Sri Subekti

Sri Subekti. Jalani, nikmati, syukuri, jalan pasti yang dibentangkan Ilahi. Pengawas SMA Provinsi Jawa Timur Cabdin Kab. Malang karir yang dialirkan. Menulis un...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERKONTEMPLASI, MEMBUKA MATA HATI  (1 Januari 2021)

BERKONTEMPLASI, MEMBUKA MATA HATI (1 Januari 2021)

Mutiara Hati

Keindahan Tuhan hanya dirasakan oleh hati.

Dan hati tidaklah mati karena kematian tubuh.

Bahkan, dengan mati itulah dia bertambah kuat.

Karena hidup itu pada hakikatnya adalah kegelapan,

dan maut itulah terang.

(HAMKA, 2016)

Membuka mata hati bukanlah di kala mati,

bukan pula di kala tidur siang.

Membuka mata hati bisa dikala bangun dan sadar, asal ada latihan. Dan latihan itu adalah menahan nafsu, menahan ghadab,

yaitu marah, dan segala budi pekerti tercela.

Apabila mata hati mulai terbuka, akan kelihatan beberapa pemandangan indah dan terasalah kesenangan hati.

Kesenangan lazaat (kepuasan)

dan kesenangan saadah (kebahagiaan).

(HAMKA, 2016)

Jikalau hati Anda bercahaya maka Anda akan senang

dan suka menjalankan semua perintah-Nya,

serta tidak lalai mengerjakannya.

Anda akan menjauhi semua larangan-Nya,

karena itu adalah maksiat yang akan memadamkan

cahaya di dalam hati.

(Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari, 2017)

Mutiara kata di atas adalah hasil berkontemplasi. Suatu aktivitas batin yang patut kita lakukan dalam menyambut tahun baru masehi 2021. Membuka mata hati dengan berkontemplasi akan memberikan sinar untuk memperoleh mutiara kehidupan. Mutiara suci yang memancarkan kilauan cahaya Ilahi dan mencerahkan jalan kehidupan di keriuhan zaman.

Berkontemplasi, mungkin kata itu masih asing ditelinga kita. Perenungan mendalam, menghayati sedalam dalamnya akan penciptaan Tuhan. Penciptaan berupa alam dan peristiwa yang terjadi di dalamnya. Berkontemplasi adalah manifestasi dari Iqra', satu perintah Allah agar manusia berada dalam jalan terang. Jalan Ilahiyah, jalan Tuhan. Jalan itulah yang menuntun manusia menuju tujuan kehidupan. Penciptaan menuju kematian.

Buku Berkontemplasi Membuka Mata Hati, Abdullah Masmuh, Agustus 2020, bagi saya (editor, kekasih, dan saksi perjalanan penulis) merupakan pesan terakhirnya sebelum meninggalkan dunia. Selasa, 15 Desember 2020 menjadi hari terakhir dalam hidupnya. Baginya hidup adalah kegelapan dan mati adalah terang benderang. Dua tahun terakhir penulis 'berkhalwat' dalam masa studi S3 di Universitas Hasanudin Makasar. Dia meninggalkan dunia kerja yang menyibukkannya sebagai dosen ilmu komunikasi Fisip UMM, wakil dekan 3, dan terakhir kepala biro kemahasiswaan.

Sebelas tahun terakhir Abdullah Masmuh, sebagai 'pakar' komunikasi menyaksikan keriuhan kehidupan. Para politisi, ulama, pemimpin bangsa, masyarakat awam, terutama para mahasiswa, generasi bangsa dalam menjalani hidupnya. Berbagai tingkah polah calon intelektual bangsa, mulai yang berprestasi internasional, nasional, hingga berurusan dengan penegak hukum pada masalah narkoba, pencurian, perkelahian, asusila, sampai menenangkan dan mendukung demonstrasi hobby para mahasiswa. Berpihak pada kebenaran itu kuncinya dalam menyelesaikan masalah. Tidak abu-abu, itu cara dia menghadapi kekuasaan dan jabatan. Bukan kepentingan dunia itu cara dia meniti jalan kehidupannya. Istiqamah, itu cara dia bertahan dari berbagai tempaan. Dimulai dari hal yang kecil dan sederhana, itu cara dia menyusun kesuksesan. Sedia payung sebelum hujan, itu cara dia menyusun rencana besar. Bicara seperlunya, itu cara dia tidak larut dalam dunia. Berkontemplasi, itu cara dia mengevaluasi diri. Menyimpulkan perjalanan hidupnya dan mengunci langkahnya tepat di usia 53, menuju Tuhannya. Pasti semua itu dengan kehendak Tuhan, Allah penguasa alam.

Buku Berkontemplasi Membuka Mata Hati, pesan terakhir penulis untuk memperpanjang umurnya. Dia minta disegerakan prosesnya. Seolah dia akan meninggalkan semuanya. Lalu dia sengaja membagi-bagikan kepada siapa saja. Ternyata, dia ingin menyayangi kita dengan membaca mutiara hikmah di bukunya.

Simak sinopsisnya.

Keindahan Tuhan hanya dirasakan oleh hati. Membuka mata hati bukanlah di kala mati. Apabila mata hati mulai terbuka, akan kelihatan pemandangan indah dan terasalah kesenangan, kepuasan, dan kebahagiaan. Hati yang bercahaya, akan senang dan suka menjalankan semua perintah-Nya, dan tidak lalai mengerjakannya. Cahaya di dalam hati dapat dicari dengan berkontemplasi.

Berkontemplasi, bekal hidup hakiki. Keriuhan dunia larut dalam kelembutan hati. Mencari dan mencari nilai-nilai terapi hati dalam hiruk-pikuk kehidupan, kesepian dalam keramaian, kecanggihan teknologi komunikasi, dan segala momen kehidupan takkan terbuka tanpa berkontemplasi.

Kenapa dan bagaimana berkontemplasi? Suara hati akan larut bersama untaian kata indah penuh makna dalam Berkontemplasi Membuka Mata Hati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa Bunda, isinya sangat menyentuh

06 Jan
Balas

Siiiip Bun. Salam kenal.

01 Jan
Balas

Sukses selalu. Salam literasi

01 Jan
Balas

Bundaku sayang, mau bukunya

01 Jan
Balas



search

New Post