Sri Sariwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kampung Gembira Gembrong
Daerah kumuh, jika di sulap dengan seni, disentuh dengan rasa humanis, mengusung konsep memanusiakan manusia, maka akan menjadi indah dalam pandangan mata, sejuk dalam rasa dan Bahagia dalam kebersamaan. Mari berwisata lingkungan. Salam Literasi untuk negeri.

Kampung Gembira Gembrong

Gembrong, satu kata yang dalam Bahasa Sunda diambil dari https://kamuslengkap.com/kamus/sunda-indonesia/arti-kata/gembrong# artinya dikerumuni. Ketika mendengar kata Gembrong, maka identic dengan Mainan anak anak yang di perjual belikan disana. Ya, Pasar Gembrong adalah pasar dimana mata masyarakat akan dimanjakan dengan berbagai mainan anak anak yang beragam, mulai dari mainan tradisional, sampai mainan yang modern. Semua ada di pasar Gembrong. Pasar yang berjajar sepanjang sisi kiri dan kanan jalan Basuki Rachmat ini, memang menyediakan berbagai macam mainan anak anak.

Diseberang jalan berhadapan dengan Bassura Mall sekitar 150 meter arah menuju By Pass, terdapat satu Kawasan pemukiman yang terkenal kumuh dan padat. Tepatnya beralamat di Jl. Basuki Rahmat No.55, RT.4/RW.1, Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13410. Kawasan ini oleh Pemerintah DKI Jakarta dibawah Pimpinan Gubernur Anies Baswedan, disulap menjadi Kawasan KAMPUNG GEMBIRA GEMBRONG, setelah peristiwa kebakaran hebat yang terjadi pada Minggu malam 24 April 2022 hingga dini hari Senin, 25 April 2022 yang melahap hampir seluruh bangunan pemukiman padat penduduk tersebut. Setidaknya ada 400 bangunan yang hangus terbakar dalam kejadian tersebut.

Dahulu, Gembrong adalah pemukiman padat bahkan menurut Nurdiansyah, salah satu Staff Kecamatan Bina Marga Jakarta Timur mengatakan dalam wawancara dengan salah satu stasiun TV Nasional, bahwa Gembrong dahulunya adalah Kawasan kumuh penduduk, rumahnya juga terlalu rapat, system drainase dan resapan airnya juga tidak terkontrol.” Sumber dari https://www.youtube.com/watch?v=-oNWBCcO5kU Dan diperkuat lagi oleh cerita yang disampaikan salah satu penduduknya yang Bernama Indah, mengatakan bahwa, dia lebih senang Gembrong yang sekarang dibandingkan Gembrong dahulu. Karena dahulu, Begitu padat, bahkan tidak ada jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya, diperparah lagi dengan atap bangunan yang saling bertemu antara bangunan satu dengan lainnya, sehingga tidak ada cahaya matahari yang masuk ke pemukiman mereka, sehingga dia merasakan tidak ada perbedaan antara pagi, siang dan malam. Dengan gaya bicara yang bersemangat, gerakan tangannya menari nari laksana penari Tor Tor dari sumatera Utara, kedua tangan indah dengan jari jemari yang rapat, berjarak sekitar satu jengkal telapak tangannya, menggambarkan posisi rumah yang padat. Tangannya menunjukkan arah disalah satu gang tidak jauh dari rumahnya, dia ceritkan kondisi padatnya pemukiman yang dahulu pernah dirasakannya. Berbeda dengan sekarang, Indah mengatakan, bahwa sekarang, dia dan warga yang lainnya bisa menghirup segarnya udara pagi dan menikmati cahaya matahari.

Gembrong, pemukiman yang berada di bantaran kali Cipinang, dahulunya adalah Kawasan pemukiman yang membelakangi sungai dan menghadap ke jalan raya Basuki Rachmat. Dengan mengusung konsep hunian WATER FRONT CITY, diharapkan masyarakat akan lebih memperindah dan memelihara sungai sebagai salah satu sumber dan ekosistem lingkungan hidup mereka. Bahkan, jarak dari bibir sungai ke rumah warga, di beri jarak sekitar 5 meter dan akan dijadikan sebagai jogging track dan taman bermain. Sehingga diharapkan para penghuni tetap sehat, bergembira dan nyaman menempati hunian baru mereka. Kegembiraan itu terlihat dari bangunan yang dicat dengan berbagai warna warna cerah dan dihiasi dengan mural yang sarat dengan pesan moral, bernuansa budaya Jakarta dengan segala aktivitasnya.

Secara historis, Gembrong sejak dulu sudah dihuni oleh para pedagang mainan anak anak bahkan pedagang anak ayam hias dan pengrajin rumah rumahan boneka Barbie yang tujuannya untuk menggembirakan para anak anak dengan mainan yang dibeli oleh orang tua maupun kerabat mereka. Setelah peristiwa kebakaran hebat tersebut, Gubernur DKI Jakarta beserta jajarannya menyulap kampung tersebut menjadi KAMPUNG GEMBIRA GEMBRONG. Ternyata, penamaan tersebut memiliki alasan historis.

Dengan dibangunnya KAMPUNG GEMBIRA GEMBRONG ini, yang sekarang memiliki 138 hunian, dengan menghabiskan dana sekitar 7,8 Miliar yang bersumber dari dana BAZNAS BAZIS, diharapkan bisa menjadi percontohan bagi pemukiman kumuh lainnya di Jakarta, bahkan tidak tertutup kemungkinan bagi wilayah di luar Jakarta. Sekaligus bisa dijadikan sebagai salah satu Destinasi Wisata lingkungan di Jakarta.

Sri Sariwarni, M.Pd seorang guru mata pelajaran Ekonomi di SMAN 79 Jakarta yang sedang belajar menulis. Beralamat di Jl. Pertama No. 26 RT 003/02 Kelurahan Bidara Cina Jatinegara, Jakarta Timur. Berharap dengan diangkatnya Kampung Gembira Gembrong dalam tulisan ini, kelak bisa menjadi Kawasan percontohan bagi Kawasan Kawasan lain di Seluruh Indonesia sekaligus sebagai salah satu destinasi wisata lingkungan.

Daerah kumuh, jika di sulap dengan seni, disentuh dengan rasa humanis, mengusung konsep memanusiakan manusia, maka akan menjadi indah dalam pandangan mata, sejuk dalam rasa dan Bahagia dalam kebersamaan.

Salam Literasi untuk negeri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

22 Oct
Balas

semangat Bu Sri. lanjutkan karyanya. Salam literasi.

20 Oct
Balas

Yuk kawan para Gurusiana kita saling menguatkan. Mohon masukannya bagi karya perdana saya. Pasti banyak kekurangan, dengan saran dari para senior, semoga semakin memperbaiki karya saya selanjutnya. Terimakasih. Salam literasi untuk negeri.

20 Oct
Balas



search

New Post