Sri Sariwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DENGAN ANGKLUNG, MARI JADI GENERASI JAGA BUDAYA

DENGAN ANGKLUNG, MARI JADI GENERASI JAGA BUDAYA

Angklung adalah sebuah warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia yang ditetapkan oleh UNESCO, sejak November 2010. Alat music yang terbuat dari bambu merupakan alat music multitonal yang berkembang dari masyarakat Sunda, Ketika kita goyang bamboo tersebut, maka dia akan memunculkan bunyi karena adanya benturan antara badan pipa bambu.

Menurut Jonathan Rigg the dalam Dictionary of the sunda Language, terbitan tahun 1862, menyatakan bahwa angklung  adalah alat music yang terbuat dari bamboo yang dipotong ujung ujungnya menyerupai suatu organ, dan diikat Bersama dalam satu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.

 

Hari ini, tepat tanggal 17 November 2023 telah dilaksanakan perayaan hari Angklung Sedunia, di SMAN 79 Jakarta, dengan berkolaborasi beberapa pihak, yaitu Yayasan Sekar Nusa sebagai salah satu Yayasan yang berkecimpung dalam pelastarian budaya nasional, angklung Rasuna, merupakan komunitas Para Ibu – ibu Rasuna, warga Appartemen Rasuna yang merupakan tetangga sekolah, Yayasan Dongeng Nusantara, Sanggar Tari Tradisional Busur Panah binaan Kak Mira, serta Kak Jeffry Dayak dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta.

 

Acara dimulai dengan ceremonial menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan do’a lintas Agama dari enam Agama yang ada Di Indonesia, dimulai dari Do’a Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, yang dibawakan oleh anak – anak SMAN 79 Jakarta, lalu dari Agama Hindu, Budha, dan diakhiri dengan pembacaan do’a secara Kong Hu Chu.

Selesai pembacaan Do’a, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Pancasila Rumah Kita yang dibawakan secara kolaborasi antara siswa SMAN 79 Jakarta, Gwenolla dan Kak Diah dari Komunitas Sekar Nusa. Kolaborasi suara yang indah, membuat para penonton begitu hikmat menikmati alunan suara indah mereka.

Seperti biasa, dalam setiap event, selalu kami hadirkan para pejabat wilayah dan pejabat yang berwenang, maka acara dimulai dengan sambutan Ceremonial dari Kepala Sekolah, dilanjutkan oleh Bapak Kepala Suku dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan, Bapak Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Walau ditempa dengan teriknya matahari, tidak menyurutkan semangat para siswa dan seluruh civitas akademika SMAN 79 Jakarta serta para tamu undangan, terbukti dengan semangatnya para siswa dan seluruh civitas akademika SMAN 79 Jakarta saat mengucapkan Yel – yel SMAN 79 yang dipimpin oleh nanada Gaftan, semua tetap bersemangat.

 

Terpaan terik matahari yang panas, serasa terbayar tunai dengan sajian tarian yang indah secara bergilir dari Wilayah Indonesia Bagian Barat, Tengah dan timur, dan menjadi tarian pembuka kegiatan hari Angklung Sedunia. Tarian diiringi dengan alunan music Angklung kolaborasi para Ibu – ibu dari komunitas Angklung Rasuna dengan para siswa. Mereka mengenakan atribut yang bernuansa kedaerahan. Untuk para siswa yang menarikan lagu Manuk Dadali, Indung – indung, dan Sajojo dari Papua, semuanya mengenakan atribut yang bernuansa masing masing daerah. Sungguh sajian yang sangat memukau dan meniinggalkan kesan yang indah dalam diri semua peserta.  

Disinilah kita melihat, betapa kayanya budaya Indonesia, betapa beragamnya khasanah kekayaan Indonesia, betapa kami bersyukur terlahir sebagai Putra Putri Nusantara. Semua anak anak begitu bersemangat merayakannya.

Selepas Tarian tradisional dari tiga wilayah Indonesia, acara dibuat lebih meriah lagi dengan tampilan Kak Jeffry Dayak, dengan memakai pakaian tradisional Dayak, dan kami diajak untuk Bersama berdo’a dan mengaminkan do’a menurut Suku Dayak, dan kami mengaminkan dengan Bahasa Harus Harus Harus. Yang berarti Amiin….. Keheningkan do’a kami Bersama dengan tata cara Dayak, dilanjutkan dengan sajian tarian khusus Dayak oleh Kak Jeffry Dayak. Tarian yang melambangkan keperkasaan para Masyarakat Suku Dayak, dalam hal berperang.

Kak Gerry selaku Pendongeng Nusantara, sekaligus sebagai MC, ditemani oleh Bu Dini selaku Guru dari sekolah, semakin membuat suasana perayaan semakin heboh.

Dan…. Pada saat pembacaan puisi, kami dihanyutkan dengan indahnya untaian kalimat demi kalimat yang dibacakan secara kolaborasi oleh siswa Siti Aisyah dan Guru ibu Raras dengan judul puisi DARI DALAM DADA KAMI. Semua terhanyut dalam suasana haru, ditambah lagi dengan pemberian tanda cinta kasih para siswa ke Guru yaitu, setangkai bunga mawar merah yang dipersembahkan dari siswa kepada para Guru. Dan diakhir pembacaan puisi, kami saling bergandengan tangan menyanyikan lagu SATU NUSA SATU BANGSA.

Sebelum ditutup dengan tari kolosal, kami juga memberikan penghargaan kepada 10 (Sepuluh) siswa berpenampilan terunik dan terinnovatif, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kriteria pemilihan pemenang, selain dengan yang disebutkan tadi, juga berdasarkan pada kreativitas siswa dalam melakukan daur ulang atau 3R (Re cycle, re Use, Dan Re Product).

Diakhir acara, kami tutup dengan tari Maumere yang dibawakan secara kolosal Bersama sama antara seluruh warga sekolah dan para tamu undangan.

 

Ya, sekali lagi, Angklung adalah warisan leluhur yang harus kita jaga dan kita pelihara, karena memang Angklung adalah warisan budaya nonbendawi yang sudah diakui dunia. Dengan adanya kegiatan ini, menghentakkan kesadaran kita, bahwa kita sebagai Generasi muda pewaris Bangsa, memiliki kewajiban besar untuk tetap menjaga, mempertahankan, dan melestarikan, warisan budaya kepada anak cucu kita.

Dari angklung, kita belajar bagaimana hidup dalam kebersamaan membangun keharmonisan dari beragam bunyi yang dihasilkan, melahirkan satu rangkaian alunan suara music yang indah dan mempesona. Hidup tidak hanya bicara tentang bagaimana pribadi bersikap untuk diri sendiri, tapi lebih dari itu, bahwa hidup juga harus berbicara tentang bagaimana membangun keselarasan dengan alam, dengan sesama, dan dengan Tuhan Sang Pencipta.

Sekolah adalah wadah untuk membangun kesadaran diri tentang bagaimana menumbuh kembangkan karakter baik dalam diri, bagaimana membangun kesadaran diri untuk menyatu dengan alam, kesadaran diri untuk menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri, tapi harus Bersama, sehingga menghasilkan symphony yang indah untuk dapat dinikmati oleh orang – orang sekitar kita.  

Dari Angklung kita belajar tentang kebersamaan dan harmonisasi kehidupan. Dari Angklung kita belajar bagaimana membangun keselarasan hidup dan kehidupan Bersama alam. Dari angklung bagaimana kita belajar bahwa justru dengan kita dibenturkan, akan melahirkan untaian bunyi yang indah.

So, jangan pernah kita menyerah dengan keadaan, tetaplah tampil memberikan yang terindah dalam hidup. Teruslah tampilkan versi terbaik diri bagi Karena hidup, tak hanya bicara tentang bagaimana memberi yang terindah. Tapi juga bagaimana menjaga warisan budaya agar tetap ada dan tetap indah. Maka sesuailah Moment hari ini, merayakan hari angklung Sedunia dan menyambut Hari Guru, dengan tagline GENERASI KINI, GENERASI JAGA BUDAYA.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

17 Nov
Balas

Terimakasih bu rismala.... Sukses untuk ibu juga.

20 Nov

Terimakasih bu rismala.... Sukses untuk ibu juga.

20 Nov

Terimakasih bu rismala.... Sukses untuk ibu juga.

20 Nov



search

New Post