Sri Rahayu

Mari, berlomba-lomba dalam kebaikan, Fastabiqul Khoirot....

Selengkapnya
Navigasi Web
PAKAI MASKERMU DULU, BARU PASRAH
dok. tribunnews.com

PAKAI MASKERMU DULU, BARU PASRAH

Masa pandemi ini, masih sering ya kita lihat beberapa orang yang berlalu lalang tanpa masker. Kesana kemari, ngoceh sana sini dan seakan gak takut sama sekali bahaya Covid-19. (Eh, tapi memang benar tak seharusnya kita takut, lho. Covid juga makhluk). Tapi gaes.... setidak takutnya kita, ada lho sebenarnya adab yang harus dilakukan, JIKA DAN HANYA JIKA KITA SEBAGAI MANUSIA. Kalau tidak, berarti? Wwkwkwkw...

Adab yang harus dijaga di masa pandemi ini adalah protokol kesehatan. Jika mengaku manusia dan gak ngerti info apa itu protokol kesehatan, lebay tuh! Emak di kampung aja ngerti meski gak gaul dengan sosmed. Pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan, jaga etika batuk, stay home jika tidak perlu banget keluar. Bandelnya tuh, sudah tahu lagi meraja lela si Coorna, eh... masih saja berkeliaran, tanpa masker, tanpa jaga jarak, kalau ditegur? NGamukkk! Alamakkkk...

"Kita pasrah saja sama yang bikin hidup. Kalau sudah waktunya mati ya bagaimanapun tetap akan mati!" Weh, sangar juga kelihatannya kalimat ini. Tapi tunggu dulu. Ada yang kurang beres sepertinya. Bukankah kita sudah diajari untuk berusaha? Berusaha bagaimana merawat kehidupan, berusaha merawat karunia ciptaan Tuhan, toh pada akhirnya nanti kita tetap mati, bukankah lebih baik kita mati dalam keadaan menjaga karunia Nya dengan sebaik-baiknya, dari pada konyol menyerahkan nyawa pada si Corona???

Pasrah itu baik, tapi gunakanlah maskermu dulu, baru pasrah, mau ditakdir mati kena Corona atau bukan, itu urusan lain. Yang penting, sudah berusaha menjaga kehidupan yang diberikan Tuhan dan tidak menyia-nyiakannya.

Tengoklah betapa kasihan keluarga dokter yang harus berjaga keras berjibaku dengan korban si Corona. Bayangkanlah bagaimana dia harus menjaga jarak dengan keluarga demi keselamatan bersama. Satu kena, yang lain akan terimbas. Bagai api yang membakar pada kayu, akan melahap kayu yang terdekat dahulu, dan akhirnya rantai tak kan putus jika kita tidak memutusnya.

Lagi, ingatlah betapa kini semua ikut merasakan dampak Corona yang tak tahu kapan akan berakhir. Jadi, tetaplah pasrah, dan tetaplah pakai maskermu. Yakinlah kita akan mati, dengan kemuliaan menjaga karuniaNya, karena bagi orang yang memiliki Tuhan, dia akan kembali kepada-Nya tanpa ada keraguan".

Pintalah jalan kembali yang diridhoi.

"Ikatlah untamu, barulah tawakal".

Surabaya, 21 Juli 2020

#Tantangan menulis hari ke-30

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post