Sri Muryanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SI PEMBURU MAAF

SI PEMBURU MAAF

Buku ini menceritakan tentang kisah seorang guru sederhana yang baru saja selesai merawat dan ditinggal Ayah tercinta karena keganasan kanker kotak. Karakternya yang ulet, membuat kepala sekolah percaya pada dirinya akan semua tanggungjawab yang dia emban. Suatu ketika karena waktu yang mendesak, tugas yang diemban, dia lakukan dengan sistem nglembur bersama beberapa guru dan siswa yang bersedia membantunya. Tanpa berpikir panjang, dan tanpa koordinasi dengan pihak terkait, ternyata tugas yang diemban membutuhkan banyak pikiran, tenaga, dan biaya. Semua itu diabaikannya, dia tanggung sendirian, bahkan uang dari kantong pribadinya pun terkuras habis untuk mencukupi kebutuhan, sementara diahanya diam, diam dan membisu karena bingung harus minta bantuan serta berkata dengan siapa, hanya tetesan air mata yang setia menemaninya.

Sang guru tidah pernah berpikir panjang akan hal itu, yang dia pikirkan cuma “bagaimana kegiatan bisa berakhir sukses”. Alhamdulillah pelaksanaan kegiatan boleh dikata sukses, nama sekolah menjadi semakin harum disetiap sudut wilayah kabupaten. Namun seusai kegiatan, terjadi insiden yang tidak terduga, sebagian hasil karya hancur berkeping-keping, ditendang, diinjak-injak, dirusak oleh siswa yang suka cari perhatian (caper). Karena terlalu lelah dan banyak yang dipikirkan, melihat kejadian itu, hati seorang guru tersayat-sayat, tersakiti, terhina, menggerutu dan amarah sang gurupun meledak tidak tertahan lagi, dia khilaf tiada kendali, bahkan berperilaku konyol dan salah saran pada beberapa sahabatnya.

Akhirnya, guru itupun tertunduk tersipu malu, ini salah siapa? Hatinya bingung, diam seribu kata, dan menyesali perbuatannya, dia benar-benar khilaf dan tak berdaya lagi, seluruh tubunya lemas lunglai tak bertenaga karena kebodohannya, walaupun kondisi tak memungkinkan, dia mencoba berdiri tegak dan berlari untuk memburu maaf kepada sahabat-sahabatnya, dengan deraian air mata dia berkata ‘Wahai sobat, aku ini orang paling hina, orang yang berlumuran dosa, orang termiskin dan terbodoh didunia, pantaskah aku untuk dimaafkan? Bersediakah engkau memafkanku? Cambuklah aku sepuasnya, hukumlah aku, bunuhlah aku sekarang juga hingga engkau memaafkan diriku !

Penulis adalah peserta Sagusabu Wonosobo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

subhanallah...lanjutkan bu bagus sekali

29 Apr
Balas

Terimakasih bu...do'akan saya bu,,, Semoga saya bisa menyelesaikan dengan baik.

29 Apr

Hebat...bu.. Bisa 50 hslaman bu

29 Apr
Balas

Wah,,,jangan memuji bu..entar bajuku ndak muat lho....

29 Apr



search

New Post