Aku larut membaca tulisan demi tulisan para gurusianer, sehingga luput memperhatikan keadaan di sekitarku. Para penumpang angkot jurusan ke rumahku bergantian naik dan turun. Setelah beberapa lama, tak ada lagi penumpang yang naik, di dalam angkot hanya tinggal empat penumpang, dua di hadapanku dan satu orang di sebelahku. Penumpang di sebelahku duduk membelakangiku, tak sekalipun dia menoleh kepadaku.

Dia asyik bercerita dengan seseorang lewat ponselnya. Akupun sama, sibuk membaca tulisan demi tulisan gurusianer. Tak terasa kami sudah memasuki daerah tempat tinggalku. Pak Sopirpun bertanya, "ada yang ke simbaba?". Simbaba singkatan dari simpang balai bagamba, itu adalah simpang tiga menuju rumahku. Dengan sigap akupun langsung menjawab, "ada da." Pak sopir langsung belok kiri, jika tidak ada, angkot akan jalan lurus saja.

Tak berapa lama angkot sampai di simbaba, Akupun mengambil barang bawaanku dan segera turun. Sesampainya di depan pintu, tak sengaja aku menoleh ke penumpang di sebelahku. "Rahmiiii???" ujarku terkejut, ternyata dia adalah teman kuliahku. "Eliiii, disini Eli tinggal?" ujarnya dengan mata berbinar. "Ya mi, yuk singgah mi," kataku sambil memberikan uang yang ada di tanganku padanya. "Tambah saja ongkosnya ya mi," ujarku sambil tersenyum dan memegang pundaknya." Kamipun saling bertatapan dengan mata berkaca-kaca, pertemuan yang tak disangka, seangkot tapi ndak saling melepas rindu.