Sri Purnama Dewi

Sri Purnama Dewi, guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Semarang, lahir di kota yang sama tanggal 14 Januari 1968. Kegemarannya menulis telah menelorkan satu buku...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menunda Sejatinya Bahagia (100)

Menunda Sejatinya Bahagia (100)

Pintu gerbang kubuka perlahan setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Semarang ke Kudus. Belum sempat melaporkan diri ke penjaga piket, terdengar teriakan memanggil buah hatiku. “Sekar, sambangan.” Sambangan adalah istilah pondok yang artinya kunjungan orang tua. 

Tidak seperti biasanya, kali ini aku harus menunggu putri bungsuku keluar dari kamarnya agak lama. Ah, ternyata dia tidak berada di kamar.  Kulihat dari jauh, dia bersama lima orang temannya menuruni atap gedung lantai empat yang sedang dalam proses pembangunan. Mereka menapaki anak tangga sambil berbincang hangat, berkain sarung dan bersedekap memegang Al-Quran.  Rasa haru menjalar di dada. Tak sadar bibirku tersenyum. Ada damai yang meronai sekujur tubuhku. Rindu yang menggelegak, perlahan terburai mendapati dia berada di tempat yang jauh dari hingar bingar pergaulan milenial. 

“Ibu, bawa apa?” tanyanya lembut sambil membolak-balik dos-dos berisi oleh-oleh. “Wow! Ibu ko tahu sih apa yang kumau. Banyak banget” katanya begitu melihat dos Triple Big Box Pizza Hut. Sambil berbinar ceria, dia melanjutkan ceritanya. ”Sekarang tambah berat, Ibu, setiap hari aku harus murojaah satu juz. Kalau ngga, Ustadah ga mau menaikkan hafalanku. Makanya setiap hari aku tidur pukul satu malam. Yee! nanti malam ditemani Pizaa Hut”. Celotehnya mengalir ceria. Mataku terus menatap rautnya, tak hendak sedetikpun lepas dari romannya yang kian lembut dan santun. 

Tiga puluh menit berlalu, saatnya aku kembali ke Semarang. Kulambaikan tangan padanya dengan segenap rasa yang sulit kuuntai dengan kata-kata. "Ibu ingin memanjakanmu, Cah Ayu. Ibu ingin memenuhi semua yang kau mau, tapi ibu memilih dibatasi ruang dan waktu demi bahagia sejatimu. Ibu sayang padamu lebih dari yang kau tahu" ucapku dalam hati.

*murojaah= membaca di luar kepala ayat-ayat yang telah dihafal di depan ustadah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu

20 Jun
Balas

Thanks dear for coming. Barakallah

20 Jun

Luar biasa Bunda, cerita inspiratif, calon Hafidzah

21 Jun
Balas

Terimakasih berkenan berkunjung bunda. Barakallah

21 Jun

Gadis yang luar biasa, sukses selalu bu

19 Jun
Balas

Terimakasih bunda Prisma , doa yang sama untuk bunda. barakallah

20 Jun

Baguuuus bu..

21 Jun
Balas

Terimasih bunda atas kunjungannya

23 Jun

wow, cerita yang sangat mengharu..saya suka banget bu..anak yg sangat cerdas dan santun

19 Jun
Balas

Terimakasih pak Eko apresiasinya... barakallah sukses selalu kagem pak Eko Adri

19 Jun

Brebes mili membaca cerpen ibu. Persis kisahnya beberapa tahun yang lalu. Sukses selalu bu. Barokallah

20 Jun
Balas

Binda punya kisah yg sama? Wow pingin tahu kisah bunda. Salam kenal bunda

20 Jun

Demi masa depan anak, rasa rindu dan ingn memanjakan harus kita simpan ya bu.

22 Jun
Balas

Betul pak Yusrin...terima kasih kunjungannya

23 Jun



search

New Post