Hari ini adalah hari senin, 25 November 2019 merupakan perayaan hari Guru Nasional. Sekolah kami (Smk Muhammadiyah 2 Pekanbaru) melaksanakan upacara peringatan Hari Guru Nasional. Dan dihari ini juga, aku bangun kesiangan. Semua itu terjadi, karna aku tidur terlalu larut malam. Bukan sembarang bergadang, aku bergadang dikarenakan membuat soal ujian. Aku buru-buru untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian bergegas mandi dan bergegas menuju sekolah. Jarak tempuh rumahku ke sekolah memakan waktu sekita ½ jam. Belum lagi macet dijalan, terkadang hingga menghabiskan wktu 40 menit untuk sampai di sekolah. Diperjalanan ke sekolah, akupun mengendarai motorku dengan kecepatan maksimal, mengejar upacara.

Sesampai disekolah, jam sudah menunjukkn pukul 07.40.. ah….aku terlambat. Aku terkunci diluar pagar sekolah dengan beberapa orang siswa yang juga datang terlambat. Betapa malunya aku, seharusnya sebagai guru aku memberikan contoh yang baik pada muridku. Namun, apalah dayaku. Kenyataan yang ada aku terkurung diluar pagar bersama siswaku yang juga datang terlambat. Antara malu, kesal dan banyak rasa yang aku rasakan pagi itu. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya pasrah sambil menunggu kunci pagar itu dibuka.

Zizah, murid kelasku menghampiriku. Sontak ia pun bertanya, ibuk, koq ibuk datang terlambat juga? Sama kayak Zizah. Ujar Zizah kepadaku.

Saat itu, rasanya aku ingin berbohong. Ingin berkata bahwa aku terlambat karena motorku bocor. Namun, aku masih sadar, bahwa Allah melihat dan mendengar apa yang aku lakukan dan apa yang aku kerjakan. Akhirnya aku memilih diam dan melempar senyuman atas pertanyaan yang dilontarkan zizah kepadaku. Hingga tak lama setelah itu, penjaga sekolah pun membukakan pintu pagar sekolah dan aku pun langsung masuk, dan tidak dengan siswa yang terlambat itu. Mereka dihukum berdiri selama 15 menit ditengah lapangan sekolah. Hari ini,benar-benar hari yang memalukan dan tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.