Menunda Sejatinya Bahagia (100)
Pintu gerbang kubuka perlahan setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Semarang ke Kudus. Belum sempat melaporkan diri ke penjaga piket, terdengar teriakan memanggil buah hatiku. “Sekar, sambangan.” Sambangan adalah istilah pondok yang artinya kunjungan orang tua.
Tidak seperti biasanya, kali ini aku harus menunggu putri bungsuku keluar dari kamarnya agak lama. Ah, ternyata dia tidak berada di kamar. Kulihat dari jauh, dia bersama lima orang temannya menuruni atap gedung lantai empat yang sedang dalam proses pembangunan. Mereka menapaki anak tangga sambil berbincang hangat, berkain sarung dan bersedekap memegang Al-Quran. Rasa haru menjalar di dada. Tak sadar bibirku tersenyum. Ada damai yang meronai sekujur tubuhku. Rindu yang menggelegak, perlahan terburai mendapati dia berada di tempat yang jauh dari hingar bingar pergaulan milenial.
“Ibu, bawa apa?” tanyanya lembut sambil membolak-balik dos-dos berisi oleh-oleh. “Wow! Ibu ko tahu sih apa yang kumau. Banyak banget” katanya begitu melihat dos Triple Big Box Pizza Hut. Sambil berbinar ceria, dia melanjutkan ceritanya. ”Sekarang tambah berat, Ibu, setiap hari aku harus murojaah satu juz. Kalau ngga, Ustadah ga mau menaikkan hafalanku. Makanya setiap hari aku tidur pukul satu malam. Yee! nanti malam ditemani Pizaa Hut”. Celotehnya mengalir ceria. Mataku terus menatap rautnya, tak hendak sedetikpun lepas dari romannya yang kian lembut dan santun.
Tiga puluh menit berlalu, saatnya aku kembali ke Semarang. Kulambaikan tangan padanya dengan segenap rasa yang sulit kuuntai dengan kata-kata. "Ibu ingin memanjakanmu, Cah Ayu. Ibu ingin memenuhi semua yang kau mau, tapi ibu memilih dibatasi ruang dan waktu demi bahagia sejatimu. Ibu sayang padamu lebih dari yang kau tahu" ucapku dalam hati.
*murojaah= membaca di luar kepala ayat-ayat yang telah dihafal di depan ustadah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu
Thanks dear for coming. Barakallah
Luar biasa Bunda, cerita inspiratif, calon Hafidzah
Terimakasih berkenan berkunjung bunda. Barakallah
Gadis yang luar biasa, sukses selalu bu
Terimakasih bunda Prisma , doa yang sama untuk bunda. barakallah
Baguuuus bu..
Terimasih bunda atas kunjungannya
wow, cerita yang sangat mengharu..saya suka banget bu..anak yg sangat cerdas dan santun
Terimakasih pak Eko apresiasinya... barakallah sukses selalu kagem pak Eko Adri
Brebes mili membaca cerpen ibu. Persis kisahnya beberapa tahun yang lalu. Sukses selalu bu. Barokallah
Binda punya kisah yg sama? Wow pingin tahu kisah bunda. Salam kenal bunda
Demi masa depan anak, rasa rindu dan ingn memanjakan harus kita simpan ya bu.
Betul pak Yusrin...terima kasih kunjungannya