Jam pertama hari ini kulewati bersama anak-anak X MIpa 5. Dengan penuh semangat membawa berbagai macam tumbuhan paku yang ada di sekitar sekolah untuk diamati bersama para siswa. Mencoba membangkitkan rasa ingin tahu para siswa tentang tumbuhan yang sengaja aku bawa ke dalam kelas mereka. Kuawali dengan pertanyaan "Coba perhatikan tumbuhan yang ibu bawa, tumbuhan apakah ini?" Sembari kusodorkan dan kubagi macam-macam tumbuhan yang kubawa tadi pada para siawa. Spontan satu persatu mereka mulai aktif menanya, kelas yang biasanya sepi tak ada yang tertarik bertanya atau tak ada keberanian bertanya mulai rame. Apalagi dengan kubawa serta buku daftar nilai, siapa yang aktif bertanya atau berpendapat kucatat namanya. Ternyata...mereka antusias sekali, seolah berlomba puaskan rasa ingin tahunya.

Begitulah kelas menjadi hidup, pembelajaran lebih bermakna. Tanpa harus kutunjuk mereka berebut untuk mengacungkan tangan agar terpilih maju presentasi menyampaikan hasil temuannya dari tumbuhan yang ia amati.

Ah..senangnya muridku sungguh luar biasa. Ternyata mereka juga tidak jauh beda dengan murid SMA lain di tengah kota yang katanya pada di atas rata-rata (lebih familiar disebut pinter). Mereka tidak bodoh tidak pasif seperti kata teman-teman guru lainnya. Mereka hanya perlu sentuhan sedikit, warming up yang menggelitik (=menggugah rasa ingin tahunya), dan mungkin adanya media yang bisa divisualkan bukan hanya cerita.

Hari ini jadi satu introspeksi dalam diriku jangan-jangan kalau ada anak didikku tidak tuntas dalam belajar, bukan hanya karena mereka malas belajar. Mungkin karena gurunya yang kurang variasi dalam mengajar.

Untuk itu mari kita koreksi diri kita, berikan pelayanan prima pada customer kita. Siapa ?

Para siswa, orang tua dan masyarakat tentunya.

Mari kita gali skill mereka tanpa harus menjejali dengan banyak kata. Mari bicara dengan media, model, metode atau bla...bla..bla..Demi wujudkan generasi emas yang berkarakter, inovatif, kreatif dan berdaya saing tinggi di masa mendatang.