Ku sendiri, untuk apa jika kau tak peduli

Tak menoleh sedikit pun, walau untuk belas kasih

menapak jejak pasti menuju tempat abadi

Ku teriak hingga kerontang tak jua kau peduli

Aku ingin menggapaimu mengikutimu dari tempatku berpijak

namun, kau hanya membisu tak bersuara sedikit pun

Keikhlasan yang ikhlas akan jalan yang kita lalui

Bersama bersama dan selalu bersama

Kekuatan hati benar-benar jadi pasak menjejak kaki

tetap saja aku tak bisa mengikuti

Hatiku terluka

Jiwaku tercampakkan

aku tak bisa hidup sendiri...tanpa kau

Akal warasku seketika melintas

Bukankah itu kalimat mereka yang tak berTuhan?

Orang yang tak terima dengan ketetapan

Dekat, dekat sekali dengan kesyirikan

Lunglai jiwa ini

Tak mampu menyangga hari-hari yang akan berganti

Gelap...meski aku sadar matahari masih bersinar

Air mata yang selalu menggenang hanya bisa kepersembahkan

Pada Sang Maha berKehendak

Tak harus aku jelaskan pada siapapun

Tak harus aku katakan pada siapapun

Jiwa ini seolah melayang separuh bersamamu

Hasbiyallah wanikmal wakil

Nikmal maula wanikmannashir.

Ya Allah, aku yakin Engkau takkan beri ujian yang tak sanggup aku memikulnya

Andai kau berkenan memanggilku saat ini

Agar aku bisa bersamanya, aku siap Ya Allah.

Aku kangen dengannya

Betapa aku sayang dia

Meski tak begitu persangkaannya

25 tahun tak akan bisa menghapus semua

Sayang, ternyata pesonamu tak lenyap ditelan waktu

Ada dan tiada kau tetap dihatiku

Terpatri tak mau pergi

Sayang, aku rindu Tak terperi

Sayang, aku mengerti

Betapa kunci mati pribadimu

Menambat hati tetap dijalanNya

Menuntun aqidah mengingat akan cinta Ilahi yang tiada terkhianati