Sri Subekti

Sri Subekti. Jalani, nikmati, syukuri, jalan pasti yang dibentangkan Ilahi. Pengawas SMA Provinsi Jawa Timur Cabdin Kab. Malang karir yang dialirkan. Menulis un...

Selengkapnya
Navigasi Web
HIDUP BEGITU SINGKAT (7)

HIDUP BEGITU SINGKAT (7)

Kita sekarang sedang berada di dunia, bukan di akhirat. Dan, kita sangat yakin bahwa akhirat itu ada. Dalam akal sehat kita berkata, dunia dan akhirat pasti berbeda. Hidup di dunia hanyalah sebuah permainan belaka, hanyalah panggung sandiwara atau sebuah pertunjukan teater. Sementara hidup di akhirat adalah objektif, pasti, tidak ada kepalsuan, tidak ada kepura-puraan, dan lebih mulia bagi orang yang bertakwa.

Dalam Al-Qur’an Surah Al-An’am ayat 32, Allah SWT berfirman:

وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ Artinya: “Dan tidaklah kehidupan di dunia ini kecuali hanya sebagai permainan belaka, sedang kehidupan akhirat itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang takwa. Apakah kamu tidak mamikirkannya”. (QS. Al-An’am:32)

Ayat tersebut menggambarkan, bahwa dunia hanyalah sebuah permainan, penuh dengan tipu daya, bersifat fana (sementara), tidak kekal, dan tidak selamnya (baqa). Sedangkan akhirat itu bersifat nyata, pasti, dan sangat abadi. Sebagaimana Bey Arifin, mengatakan dalam salah satu bukunya ynag berjudul “Hidup sesudah mati” (1994), bahwa kahidupan akhirat itu penghidupan yang jauh lebih penting, jauh lebih besar, jauh lebih lama, jauh lebih baik, lebih modern dan lebih indah dari kehidupan di dunia sekarang ini.

Begitu singkatnya hidup di dunia, sampai Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam memberikan perumpamaan, “Kehidupan dunia dan kehidupan akhirat adalah seperti seorang berjalan ke laut lalu memasukkan satu jarinya ke laut, lalu mengangkatnya, maka air yang melekat pada jari itulah dunia ini, sedangkan air yang masih tertinggal di lautan luas itulah kehidupan akhirat.”

Begitulah, perumpamaan dunia dan akhirat yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Al-Hadis, agar manusia sadar dan mau berkontemplasi (berpikir dengan penuh perhatian). Berkontemplasi dalam hal ini bukanlah memikirkan tentang zat Allah, tetapi di luar itu, yakni apa-apa yang diciptakan oleh Allah SWT baik di di langit maupun di bumi ini.

Aku merinding membaca kalimat demi kalimat diatas. Itu tulisan Abdullah Masmuh, suamiku dalam bukunya "Berkontemplasi Membuka Mata Hati" yang ditulis beberapa bulan sebelum meninggalkan dunia. Beliau seolah sudah mempersiapkan kematiannya. Kata-katanya merupakan simpulan hidupnya yang sangat berhati-hati dalam berkiprah di dunia. "Begitu singkat hidup di dunia" maka dia selalu menggunakan untuk kebaikan. Dia sadar betul bahwa dunia hanya "Senda gurau" guyonan kata orang Jawa. Panggung sandiwara perumpamaannya. Dan Dia telah mengakhiri perannya sebagai guru yang disukai mahasiswanya, pegawai lembaga Muhammadiyah yang penuh dedikasi, jiwa yang ikhlas mengabdi, ayah yang teliti, tlaten, dan penuh talenta. Suami yang sangat perhatian, selalu mendampingi, dan menyayangi. Halus budi, selalu waspada, melindungi, dan tanggung jawab. Banyak lagi kata yang bisa diungkap. Tak habis kalimat untuk menyatakan kebaikannya. Bukan dia menusia sempurna. Namun, dia selalu dengan sengaja mengendalikan kekurangannya dan beristighfar pada-Nya dalam duduknya, berdirinya, dan tidurnya. Masya Allah, singkatnya dunia telah dikayakan dengan kebaikannya. Semoga Allah merengkuhnya dalam Pangkuan-Nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa mbak. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di kampung akhirat. Dunia adalah tempat mempersiapkan diri menuju kampung yang kekal abadi. Berbahagialah yang persiapannya berakhir dengan Husnul Khotimah. Semoga Alm mendapat tempat terbaik disisi Allah Swt. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin

13 Jan
Balas



search

New Post