kak?”

Tetapi, Nely bukanlah remaja yang mudah menyerah. Ia seperti ditektif. Ia terus bertanya. Rasa ingin tahu Nely semakin kuat. Ada apa dibalik pesan mamahnya yang setiap hari diucapkannya? Hati Nely mengatakan bahwa apa bila ada orang yang mengulang-ulang sesuatu pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik perkataannya itu. Ia meminta mamahnya untuk berterus terang. Akhirnya, mamahnya berjanji bahwa ia akan menceritakannya nanti kalau Nely sudah tamat SMA. Itulah sebabnya Nely menagih janji mamahnya untuk bercerita.

Setelah selaesai salat asar dan Dery sudah kembali dari masjid, mereka langsung mengerjakan perkerjaan rutin sore hari. Mamah Nely langsung ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Kedua anaknya sudah tahu tugasnya masing-masing. Namun sebelum mereka berpencar untuk mengerjakan pekerjaan masing-masing, Nely sempat berpesan kepada mamahnya.

“Besok pagi, habis sarapan, Mamah harus menepati janji! Oke, Mah?”

“Oke, Kakak Nely Cantik. Insyaallah Mamah akan tetapi janji Mamah.

“Ya! kok, insyaallah sih, Mah!

“Iya, Nely. Kita harus mengucapkan insyaallah kalau berjanji. Kan kita tidak tahu yang akan terjadi setelah saat ini. Mamah akan sungguh-sungguh menepati janji bila Allah mengizinkan. Oke, Cantik?”

“Oke, Mamah. Besok pagi.” nada bicara Nely penuh tekanan.

“Insyaallah.”

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post