Tagur 416

Oleh: Sri Rahayuningsih

"Bi, Fatim setuju untuk mondok, doakan agar lancar dalam belajar, selalu diberi kemudahan dan bisa mewujudkan impian Abi supaya Fatim menjadi seorang hafidzah." Aku menyampaikan keputusaanku menyetujui saran abi untuk modok, saat sarapam bertiga dengan umi.

"Alhamdulillah, Abi gak salah dengar kan?" tanya abi seakan tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Mungkin beliau tidak menyangka aku akan secepat ini memberi jawaban. Apalagi jawabanku sesuai dengan harapannya.

" Ya nggak dong Bi," jawabku sambil tersenyum. Serentak abi dan umi berdiri dan memelukku.

"Terima kasih sayang, semoga Allah ridho." Abi berkata dengar suara bergetar, mungkinkah ini ungkapan rasa bahagia, karena tidak menyangka jika aku sudah mengambil keputusan cepat, apalagi keputusannku sesuai dengan harapan beliau.

Aku merasakan getaran bahagia yang amat sangat dari abi dan umi.

" Mendengar aku setuju mondok, segitu bahagianya beliau apalagi jika aku benar-benar mewujudkan harapannya," batinku.Rasanya enggan untuk lepas dari pelukan abi dan umi. Terasa sejuk dan damai sekali. Aku pun bertekat untuk dapat mewujudkan impiannya. Sudah seharusnya aku berbakti dan membahagiannya, karena aku adalah anak tunggal.

"Nanti setelah sarapan kita diskusi untuk menentukan pilihan pondok" kata abi seraya melepaskan pelukannya dan melanjutkan sarapan.

" Iya, aku manut aja, karena dalam hal ini aku gak paham sama sekali, Abi pasti akan memilih yang cocok dan terbaik untuk aku," jawabku.

Abi tersenyum dan mamandangku dengan mata berkaca-kaca. Aku semakin yakin jika keputusanku adalah tepat. Tekadku semakin bulat dan membuat target bahwa aku harus mampu khatam 30 juz dalam waktu 3 tahun sesuai masa sekolah di SMA. Jika teman- temanku lulus SMA maka aku harus khatam 30 juz dan melanjutkan untuk menggapai cita- citaku menjadi psikolog karena abi akan mendukung penuh dan ridho dengan plihanku asalkan aku sudah khatam 30 juz.

Semoga semua berjalan lancar.

Malamku,17 Januari 2022