ADA HIKMAH DIBALIK MUSIBAH

Oleh : Sri Sugiastuti

Sejak saya menerima kabar bahwa Bu Nana atau Ibu Raihana Rasyid mendapat musibah, saya membayangkan kesedihan dan ketidak berdayaannya berda di kursi roda, yang pastinya sangat tergantung untuk minta tolong pada orang yang ada di sekitarnya.

Kegiatannya menulis di Gurusiana terhenti sejenak. Dan Saya pun merindukan banyak ide dan tulisan dari beliau yang sangat menginspirasi dan tak lelah berbagi. Alhamdulillah Bu Nana, tidak manja dan tetap bertekad untuk setia kepada pembaca Gurusiana.

Seminggu terakhir , tepatnya di akhir Juli 2018. Rasa kangen dan cintanya pada Gurusiana kembali membuncah. Hasilnya bisa kita dilihat langsung di kolom tulisan popular hari ini, maupun urutan 6 teratas dari penulis Gurusiana. Di awal bulan Agustus, Bu Nana bersaing ketat dengan Pak Edi Prasetyo yang sejak awal Juli 2018 selalu membayangi Pak Syaihu dan Bu Nana.

Rupanya musibah yang menimpa Bu Nana justru menjadi keberkahan buat pembaca Gurusiana. Bayangkan setiap hari bu Nana bisa menulis 3 sampai 4 artikel yang fresh, berbobot dan sangat bermanfaat bagi pemula yang sedang semangat menulis.

Masalah sedikitnya komentar, tidak perlu dirisaukan. Termasuk siapa yang ikut menikmati atau mengklik link Gurusiana pun tak perlu diurus. Biarlah data bicra dn membuktikan bahwa blog kroyokan Gurusiana yang digawangi oleh Pak Muh Ikhsan dkk, semakin mendapat tempat di hati guru seIndonesia, terutama yang gemar membaca dan menulis.

Kemunculan wajah baru, atau menghilangnya wajah lama merupakan hal biasa dalam sebuah blog keroyokan. Sya yang mulai aktif November 2017 pun kadang harus mencuri waktu untuk bisa membaca atau ikut memposting artikel yang saya miliki. Begitu juga dengan Bu Nana, mungkin Bu nana ingin menjadikan Gurusiana sebagai saksi kesabarannya ketika menrima musibah, ketika tak berdaya dan tetap berprasangka baik terhadap Allah. Maka di akhir tulisannya selalu terselip kaliamat EDISI MENGUATKAN HATI. Saya ikut merasakan bagaimana bu Nana Berjuang untuk bisa menerima keadaan dan terus bersabar agar cidera di kakinya segera pulih dan bisa beraktivitas normal seperti dahulu.

Andai jarak Solo Medan bisa ditempuh dengan bantuan baling-baling Dora Emon, pasti saya akan mengunjungi Bu Nana dan menguatkan hatinya. Akan saya bisikkan di telinganya bahwa ia adalah pilihan Allah untuk menerima musibah ini, dan pasti Allah punya rencana lain dari musibah ini.

Bu Nana, ada di rindu di hati saya dan saya berharap teruslah menulis dan menginspirasi Gurusianers dan juga pembaca lainnya. Tuliasan yang ditulis dengan hati dan perasaan sangat makjleb dan membekas di benak pembaca.

Barakallah salam sehat dan sukses selalu.