Tak terbesit sedikit pun kalau peristiwa ini akan kualami. Kedatanganku di kota ini semula untuk berobat, itu pun atas inisiatif dan setengah paksakan kakakku. Aku sendiri masih ragu untuk berobat di kota yang lumayan keren wisata kulinernya ini, karena selain aku harus meluangkan waktu khusus, naik kereta Jakarta - Solo setengah harian, belum lagi akan bergumul dengan lima keponakanku yang cukup heboh. Tapi lagi-lagi kakak perempuanku memang sangat memaksaku untuk berobat di sini, biar bisa menemaniku, begitu alasannya yang belakangan diingkarinya sendiri, dan aku sendiri yang bolak balik ke rumah sakit karena dia sibuk dengan urusan kerjanya. Maklum, kakakku tergolong wonder women. Nah, tak kusangka di saat aku sudah mau pulang kembali ke Jakarta, tragedi ini terjadi. Aku tak pernah bisa melupakan kejadian ini. Jeritan yang menyerupai lolongan seorang anak usia 10 tahun membuat aku merinding. " Toloong......." suaranya keras mengagetkanku. "Astagfirullahaladziiim...... Ya Alloh....." disambung jeritan lebih keras lagi. Ngilu aku mendengarnya. Dan jeritan - jeritan selanjutnya sangat membuat bulu kudukku merinding. Antara ngilu, was-was, takut dan kasihan campur aduk. Hingga tiga puluh menit suara itu mulai reda, dan aku pun ikut lega. Karena itu pertanda keponakanku sudah selesai disunat.

😁😁😁