Sri Mulyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepatu hilang

TANTANGAN HARI KE 2

#GURUSIANA

Pagi itu cuaca sangat cerah, saya mulai bersiap siap beraktifitas berangkat ke sekolah setelah semua pekerjaan rumah ini rampung, saya berangkat dari rumah menuju ke tempat tugas dengan suasana hati yang cerah juga, secerah suasana pagi ini.

Sampai di sekolah di pintu gerbang sekolah, sudah berdiri bapak dan ibu guru yang piket bertugas menyambut anak anak yang baru datang , anak anak yang baru datang ke sekolah sebelum masuk kelas mengucapkan salam terlebih dahulu kepada guru piket yang berjejer berdiri dipintu gerbang, setelah mengucap salam mereka langsung bersalaman kepada bapak ibu guru piket secara bergantian , setelah itu barulah mereka masuk kelas. Begitulah kegiatan pagi di sekolahku sebagai bentuk pendidikan karakter bagi anak sejak dini.

Begitu pula dengan saya sebelum masuk ke dalam sekolah di pintu gerbang masuk sekolah, menyapa dulu, senyum baru salam dan berjabat tangandengan anak anak dan sesama guru, setelah itu saya langsung meletakkan sepeda di tempat parkir, yang tempatnya tepat berada di depan kelas 3, dari tempat parkir langsung menuju ke ruang guru, ku letakkan tasku di meja guru.

Sejenak saya menoleh ke halaman, ternyata anak anak sudah siap untuk melaksanakan senam pagi, saya juga bergabung untuk mengikuti senam pagi bersama, setelah musik senam di bunyikan semua guru dan siswa melaksanakan senam pagi bersama dengan penuh ceria seceria suasana pagi ini. Senam sudah selesai kemudian anak anak masuk ke dalam kelas masing masing dan semua guru masuk ke ruang guru untuk melaksanakan doa bersama sebelum masuk ke kelas melaksanakan proses belajar mengajar di kelas .

Teman teman guru sudah mulai keluar dari ruangan guru dan mereka menuju ke kelas masing masing, begitu juga denganku menuju ke kelas yang hari itu jadwal mengajarku di kelas 3. Ku langkahkan kakiku menuju kelas 3 yang tidak jauh dari ruang guru, sampai di pintu kelas saya ucapkan assalamu'alaikum dan anak anak menjawab dengan ucapan wa'alaikum salam, saya menyapa anak anak sebelum memulai pelajaran, saya menyapanya dengan ucapan akrab yang terbiasa di ucapkan sehari hari. Apa kabar anak anak sapaku, anak anak menjawab dengan ucapan Alhamdulillah, Luar biasa, allahu akbar, Yes, setelah itu langsung berdoa bersama sebelum memulai pelajaran.

Pelajaran sudah di mulai, anak anak sudah belajar dengan seksama, aktif dan menyenangkan, di sela sela pelajaran berlangsung, tiba tiba salah satu anak mendekat padaku, dia berkata Bu Sri saya minta izin untuk pergi ke kamar mandi. Saya menjawab: Iya silahkan. Anak itu menjawab lagi. Terima kasih bu. Kemudian anak itu keluar, namun sampai di pintu kelas anak itu langsung menuju ke tempat sepatu, karena di kelas tersebut, sepatu tidak di pakai ke dalam kelas, namun di buka dan di letakkan rak sepatu di luar kelas.

Sejenak kemudian anak itu seperti terlihat kebingungan, dan kembali kembali ke kelas melaporkan kalau sepatunya hanya tinggal sebelah sedangkan sebelahnya tidak ada entah ke mana. Melihat kejadian itu anak itu langsung bertanya kepada temannya tetapi tidak ada yang mengaku, dan sayapun sebagai seorang guru tidak tinggal diam, bertanya kepada anak kelas 3 mungkin ada yang melihat sepatu itu, tapi semua diam dan tidak ada yang mengaku, karena tidak ada satupun yang mengaku maka sayapun bertindak lebih tegas lagi kalau sepatu itu sampai tidak di temukan.

Anak anak di kelas itu saya beri tugas untuk mencari bersama, tapi tidak ada. Akhirnya salah satu anak nyeletuk.

Bu sri tadi sepatu itu ada yang menyembunyikan. Saya bertanya siapa yang menyembunyikan? Anak itu menjawab: Itu bu, tangannya sambil menunjuk kepada salah satu teman di kelas itu. Yang di tuduh kaget, dan akhirnya dia berkomentar, bukan saya bu saya tidak tahu apa apa. Anak itu tetep ngotot menuduh anak itu yang menyembunyikan. begitu pula anak yang di tuduh ngotot juga tidak ngaku, akhirnya mereka saling tuduh menuduh, sampai sampai mereka mau berkelahi. Akhirnya saya sebagai seorang guru mengambil tindakan dengan kejadian tersebut, dan memutuskan untuk mencari sekali lagi bersama sama.

Anak anak pada sibuk mencari sepatu yang hilang tersebut, ada yang mencari di tempat parkir , depan musholla di bawah meja bahkan ada yang melihat ke atas genting, setelah beberapa lama akhirnya salah satu anak menemukan sepatu itu berada tepat di bawah sepeda motor yang parkir di belakang sekolah. Waah....jauh betul sepatu itu berada, dan tidak tahu siapa yang menyembunyikan atau membawanya, yang jelas sepatu itu sudah di temukan dan tuduhan tersebut tidak benar, maka kedua anak tersebut saya pertemukan untuk meminta maaf dan memaafkan, dan pada akhirnya mereka berdamai.

Itulah kisah sepatu hilang yang hampir hampir saja menimbulkan fitnah dan perkelahian, namun pada akhirnya berakhir dengan perdamaian.

Bondowoso, 21 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post