Sri mulyani

Guru Biologi SMAN 1 Kaliwungu Kab Kendal, berupaya selalu setia pada yang baik dan membaikkan kita...

Selengkapnya
Navigasi Web

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING MELALUI PERENCANAAN PROGRAM YANG KOMPREHENSIF DI SMAN 1 KALIWUNGU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepekaan akan eksistensi program Bimbingan Konseling di sekolah terhadap tuntutan pengembangan potensi akademik peserta didik sebagai mahkluk pribadi/sosial dan merencanakan kehidupan karir masa depan menjadi salah satu alasan pengembangan Program BK yang ada. Evaluasi terhadap pelaksanaan program senantiasa diperlukan guna perbaikan program berikutnya yang efektif dan efisien serta terintegrasi dalam penyelenggaraan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pimpinan sekolah, guru, orang tua dan masyarakat.

Di dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di SMA N 1 Kaliwungu juga tidak lepas dari pengembangan program BK. Pada tahun sebelumnya kegiatan layanan BK di sekolah ini disusun tanpa perencanaan program yang baik. Setiap awal tahun ajaran baru para guru BK hanya sekedar menyusun program kerja masing-masing tanpa dikoordinasikan dengan semua pihak manajemen yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah, waka kesiswaan, waka sarpras, wali kelas, guru, koordinator BK dan komite sekolah. Akibatnya terdapat sebagian kegiatan layanan yang diprogramkan bertabrakan waktu dan tempatnya dengan kegiatan sekolah yang lain. Tidak jarang akibat kurangnya koordinasi kegiatan layanan BK dengan para guru dan wali kelas menyebabkan terjadinya miskomunikasi antara guru mapel atau wali kelas dengan guru BK.

Untuk itu diperlukan adanya managemen yang baik dalam mengatasi permasalahan tersebut agar layanan bimbingan konseling dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut pakar Sergiovanni, langkah-langkah dalam managemen yang baik meliputi: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), pengerahan (Leading) dan Pengontrolan (Controlling). Salah satu langkah managemen BK yang dikembangkan di SMAN 1 Kaliwungu tahun pelajaran 2017/2018 adalah memperbaiki perencanaan program BK. Sebagai langkah awal tolok ukur keberhasilan suatu program yaitu tersusunnya program yang terencana dengan sistematis, terkoordinir, tepat sasaran dan bersifat komprehensif. Dengan perencanaan program yang komprehensif dari berbagai aspek dan terkoordinir dengan baik diharapkan program tersebut nantinya dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa mengganggu kegiatan sekolah lainnya dan selaras dengan kegiatan pembelajaran guru, peran wali kelas, koordinator BK, waka kesiswaan dan stake holder lain yang terlibat. Perencanaan matang yang telah mempertimbangkan ketersediaan segi pembiayaan, sarana prasarana, waktu dan kemampuan sumber daya manusia di sekolah dan masyarakat diharapkan dapat menjadikan layanan bimbingan yang lebih terarah dan tepat sasaran(sesuai target).

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1. Bagaimana efektifitas layanan bimbingan konseling melalui perencanaan program yang komprehensif di SMAN 1 Kaliwungu?

2. Bagaimana penerapan managemen BK di SMAN 1 Kaliwungu

C. Tujuan Penelitian

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sejauh mana efektivitas layanan bimbingan konseling melalui perencanaan program yang komprehensif di SMAN 1 Kaliwungu.

2. Mendeskripsikan managemen BK yang diterapkan di SMAN 1 Kaliwungu.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang efektifitas pelaksanaan program layanan bimbingan konseling di sekolah.

2. Memberi informasi pada pembaca pada umumnya dan guru BK pada khususnya tentang perlunya perencanaan program yang terkoordinasi dengan baik sebelum menyusun program kerja di sekolah.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas Layanan Bimbingan Konseling

Menurut Widjaya (1993:32) efektivitas merupakan hasil membuat keputusan yang mengarahkan melakukan sesuatu dengan benar, yang membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tujuan. Sejalan dengan itu Sarwoto (1990:126) menjelaskan bahwa efektifitas sama halnya dengan berhasil guna yaitu pelayanan yang baik corak dan mutunya benar-benar sesuai kebutuhan dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Mahmudi (2005:92) menuturkan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi(sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Sedangkan Al Barary dan Putranto (1994: 128) mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan guna, hasil guna atau mencapai tujuan. Efektivitas adalah keberhasilan guna dalam pelaksanaan tujuan dan fungsi rencana atau program keterkaitan antara aturan dan tujuan kondisi ideal (Sujud: 1989: 154).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa efektivitas merupakan hasil guna atau pencapaian tujuan dari suatu kegiatan. Efektivitas ditentukan oleh keberhasilan suatu tujuan dari kegiatan tersebut. Jika kegiatan tersebut dapat berhasil sesuai tujuan maka kegiatan tersebut dinyatakan berjalan efektif. Semakin besar kontribusi output maka semakin efektif pula program atau kegiatan yang dijalankan.

Kegiatan layanan bimbingan konseling merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi semua peserta didik di tiap jenjang/tingkat kelas. Sesuai asal katannya BK terdiri atas dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam memutuskan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah. Bimbingan bertujuan unutk membantu seseorang agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya (Sukardi, 1983: 65). Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilan untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya (Nurihsan, 2005: 8). Dengan demikian yang dimaksud layanan bimbingan konseling disini adalah suatu bentuk sarana dalam BK yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan para peserta didik dan membantu mengatasi masalah yang dihadapinya. Layanan BK mencakup tujuan, kegiatan, pelaksanaan dan hal-hal khusus lain yang berkaitan dengan kegiatan. Layanan yang diberikan meliputi layanan individual, layanan kelompok/bimbingan terprogram, layanan responsif dan dukungan sistem.

Efektivitas layanan bimbingan konseling dapat diartikan sebagai ketepatan atau keberhasilan layanan BK yang diberikan kepada para peserta didik dalam membantu mengatasi masala-masalah yang dihadapi dan pengembangan rencana karirnya.

B. Prinsip Manajemen Pelayanan BK

Secara umum prinsip-prinsip manajemen pelayanan BK meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepempinan (leading), dan pengawasan (controlling).

1. Perencanaan (planning)

Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu proses kegiatan, membutuhkan perencanaan yang matang dan sistematis dari mulai penyusunan program hingga pelaksanaannya. Agar pelayanan bimbingan dan konseling memperoleh hasil sesuai tujuan yang telah dirumuskan, maka kegiatan ini penting dilakukan dan diperlukan.

2. Pengorganisasian (organizing)

Berkenaan dengan pelayanan bimbingan tersebut dikelola dan diorganisir. Sistem pengorganisasi pelayanan bimbingan dan konseling bisa diketahui dari struktur organisasi sekolah tersebut. Organisasinya terdiri atas koordinator, anggota, dan staf administrasi.

3. Penyusunan personalia (staffing)

Bagaimana para personalia ditetapkan, disusun, dan diadakan pembagian tugas (job description), agar dalam pelaksanaannya menjadi efektif dan efisien sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.

4. Pengarahan dan kepempinan (leading)

Berkenaan dengan mengarahkan dan memimpin para personalia sehingga bekerja sesuai dengan job atau bidang tugasnya masing-masing, agar aktivitas pelayanan menjadi terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

5. Pengawasan (controlling).

Berkenaan dengan melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan mulai dari penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya.

C. Perencanaan Program BK yang komprehensif

Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional) dan administrasi sekolah. Sebagi sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem. Hal ini bertujuan agar pencapai hasil dalam onteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang hambatan kegiatan dan antisipasinya.

Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidang-bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.

b. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan yang ada di sekolah.

c. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan menujang pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.

Pengertian program menurut Joni (1981) dalam makalah Mansur (2016) menyatakan program adalah seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa suatu program harus mengandung unsur-unsur: seperangkat kegiatan, dirancang,dilakukan secara berkesinambungan dan saling terkait, adanya tujuan tertentu.

Program Bimbingan Konseling yang komprehensif mengorganisir tugas dan tanggung jawab konselor pada berbagai kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung dan layanan program bersifat individual atau kelompok.

Program BK komprehensif memiliki 4 komponen yaitu:

1. perencanaan individual

2. layanan kegiatan bimbingan terprogram

3. layanan responsif

4. sistem pendukung

Masing-masing komponen program bimbingan konseling akan dirinci dalam penjelasan berikut ini:

1. Komponen Layanan Perencanaan Individual

Untuk dapat mengembangkan kegiatan, program yg relevan dan efektif, para konselor memerlukan data yang obyektif yang dapat dilakukan melalui: Pengumpulan biodata peserta didik, daftar cek masalah,angket, studi dokumentasi, inventori multiintelegensi, data psikotes, kemungkinan data – data yang lainnya

Dari seluruh data yang ada akan dianalisa dan diinterpretasikan dan dibuat profil keberadaan peserta didik yang mencakup kekuatan dan kelemahan peserta didik secara individu atau kelompok. Berikutnya hasil interpretasi data sebagai dasar penyusunan berbagai program tindak lanjut, seperti :

1) Memberi kemudahan bagi konselor utk menyusun program

2) Memberi kemudahan pengembangan layanan perencanaan individual, karena dengan adanya pengklasifikasian maka data lengkap individu/kelompok mudah diakses sebagai bagian dari portofolio (data computerize)

3) Memberi kemudahan utk menyelenggarakan layanan responsif

4) Sebagai gambaran global mengenai keberadaan peserta didik di sekolah yang dapat disosialisasikan dengan guru, wali kelas, pimpinan dan orang tua.

2. Komponen Layanan Kegiatan Bimbingan Terprogram

Kurikulum bimbingan sebagai inti dari program bimbingan komprehensif yaitu pengembangan pribadi sosial yang mandiri secara berkesinambungan, pengembangan peran diri secara akademis dalam merencanakan kehidupan masa depan dan perencanaan kehidupan karir. Dari berbagai topik yang ada dapat dikembangkan secara fleksibel atas dasar standar kompetensi kemandirian peserta didik yang dibutuhkan dan berorientasi pada tugas perkembangan di setiap jenjang pendidikan. Tersedianya jam khusus untuk kegiatan layanan bimbingan dengan pendekatan kelompok, konselor perlu berkonsultasi dan berkolaborasi dengan guru, pimpinan sekolah, serta partisipasi peserta didik dalam menghimpun masukan sebelum merencanakan program BK dan mensosialisasikannya dg berbagai pihak terkait.

3. Layanan Responsif

Merupakan layanan yang diberikan oleh konselor kepada mereka yang memerlukan bantuan pemecahan masalah dan kemungkinan alih tangan jika permasalahannya diluar kompetensi profesi konselor sesuai kode etik profesi

4. Komponen Sistem Pendukung

Dalam segi administrasi dan manajemen, program BK yang komprehensif memerlukan dukungan sistem karena keberhasilan dan efektivitas program ketiga komponen tersebut akan berkaitan dengan komponen dukungan sistem.

Dalam pelaksanaan di lapangan sebuah program yang komprehensif ini perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perlu keterlibatan berbagai pihak yang saling terkait seperti waka sarpras, waka kesiswaan, wali kelas, guru, kepala sekolah dan juga komite. Di dalam perencanaan ini perlu dipertimbangkan waktu, tempat dan segi kemampuan keuangan sekolah agar setiap kegiatan dapat berjalan efektif tanpa berbenturan dengan kegiatan sekolah yang lain dan tetap mendapat dukungan dari semua warga sekolah. Perlu sosialisasi program dengan jelas di awal tahun yang melibatkan semua tim pengembang program BK di sekolah.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Efektivitas Layanan BK melalui Perencanaan Program yang Komprehensif

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMAN 1 Kaliwungu dapat diketahui bahwa pada kondisi awal sebelum melakukan perencanaan program dengan menyeluruh atau komprehensif, kegiatan layanan BK masih kurang efektif. Hal ini terlihat dari munculnya kegiatan yang masih berbenturan waktu dan tempatnya dengan kegiatan sekolah. Misalnya kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan media pada kelas tertentu yang dilakukan di ruang laboratorium fisika ternyata berbenturan dengan kegiatan belajar mengajar mengajar di ruang yang sama. Karena kurangnya koordinasi dan perencanaan yang baik menyebabkan ternyadinya hal tersebut. Dengan demikian tujuan yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal. Metode perbaikan yang digunakan untuk mengatasi ketidakefektifan layanan ini yaitu memperbaiki perencanaan program BK yang komprehesif.

Setelah dilakukan perencanaan program dengan cermat, menyeluruh dari berbagai aspek menjadikan kegiatan layanan BK menjadi lebih terarah, sesuai waktu dan sesuai tujuan yang diharapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan layanan BK sudah berjalan efektif. Tidak ada guru yang komplain terhadap kegiatan BK yang dilakukan terhadap peserta didik karena sudah disosialisasikan dan dikoordinasikan sebelumnya di awal tahun ajaran baru. Sebelum program BK yang disusun disyahkan oleh kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah, program tersebut sudah dibahas dalam rapat koordinasi antara berbagai pihak yang berkepentingan yaitu guru BK, koordinator BK, waka kesiswaan, wali kelas dan perwakilan guru dari berbagai tingkat.

B. Penerapan Manajemen BK di SMAN 1 Kaliwungu

Implementasi Tindakan Manajerial yang dilakukan dalam manajemen BK di SMAN 1 Kaliwungu adalah:

1. Identifikasi Kasus

Sebelum memberi layanan, sebagai langkah awal perlu melakukan observasi kepada peserta didik di ligkungan SMAN 1 Kaliwungu baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

2. Melakukan diagnose yang tepat

Setelah permasalahan dari peserta didik teridentifikai selanjutnya didiagnosa untuk ditentukan pokok permasalahan yang ditemukan dan alternative solusinya yang tepat.

3. Pemberian Layanan Tindakan

Dari beberapa kasus/masalah yang ditemukan dari hasil observasi, dalam penelitian ini dibatasi masalah sopan santun. Sedangkan solusi atau tindakan perbaikan yang dipilih adalah layanan bimbingan kelompok melalui teknik biografi beberapa tokoh inspiratif yang dilakukan dengan paparan materi, diskusi dan terapi. Berikutnya dilakukan refleksi tindakan ini terus dipantau setiap minggunya.

4. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Langkah awal yang terus dilakukan sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari hasil evaluasi kegiatan layanan BK tahun lalu yaitu perencanaan program. Karena dengan perencanaan yang komprehensif dapat meminimalisir terjadinya benturan kegiatan dengan program dari kesiswaan atau program sekolah yang lain. Untuk itu pada kegiatan perencanaan ini benar-benar para konselor atau guru BK dan koordinatornya mengatur sebaik mungkin agar program yang disusunnya dapat berjalan sebagaimana mestinya. Setelah direncanakan dengan baik baru dilanjutkan dengan langkah yang kedua yaitu pengorganisasian. Perlu kiranya kegiatan BK yang sudah diprogramkan ini diatur pelaksana dan sasaran kegiatannya dengan tertib. Untuk itu diperlukan suatu pengaturan organisasi BK yang baik dan terstruktur. Berikutnya lanjut langkah ketiga yaitu pengerahan, dalam hal ini diperlukan suatu koordinasi yang baik antara BK dan berbagai komponen pendukung lain di sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Terakhir baru diadakan pengawasan atau kontroling dari kegiatan yang dilakukan. Sejauh mana ketercapain program, apa saja kendala-kendala yang terjadi dan bagaimana solusi yang mungkin dipilih.

Manajemen BK yang diimplentasikan di SMAN 1 Kaliwungu pada prinsipnya mempunyai tiga ciri, yaitu:

(a) Melibatkan semua kelompok stakeholders dalam penyusunan program sekolah dan pengambilan keputusan.

(b) Pengambilan keputusan secara kolektif dan

(c) Partisipasi atau kerja sama antara stakekholders dalam penyusunan dan penyelenggaraan program.

Ketiga aspek ini bisa diienmplemtasikan dalam pelayanan bimbingan dan konsling. Artinya penyusunan dan penyelengaraan program pelayanan BK di SMAN 1 Kaliwungu juga mensyaratkan adanya kerja sama partsipasi,dan keterbukaan antara semua pihak terkait. Dengan demikian mulai dari perencanaan, penfoganisasian, pengerahan dan koordinasi serta pengawasan terlaksana dengan baik sesuai program yang telah disepakati bersama.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui perencanaan program yang komprehensif dapat meningkatkan efektivitas layanan BK bagi peserta didik di SMAN 1 Kaliwungu.

2. Penerapan manajemen BK di SMAN 1 Kaliwungu dimulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengerahan dan pengawasan.

B. SARAN

1. Setiap sekolah seharusnya selalu melakukan perencanaan program kegiatan dengan komprehensif dan melibatkan semua komponen yang menjadi sumber daya sekolah.

2. Sebagai pemegang kebijakan dalam suatu organisasi harus mampu mengakomodir semua kepentingan layanan sehingga tujuan layanan dapat tercapai dan tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Al Barary, M.Dahlan dan Purtanto, Pius A. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka

Mahmudi.2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Nurihsan, A.Jundih dan Yusuf, Samsu. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sarwoto, 1990. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghali Indonesia

Sujud, Aswarni. 1989. Mitra Fungsional Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Purbasari

Sukardi. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional

Widjaya, Amin Tunggul.1993. Manajemen Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, Jakarta: Rineka Cipta Jaya

Menzour.blogspot.com/2016/makalah-manajemen-bimbingan-dan html diakses 1 Juni 2018.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terus semangat y Bun..

02 Jun
Balas



search

New Post