Karena Mengeluh Bukan Solusi, Guru Perlu Cerdik Mensikapi Dampak Kebijakan (78)
Full day school atau lima hari sekolah yang telah berjalan selama empat tahun ini ternyata masih menyisakan pekerjaan rumah yang berat bagi para guru. Terlebih bagi mereka yang mendapat jatah mengajar pada jam ke tujuh, delapan, sembilan, dan sepuluh, yang berlangsung pada pukul 12.30 hingga 15.30.
Kondisi siswa yang lelah, baik fisik maupun psikis, ditambah cuaca panas, tentu membuat keadaan makin runyam. Barangkali agak melegakan bagi yang menghuni kelas ber AC namun bagaimana dengan mereka yang sebagian besar ada di kelas yang hanya dilengkapi dengan kipas angin?
Menghadapi situasi seperti ini tentu sangat diperlukan kreatifitas guru untuk dapat menyiasatinya supaya KBM tetap memikat dan diminati peserta didik. Terlebih bagi guru Bahasa Inggris yang hanya memiliki dua jam pelajaran atau 2 X 45 menit setiap minggunya.
Menuntut siswa agar tetap berkonsentrasi pada kegiatan belajar mengajar tentu saja tak cukup hanya dengan bermodalkan kata-kata atau dengan kalimat perintah, “Pay attention please!” atau “Helloooooooww! Are you with me? “ lebih – lebih pada jam-jam horror yang saya sebutkan di atas.
Setiap pertemuan harus bermakna
Pelajar zaman now lebih kritis dan cenderung lebih “vulgar “dalam menyampaikan pendapatnya ke guru. Mereka paham isi kurikulum per mata pelajaran dan tahu betul kompetensi dasar apa saja yang akanmereka pelajari dalam setiap semester per jenjangnya. Pemahaman ini diperoleh dari bimbingan belajar maupun guru privat-nya.
Mensikapi fakta-fakta yang saya sebutkan di atas ( full day school, dua jam per minggu dan siswa yang kritis) maka sebagai guru yang “professional “ saya tidak mau mati gaya di depan kelas.
Salah satu cara untuk menunjukkan keprofesionalan saya adalah mensosialisasi rencana KBM saya dalam satu semester di awal semester. Materi sosialisasi adalah segala rencana yang akan saya lakukan dalam satu semester meliputi materi, alokasi waktu, target dalam setiap pertemuan, jadwal ulangan harian/ evaluasi dan jenis tugas.
Setiap pertemuan saya kemas dalam satu paket hemat terdiri dari satu materi dengan metode tertentu + latihan + post test. Post Test yang saya berikan berfariasi bentuknya (lesan atau tertulis) disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Yang terpenting dari post test tersebut adalah tidak terlalu banyak jumlahnya ( maksimal 10 nomer) dan langsung diberikan penilaian/reward/point/score. Tujuan utama pemberian point/score pada setiap pertemuan untuk memotivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan merasa sayang untuk melewatkan setiap pertemuan. Point bisa ditambahkan pada nilai ulangan harian atau nilai tugas. Guru tak perlu sungkan untuk menyampaikan secara vulgar perubahan nilai dengan adanya penambahan poin.
Sistem paket hemat ini memotivasi peserta didik untuk mengikuti pelajaran secara serius dan bergairah karena setiap pertemuan mampu membangkitkan rasa penasaran mereka terhadap “menu “baru yang akan disajikan guru.
Guru perlu mengembangkan kreatifitas dalam menyusun paket hemat-paket hemat ini sehingga tetap menjadi satu kesatuan yang utuh terkait kompetensi dasar yang diajarkan Pembuatannya mengacu pada program semester yang di break down menjadi Time Schedule per minggunya / per pertemuannya. Time schedule ini mencantumkan tanggal pelaksanaan beserta materi yang ditargetkan.
Dapat disimpulkan bahwa di awal semester siswa mendapat penjelasan tentang judul kompetensi yang akan dipelajari, berapa minggu diperlukan untuk menguasai materi tersebut, apa saja materi yang hendak diajarkan dalam setiap pertemuannya / kegiatan apa yang akan dilakukan sesuai tanggal tersebut termasuk jadwal evaluasi kompetensi tersebut.
Satu pelajaran berharga dapat dipetik dari langkah ini yakni baik guru maupun siswa memiliki arah yang jelas saat proses KBM berlangsung. Guru dan siswa terbiasa untuk melakukan perencanaan yang rinci dan detail dalam melaksanakan suatu kegiatan. Perencanaan yang matang mengajarkan pada guru dan siswa untuk menghargai waktu dan memanfaatkannya seefektif mungkin. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Lewatnya waktu pasti ada target yang dicapai.
Golden seconds
Untuk menekankan kemampuan kognitif. Bila dicermati ada satu masa di mana murid dengan kesadaran sendiri berada pada periode yang benar-benar dalam konsentrasi penuh. Kondisi dimana pikiran dan mentalnya tercurah penuh pada guru termasuk pada pelajaran yang diajarkan. Mereka sanggup mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi mereka tanpa paksaan dari siapapun.
Kapan itu?
Masa itu adalah detik-detik menjelang ulangan harian (+15 menit sebelum ulangan harian). Guru dapat memanfaatkan golden seconds untuk mengulas kembali atau mengulang / review substansi kompetensi yang ditargetkan (new vocabularies, language feature yang diteskan dan lain-lain yang tentu saja terkait dengan materi evaluasi / ulangan). Dengan cara ini hasil evaluasi bisa maksimal dan guru memeroleh kesempatan menanamkan kompetensi yang ditargetkan dalam benak siswa secara mendalam dan maksimal pula
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju
thanks bunda Rita atas dukungannya.... salam literasi
Ya...saya suka tulisanya
Bunda Gustriyarini, thanks dukungannya... salam literasi