Sri Subekti

Sri Subekti. Jalani, nikmati, syukuri, jalan pasti yang dibentangkan Ilahi. Pengawas SMA Provinsi Jawa Timur Cabdin Kab. Malang karir yang dialirkan. Menulis un...

Selengkapnya
Navigasi Web

MEMBANGUN BUDAYA KARAKTER (9)

2. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Pembangunan Karakter Religius

a. Hasil pembangunan masjid Maal Abror yang megah dan sangat memadai serta nyaman untuk beribadah.

Masjid Maal Abror SMAN 2 Batu didirikan pada tahun 2000, ketika sekolah berusia 3 tahun. Masjid didirikan di tengah lokasi sekolah, namun terletak pada kontur yang rendah dari jalan menuju ke lokasi kelas-kelas dan lapangan sekolah. Masjid awalnya berukuran 8x8 m, satu lantai dan sudah cukup memadai untuk jumlah warga sekolah saat itu.

Seiring dengan perkembangan siswa yang berjumlah sekitar 1.000 siswa terdiri dari 30 rombel, maka masjid sudah tidak memadai lagi. Maka masjid direnovasi 2 kali yang dilebarkan ke arah timur dan utara masjid. tahap pertama rencana renovasi kontriksi tingkat dan menyelesaikan lantai 2 dan tahap ke-dua di konsentrasikan untuk penyelesaian lantai 2, kuba masjid, dan perbaikan ruang wudhu serta pembelian karpet lantai 1. Kini penampilan masjid SMAN 2 Batu sebagaimana tampak pada gambar 2.1 dan 2.3. Masjid lantai 2 yang berkapasitas 500 jamaah itu dapat dibangun dengan dana infaq yang setiap hari disalurkan oleh pengurus masjid sekolah.

b. Pembiasaan Infaq warga sekolah setiap hari

Infaq dari warga sekolah yang disalurkan oleh pengurus takmir masjid ini benar-benar efektif mendanai pembangunan masjid yang hingga saat ini telah selesai dibangun. Bahkan pembangunan masjid yang dimulai tahun 2005 terus dilakukan secara simultan, sedikit demi sedikit karena keterbatasan dana. Dana dari siswa setiap hari disalurkan untuk membiayai biaya tukang pada setiap pembayaran hari sabtu. Akhirnya kebiasaan infaq menjadi kebiasaan ikhlas siswa dan menyadari kebutuhan dan mempelajari esensi infaq.

Pembelajaran yang ditanamkan kepada warga sekolah bahwa di dalam setiap rezeki atau harta kita, sebagian (2,5%) ada hak orang lain dan harus disalurkan kepada yang berhak menerima. Maka jika siswa memiliki uang saku Rp. 10.000 maka 2,5% nya, yaitu Rp. 250 adalah hak orang lain. Namun, dengan kesadaran yang tinggi setiap harinya untuk 1.000 orang siswa rata-rata terkumpul sekitar Rp.1.000.000,00. Jumlah itu berarti infaq yang terkumpul bukan hanya 2,5% tetapi 10% dari jumlah siswa. Hal ini juga dapat dijadikan indikasi bahwa penyaluran infaq bukan menjadi beban siswa, tetapi menjadi kebiasaan atau budaya religius siswa. Sementara tenaga pendidik dan kependidikan menyalurkan zakatnya dengan potong gaji secara sukarela. Jumlah riel pendapatan infaq warga sekolah SMAN 2 Batu dapat dibaca dalam lampiran 2.

c. Shalat Dhuhur berjamaah dan shalat Jum’at berjamaah

Pelaksanaan Shalat Duhur dan Asyar berjamaah telah dilaksanakan dengan kontrol presensi dan menjadi dasar pengisian sikap religius di e-raport. Namun, perlu diakui bahwa menggerakkan siswa untuk shalat berjamaah adalah pekerjaan yang tidak mudah karena menyangkut keyakinan. Namun bisa diamati bahwa dari waktu ke waktu jumlah yang shalat semakin meningkat. Demikian juga pelaksanaan shalat Jum’at telah dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Guru sebagai pendidik bertugas memelopori dan terus menggerakkan siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid. demikian juga motivasi untuk shalat dhuha pada saat istirahat I selalu diberikan.

Pelaksanaan Shalat Jum’at alhamdulillah telah bisa diselenggarakan dengan baik karena kondisi masjid yang dapat menampung semua siswa dan guru laki-laki. Tempat yang indah dan nyaman untuk beribadah membuat siswa dan warga sekolah dapat mengikuti pelaksanaan shalat berjamaah dengan khidmat. Tempat wudhu yang banyak membuat siswa tidak perlu antri dan dapat terlayani dengan baik. Dana infaq yang mencukupi dapat memberikan fasilitas mukenah dalam jumlah dan banyak dan bersih karena ada dana untuk mencuci. Pelaksanaan peringatan hari besar agama dapat di laksanakan di masjid dengan khidmat karena siswa tertampung seluruhnya di dalam masjid. masjid juga dapat dijadikan untuk keperluan ibadah lainnya. Masjid sekolah yang memadai akan menjadi pusat belajar siswa dengan membangun karakter religius baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. Belajar membaca dan memahami Al-Qur’an dalam program intrakurikuler bekerja sama dengan Majlis UMMI setiap hari Jum’at.

Program ini mampu menjadikan siswa SMAN 2 Batu hampir semua bisa membaca AL-Qur’an. Menjadi kebiasaan jika tidak bisa baca kitab sucinya sendiri malu. Dan ke depan ada rencana tutor sebaya dengan program sertifikasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post