EVAN
Hari-hari pun berlalu, pemuda itu melanjutkan kehidupannya dengan suka cita dengan penuh harap nasib akan berubah. Evan, ya Evan nama pemuda tampan itu. Selayaknya pemuda yang penuh harapan tak ada lagi waktu terbuang sia-sia Evan biarkan dalam hidupnya.
Semangat hidupnya mulai kelihatan, Evan pun mulai menata hidupnya dari hari ke hari sehingga merasa dirinya lebih berarti, dan keinginan untuk merubah hidupnya sudah mulai muncul.
Evan selalu bangun lebih awal, setelah bangun dia selalu menunggu mentari pagi untuk muncul menyinari tubuhnya, itu sudah menjadi kebiasaan dari Evan, menunggu mentari muncul merupakan suatu hal yang penting baginya, karena bersamaan dengan kemunculan mentari akan membawa harapan dan semangat baru dalam diri Evan untuk berusaha menjalani kehidupan.
Dan ketika pulang ke rumah dikala hari mulai sore, Evan juga akan pulang bersamaan dengan tenggelamnya mentari. Bersamaan dengan tenggelamnya mentari Evan akan menghibur rasa lelah dan letih, dan berharap mentari menyampaikan pada bulan agar menghiburnya dikala malam tiba. Yaah itu harapan yang luar biasa dari Evan, berharap bulan menghibur dengan damainya malam dan indahnya mimpi, mimpi tentang manisnya hidup.
Banyak usaha dilakoni oleh Evan, mulai dari berkebun sampai menjadi pengembala, dia tak kenal putus asa. Walau sering jatuh namun dia akan tetap berusaha bangkit dan bangkit lagi demi menghidupi ibu dan adik-adiknya karena ayah Evan sudah tiada ketika dia berusia 13 tahun, oleh karena itu beban berat itu tertompang pada pundak Evan. Dan Evan menyadari akan tanggung jawab itu, itulah alasannya mengapa Evan giat dan gigih dalam berusaha.
Dua tahun berlalu, hari-hari selalu dilewati Evan dengan penuh semangat dan tak kenal kata menyerah dari keadaan. Walau Evan seorang yang tekun dalam bekerja ia juga tidak melupakan kalau dirinya remaja yang sedang tumbuh.
Evan mempunyai teman akrab namanya Redi, kalau untuk urusan hobi mereka sangat pas karena mereka memiliki hobi yang sama, yaitu memancing. jika hari sudah mulai senja mereka akan sibuk mencari cacing untuk umpan kail mereka. Dan jika malam sudah datang mereka mulai bergerak mengitari sungai tuk memancing. kalo sudah menjadi bagian dari hobi dapat atau tidaknya ikan yang pergi untuk memancing takkan pernah pudar dan padam. Karena bagi mereka duduk di pinggir sungai sambil menanti tarikan ikan dari dalam sungai merupakan suatu kenyaman dan kenikmatan yang tiada tandingannya. Itulah kesibukan meraka jika malam sudah mulai menghampiri
Ketika Evan menyadari usahanya sukses dikampung dan Diki adik dari Evan juga sudah bisa mengelola untuk melanjutkan usaha mereka, terfikir olehnya tuk pergi merantau, mengadu nasib ke negeri orang mencari tambahan modal agar usahanya dikampung semakin sukses. Evan mengajak Redi teman akrabnya tuk pergi merantu, dan setelah difikir-fikir oleh Redi akhirnya Redi terbawa juga oleh bujuk rayuan Evan tuk pergi merantau.
Tiga hari sebelum pergi, mereka mendatangi rumah datuk petuah di kampung itu untuk meminta nasehat. Pagi-pagi sekali bersamaan dengan munculanya mentari mereka pergi kerumah datuk petuah itu tuk meminta nasehat dan pengajaran.
tok,,,tok,,tok bunyi ketukan pintu,,
“Assalamualaikum” ucap mereka.
“waalaikumsalam, Si..silahkan masuk cu” sahut sang datuk petuah dari dalam rumah.
Setelah dipersilahkan masuk mereka memasuki rumah dengan penuh harap madapatkan banyak pesan jika mereka sudah dirantau nanti. Setelah memulai pembicaraan basa basi mereka langsung menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangan mereka untuk meminta nasehat sebelum pergi merantau. Meminta nasehat kepada petuah dikampung sudah menjadi tradisi dikampung itu supanya tidak salah jalan jika sudah berada di rantau orang.
Panjang lebar datuk itu berbicara, ia mulai memaparkan hidup dirantau tidak seindah yang mereka bayangkan, dan datuk memberikan nasehat-nasehat serta solusinya. Singkat cerita, akhirnya Evan dan Redi memahami maksud nasehat datuk petuah itu, sehingga mengurungkan niat mereka tuk pergi merantau dan memilih untuk berkarya di kampung mereka sendiri tuk melanjutkan usaha yang telah dirintis sejak awal.
Penulis: Sri Safri Wahyu Nengsih
alumni SaguSabu Kab.Lima Puluh Kota 3
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar