Cuaca cerah menghiasi langit Jakarta. Seperti hari Minggu sebelumnya, Kami memulai kegiatan hari Minggu pagi untuk berolahraga. Dan salah satu spot yang kami pilih adalah CFD Sudirman. Waktu di HP menunjukkan pukul 06.44. Kami mulai keluar rumah untuk menikmati cuaca Jakarta yang sedasng cerah. Maklumlah, biasanya, setiap pagi selalu Jakarta diguyur hujan. Dan kali ini, dipenghujung waktu menjelang Puasa Ramadhan, sepertinya memang Allah memberikan waktu indsahnya untuk kami bisa menikmati segarnya udara pagi jakarta tanpa hujan dan denan sedikit carbon dioxida. Namanya Car Free Day, so, hanya Trans Jakarta saja yang boleh melintas di sepanjang jalan CFD. sang roda dua yang selalu setia menemani kami, melaju dengan gagahnya membelah jalan Casablanca sampai ke Tanah Abang. Putar balik lalu merapat ke sebelah kiri, dan masuk ke arah Thamrin City, dan sampailah Sang kuda Jantan kami di lahan parkir disisi belakang Hotel Kempinski.

Selepas memarkir sang kuda jantan, kami mulai beraktivitas. Tempat yang kami sambangi adalah Sarinah. Karena disana biasanysa diselenggarakan senam barsama. Setelah menempuh perjalanan dari titik awal Budneran Hotel Indonesia yang sekarang disebut Hotel Kempinski, menuju Pusat Perbelanjaan Sarinah, sambil berlari lari kecil, seperti ketika kita ber sa'i dalam rangkaian ibadah haji,tempat yang dituju. Bersama dengan masyarakat yang datang dari berbagai penjuru, kami membaur untuk mengikuti setiap gerak energic sang instruktur yang cantik cantik. Mereka ada tiga orang yang memandu gerakan kami. Dan sampailah menjelang sessi berakhir, kami harus berpadu suara, dengan gemuruhnya suara harmonisasi indah gamelan Bali yang memeriahkan suasana Car Free Day. Sempat kami menengok ke belakang, kami dapati iring-iringan boneka raksasa sebanyak tiga buah. Boneka raksasa tersebut harus di arak keliling sepanjang jalan CFD, sambil sesekali di goyang - goyangkan. Dengan tujuan agar terlepas dan jatuh, akhirnya nanti di bakar. Patung Ogoh - ogoh diarak dengan diiringi gamelan Bali yang disebut Bleganjur. Karena Patung Ogoh - ogoh dibuat untuk mempresentasikan sifat - sifat buruk manusia yang harus dilepaskan dan akhirnya nanti harus bakar. Semua itu proses itu dilakukan sebagai perlambang bahwa segala sifat buruk yang ada dalam diri manusia harus dilenyapkan. Barulah masyarakat Hindu mempersiapkan diri untuk menyambut hari Raya Nyepi.

Yang menarik dari iringan pawai ogoh - ogoh itu adalah, adanya rombongan Ondel - ondel Betawi di tengah - tengah iringan pawai Ogoh - ogoh. Betapa terharunya kami, kami menyaksikan betapa keberagaman justru semakin memperindah khasanah budaya bangsa. Ondel - ondel Betawi yang dihadirkan membersamai pawai Ogoh-Ogoh tersebut, semakin menyadarkan kami, bahwa Indonesia dengan segala kekayaan budayanya, dapat berkembang karena berdiri berdampingan untuk saling melengkapi dan memperindah khasanah budaya di Indonesia.

Mari kita lestarikan budaya bangsa Indonesia. Untuk Indonesia dengan segala kekayaan budaya dan keragamannya, membuat kita bangga menjadi Warga Negara Indonesia.

Ondel - ondel menyatu dalam kebersamaan di tengah pawai Ogoh - Ogoh menyambut Hari Raya Nyepi

https://youtube.com/shorts/LWdq2WKonho?feature=share