WAJIB SENYUM DAN RAMAH KE ISTRI
Ramah dan senyum adalah perintah agama, ibadah, amal saleh.
Utamakan ramah dan senyum di dalam rumah.
Jangan sebaliknya, bersikap ramah di luar, tapi kasar di rumah.
Berbahagialah, mereka yang mampu menjadikan rumah tangganya
sebagai wadah amal saleh dari setiap aktivitas hariannya, termasuk
hubungan bercinta suami isteri.Calon Penghuni Surga adalah pasangan
yang hingga usia tua tetap bermesraan, saling memuliakan, ramah dan
memanjakan.
Sebaliknya, rumah tangga akan menjadi sumber dosa dan menjadi jalan
mulus ke neraka, jika setiap hari diwarnai oleh selisih pendapat, cekcok,
saling menghina, saling merendahkan dan menyalahkan. Mesra dalam
rumah tangga adalah tuntunan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
seperti yang disabdakan dalam Hadis;
عن انس بن مالك رضى الله عنه قال: ما رايت احدا كان ارحم بالعيال من رسول الله صلى الله عليه وسلم صحيح مسلم ٢٣١٦.
Sahabat terdekat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bernama Anas
Bin Malik RA bersaksi:
"Saya tidak pernah melihat satu orang pun yang lebih mesra, lebih
sayang pada isteri dan anak anaknya melebih dari Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam
(Hadis Sahih Riwayat Al-Imam Muslim No.2316).
Jika isteri mengajak duluan suami, dan diawali dengan Wudhu dan doa,
maka menjadilah ibadah, amal sholeh yang pahalanya amat besar.
Jika isteri menolak ajakan suami bercinta, adalah kemungkaran dan
dosanya besar, Malaikat pun melaknatnya dan mendoakan sampai pagi
hari agar mendapat kesulitan hidup.
Bagaimana jika suami yang menolak ajakan istri untuk bercinta?.
Apakah juga dilaknat ? Sejatinya wanita juga punya birahi seksualitas
yang tinggi, hanya rasa enggan dan malunya mengalahkan untuk
mengemukakan birahinya.
Jika suami kurang senyum, kurang ramah, kurang mesra dengan isteri,
apalagi jarang atau menolak ajakan isteri, adalah tindakan
menelantarkan hak isteri yang menjadi kewajibannya, maka suami
berdosa karena suami menzalimi isteri.
Dan ini memberi peluang isteri berpaling ke pria lain.
Bukankah, saat akad nikah, suami berikrar di hadapan Penghulu dan
para saksi dengan membaca Shighah Ta'liq yang menyatakan berjanji
memenuhi kebutuhan nafkah lahir dan nafkah batin. Karena alasan
bosan, capek, malas, Suami tidak pernah lagi berhubungan badan
dengan isteri, maka ini adalah tindakan kezaliman.
Allah Subhanahu Wa Ta'alla mewajibkan kepada setiap suami untuk
mempergauli istrinya dengan baik, dengan memenuhi setiap kebutuhan
isteri, kebutuhan nafkah lahir, dan tentu saja nafkah batin.
Dan in Syaa Allah semua kegiatan yang dilakukan jika diawali dengan
Nama Allah dan doa akan menjadi amal sholeh.
Allah Subhanahu Wa Ta'alla berfirman;
"Wanita punya hak (yang harus ditunaikan suaminya sebaik mungkin),
sebagaimana dia juga punya kewajiban (yang harus dia tunaikan untuk
suaminya)."
(AlQuran Surah Al-Baqarah 2 ayat 228).
Rasulullah mengingatkan ke beberapa sahabatnya yang waktunya
hanya dihabiskan untuk beribadah, sehingga tidak pernah menggauli
istrinya.
Sitti Aisyah RA mengungkapkan; "Saya pernah menemui Khaulah Binti
Hakim, istri Utsman bin Madzun.
Nabi melihat penampilan Khaulah lusuh dan kusam, seperti tidak
ada perawatan.
Rasulullah bertanya kepada istrinya Aisyah;
"Wahai Aisyah, raut muka Khaulah sedih dan lusuh, ada apa?"
Sitti Aisyah RA menjawab;
"Yaa Rasulallah, wanita ini punya suami, yang setiap hari Puasa, dan setiap malam Tahajjud.
Dia seperti wanita yang tidak bersuami. Sehingga dia tidak lagi merawat dirinya."
Lalu Rasulullah menyuruh seseorang untuk memanggil suaminya
bernama Utsman bin Madzun. Ketika beliau datang, Rasulullah
menasehatinya;
"Wahai Utsman, kamu membenci sunnahku?"
"Tidak Yaa Rasulallah. Bahkan aku selalu mencari Sunnahmu dan
melaksanakannya dengan sebaik baiknya."
"Ketahuilah bahwa, aku tidur, aku shalat Tahajud, aku Puasa dan
tetkadang tidak Puasa. Dan aku juga menikah dengan wanita. Wahai
Utsman, bertakwalah kepada Allah. Karena istrimu punya hak yang
harus Engkau penuhi.
Tamumu juga punya hak yang harus Engkau penuhi.
Dirimu juga punya hak yang harus Engkau penuhi. Silahkan Puasa, dan
kadang tidak Puasa. Silahkan Tahajud, tapi juga harus tidur."
(Hadis Sahih Riwayat Ahmad 26308).
Pesan ini juga pernah disampaikan Salman kepada Abu Dardaa', karena
beliau tidak pernah tidur dengan istrinya; "Sungguh, dirimu punya hak
yang harus Engkau tunaikan.
Tamumu punya hak yang harus Engkau tunaikan. Istrimu punya hak
yang harus Engkau tunaikan. Berikan hak kepada masing-masing sesuai
porsinya."
Pernyataan Salman ini dibenarkan oleh Rasulullah (Hadis Sahih Riwayat
Al Imam At-Turmudzi 2413 diperkuat oleh Al-Bani).
Rasulullah juga mewanti wanti para Suami;
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم؛
كفى بالمرء اثما ان يحبس عمن يملك قوته. رواه مسلم.
"Sungguh, genaplah dosa besar bagi orang yang pelit,
menyembunyikan dan menahan nahan penghasilan untuk
memberi makan anak isterinya".
(Hadis Sahih Riwayat Al-Imam Muslim).
Rumah Tangga yang rukun, damai dan bahagia, adalah pundi utama
kedamaian dan kemajuan Ummat dan suatu bangsa.
Yaa Allah, anugerahilah kami kemampuan dan kemudahan menunaikan
kewajiban kami terhadap AgamaMu dan terhadap keluarga kami.
Bimbinglah hidup kami agar selalu melaksanakan semua perintahMu
dan menjauhi semua laranganMu.
Aamiin
Pesan sahabat A.Hamid Husain Alumni Gontor Ponorogo,
King Abdul Aziz Univ.Jeddah, Ummul Qura Univ. Makkah selalu menjadi
pengingat diri. Betapa masih banyak yang harus dibenahi, menerapkan
dilingkungan terdekat, menjadikan diri layak menjadi teladan.
Istikamah menjadikan Al Qur'an dan tuntunan Nabi Muhammad sebagai
pedoman amalan keseharian.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren sekali ulasannya Bunda
Ulasannya lengkap dan mantap