Semusim yang lalu 2
Tagur hari ke 6
Selasa , 6 April 2021
Oleh : Sri Sudaryati
Panji memang pemuda yang sabar,jujur dan tidak memasakkan kehendahnya. Dengan sabar ia selalu menunggu hati Narti terbuka untuknya.. Semboyan Panji ,batu saja bisa berubah bentuk bila terguyur air setiap hari , apalagi hati manusia pasti akan berubah juga.
Nah…dengan kepercayaan itulah Panji menunggu , sambil bekerja mengumpulkan pundi-pundi uangnya. Setiap minggu Panji selalu mengunjungi Narti ,ada-ada saja yang dibawan untuknya.
Dan tidak hanya untuk Narti,ibupun juga mendapat bagian. Memang Panji sangat perhatian ,lebih-lebih pada ibu. Hal inilah yang masuk dalam penilain ibu. Sama dengan Doni ,ia juga perhatian pada ibu.
Angin malam berhembus pelahan , namun bagi Narti sudah merasakan kedinginan. Hari itu badan Narti memang kurang sehat ,sehingga terasa sangat dingin.
Melihat keadaan itu Panji tanggap diajaknya Narti masuk ke rumah. Padahal mula pertama Narti ingin melihat rembulan malam yang indah .Namun semuanya gagal ,karena kesehatannya tidak memungkinkan. Kemudian diantarnya Narti ke kamar diselimutinya, Panji ke luar mengambil the hangat diberikan pada Narti .
Hati Narti bergetar ….seolah-olah yang memberi the Doni. Apakah Narti mulai terbuka hatinya untuk Panji ya?
Dengan perasaan gak karuan Narti menerima the panas kemudian diminumnya. Dengan sabar Panji membantunya. .Malam semakin larut ,namun Panji belum juga pulang ia menemani Narti yang kurang sehat. Sambil angannya membayangkan kalau Narti menjadi istrinya. Ah …betapa bahagianya aku. Narti sebetulnya penyabar dan penyayang ,tapi sejak di tinggal Doni ,semua berubah .Narti sering marah ,mudah tersinggung dan putus asa. Namun semenjak Panji melamarnya ,ia mulai berubah banyak .Ibu sangat senang melihat perkembangan Narti .
Begitu juga orang tua Doni selalu memantau Narti . Semua itu merupakan bentuk kasih sayang orang tua pada anaknya. Bagi keluarga Doni , Narti sudah dianggap anaknya sendiri. Maka tidak rela kalau Narti diambil orang lain .
Dengan kejadian malam itu ,Narti betul-betul dibuat nrenyuh ,betapa tidak Panji sangat cemas melihat Narti sakit . Dan penuh kasih sayang menemani dan merawat Narti . Sampai akhirnya Panji menginap di rumah Narti . Menempati kamar tamu , berdekatan dengan kamar Narti . Sedangkan ibu menemani Narti di kamarnya..
Setelah minum obat dan istirahat semalam badan Narti kembali sehat. Ia sudah bangun ketika mendengar swara adzan subuh sari musola sebelah. Kemudian bersiap-siap akan sholat berja’ah di mushola. Namun dicegak ibu.
“ Nar …sholat di rumah saja ,kamu belum sehat benar.!” Nasehat ibu.
Akhirnya diputuskan sholat di rumah, sedangkan Panji dan ibu berjama’ah di musola.
Bersambung
Rejosari,6April 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Terimakasih sudah berkunjung teman..salam literasi juga.
Mantab cerpennya bu. Salam sehat dan sukses selalu