CARA MUDAH PENANAMAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Pengertian anak usia dini menurut UNESCO juga sama dengan pengertian yang diberikan oleh para ahli. Anak usia dini adalah anak berusia 0 – 8 tahun, hal ini sedikit berbeda dengan pengertian anak usia dini menurut Sisdiknas. Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 menyebutkan bahwa anak usia dini adalah anak-anak yang berada dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Mansur (2005:88) menyebutkan bahwa anak usia dini merupakan kelompok anak yang sedang dalam periode pertumbuhan dan pekembangan yang bersifat unik.
Anak usia dini memiliki beberapa karakteristik yang menonjol, diantaranya adalah, memiliki egosentris yang tinggi, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, spontan, unik, berjiwa petualang, mudah bosan, memiliki daya konsentari yang pendek, memiliki fantasi yang tinggi, dan mudah frustasi, energik dan aktif, suka meniru. ( Hakekat Anak Usia Dini- Modul UT)
Untuk memudahkan para pendidik dan orang tua dalam penanaman karakter pada anak usia dini, kita harus memahami dan mengenal karakteristik anak usia dini, diantara sekian karakteristik anak usia dini yang paling mudah untuk media penanaman karakter anak usia dini adalah ( suka meniru)
Lalu bagaimana cara kita menanamkan karakter tersebut, DICONTOHKAN, Jika semua hal yang baik kita contohkan melalui tindakan kita sebahgai orang tua dan pendidik, maka anak usia dini yang karakteristiknya suka meniru akan mudah baginya pengaliran karakter.
misalnya, kita mau mengalirkan karakter jujur pada anak usia dini, maka kita sebagai orang tua dan atau pendidik ya harus selalu berbicara jujur didepannya. jangan hanya kita menyuruh mereka berbuat jujur kalau dari kita orang tua dan atau pendidik tidak pernah memberikan contoh perilaku jujur.
Adalagi, saat kita ingin menanamkan sikap disiplin, contohkan pada mereka kalau kitapun disiplin, misalkan waktunya makan ya makan, jangan kita sebagai orang tua atau pendidik memegang gawai saat makan bersama anak-anak, atau waktunya mendampingi belajar, pyur sebagai orang tua ya harus fokus mendampingi belajar, sementara anak belajar orang tua pegang gawai dengan alasan pekerjaan itu bukan contoh yang dapat membentuk anak menjadi disiplin.
dan masih banyak lagi penanaman karakter yang bisa orang tua berikan kepada anak usia dini, dengan metode "DICONTOHKAN"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
terimakasih, masih belajar ...salam literasi kembali
terimakasih, aamiin
Keren bgt ulasannya bubda. Smga kt bs jd teladan unt mereka. Sukses sllu
aamiin... aamiin
Ulasannya sangat inspiratif, keren. Kata contoh menjadi kunci agar anak dapat meneladani. Sukses bu, salam literasi
njih...terimakasih atas perhatiannya
Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu bu sri
terimakasih, aamiin aamiin aamiin
Keren bgt ulasannya bu Sri. Moga kita bisa jadi teladan unt mereka. Sukses selalu..
aamiin aamiin aamiin