Perahu Kecil 2
Menulis hari ke: 47
Kamis,18 Februari 2021
Oleh :Sri Sudaryati
Dengan melihat kesungguhan Mimin hati Parman mulai terbuka, mungkin ini jodoh yang dikirim Allah .Begitu kata hatinya. Sejak pulang dari bersama Mimin ia mulai memikirkan langkah ke depannya. Kata Pamannya memang bisa sebagai pedoman Parman. Namun untuk melamar Mimin ia butuh dana agak lumayan ,mau apa adanya berarti tidak menghargai Mimin. Dengan pertimbangan berbagai hal akhirnya Parman datang ke rumah Pamannya untuk membicarakan hal itu.
"Assalamualaikum ...!," salam Parman.
"Waalaikum salam ....o..kamu Man ,ayo masuk !"ajak Pamannya.
Parman kemudian masuk dan duduk dikursi depan Pamannya,sambil meletakkan oleh-oleh untuk Bibinya di meja makan.
" Kok repot-repot to Man...santai saja ..!"kata Pamannya.
" Tidak repot kok Paman ..hanya oleh-oleh sedikit untuk adik !" jawab Parman.
"Apa kamu libur hari ini Man ..kok ke sini ? dan ada perlu apa Man?"tanya Paman.
" Begini Paman ...tentang Mimin..kelihatannya ia juga tulus mau menerimaku,sekalipun tahu keadanku namu...", belum selesai sudah dipotong Pamannya.
"Namun apa Man....dah tidak usah ragu-ragu...serahkan saja pada Paman!"saut Paman.
"Ya Paman ..soal biaya trus bagaimana Paman? aku hanya punya tabungan sedikit mestinya kurang pantas Paman.!"kata Parman.
" Man...tidak usah kuwatir nanti Paman dan Bibi akan membantumu Paman adalah wakil ayahmu dan dulu sudah di pesan ayahmu untuk membatu anak-anaknya!"kata Paman.
" Alhamdulillah ...dan terimakasih Paman dan Bibi semoga Allah akan mengganti rezeki yang lebih banyak !"saut Parman.
Kemudian Paman ,Bibi dan Parman bebincang-bincang lama sekali membicarakan tentang persiapan meminang Mimin. Malam semakin larut ,swara binatang malam besaut-sautan namun mereka belum mengakhiri pembicaraannya. Banyak sekali yang perlu dipersiapkan ,namun hati Parman penuh kebahagiaan sekalipun sudah larut malam masih semangat untuk melanjutkan pembicaraannya. Hingga terdengar ayam jantan berkokok barulah perbicaraan itu diakhiri. Karena sudah malam Parman disuruh menginap Bibinya. Dengan senang hati Parman menginap di rumah Paman dan disuruh menempati kamar tamu.Namun sampai larut malam mata Parman tidak bisa terpejam ,bayangan Mimin selalu melintasinya.Ia membayangkan hari bahagia segera datang . Betapa bahagianya nanti ,begitu angat Parman melambung di awang-awang.
Dia membayangkan menaiki perahu kecil bersama Mimin menuju samodra madu ..sekalipun perahu kecil akan ia isi dengan cinta dan cita-cita keluarga bahagia dunia akherat.
Aamiin....
Tamat
Rejosari,18 Februari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi
Ceritanya menarik sekali ibuk sayang. Semoga sehat selalu nggih.
Terimakasih kunjungannya Pak ..Salam literasi kembali.
Aamiin...makasih doanya mbk Tatik ...