Sri Sugiastuti

Mendidik dengan hati, berdakwah lewat tulisan, membaca dengan kaca mata 5 dimensi,selalu ingin berbagi dan menjaga silahturahmi. Tulisan adalah warisan yang ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara Mekkah dan Madinah (1 )

Antara Mekkah dan Madinah (1 )

Antara Mekkah dan Madinah (1 )

Oleh : Sri Sugiastuti

“ Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu , dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara cara melakukan ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh Engkau lah yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”(QS.Al Baqarah 2:128)”

Lima hari menjelang kepergian kami meninggalkan Mekkah merupakan hari hari yang menyenangkan dan tak terlupakan dalam hidupku. Alhamdulillah Bunda bisa diajak kompromi. Jadi aku bisa lebih lama berada di masjid bersama Bu Betty. Kesempatan ini aku gunakan sebaik baiknya untuk beribadah dengan khusuk, bisa sholat di dekat maqom Ibrahim, dan di hijr Ismail, berdoa di tempat tempat yang ijabah bahkan dengan dipandu seorang joki aku bisa mencium Hajar Aswad. Tidak ada niatan khusus ketika mencium Hajar Aswad, aku melakukannya karena Nabi dulu juga pernah melakukannya.

Allhamdulillah aku bisa mencium Hajar Aswad 3 kali , yang pertama menjelang sholat Isya dengan Bu Betty, sedang yang ke dua aku justru mengajak adikku, karena dia sudah berhaji yang ke tiga kali in belum pernah mencium Hajar Aswad, jadi aku beri motivasi dan kuberi tahu caranya ketika aku melakukannya dibantu Joki. Mengikuti arus Tawaf yang agak mendekat ke Kabbah saja adikku tidak berani, maka aku gandeng dia sambil berdoa, dan berjalan di belakang orang Turki yang besar, jadi bisa terlindungi, dan terus mendekat ke arah Hajar Aswad.

Kami terus saja berdoa, tanpa disadari kami semakin mendekat dan mendapat kesempatan mencium Hajar Aswad, walau hanya sebentar, dan berdesak desakan, baru saja aku dan adikku mundur, tiba tiba aku mendengar ada orang yang menjerit kencang, ternyata ada salah satu jamaah yang jatuh di dekat Hajar Aswad dan terijak, untung segera mendapat pertolongan. Aku bersyukur karena sudah keluar dari putaran yang dekat dengan Hajar Aswad.

Kesempatanku yang ketiga pun tanpa aku rencana. Terjadi di pagi hari sekitar jam 10 an. Tadi selesai sarapan aku memang pamit sama Bunda mau ke Masjid. Setelah sholat dhuha, dan mengaji, aku tetap membasahi bibirku dengan berzikir, sesekali mengamati jamaah lain yang lalu lalang. Tiba tiba ada suara dari jamaah Indonesia yang berkata kencang” Ayo siapa lagi yang mau mencium Hajar Aswad, sambil memandang jamaah yang ada di sekitarnya. Ternyata tawaran itu ditujukan pada anggota rombongannya. Salah satu dari anggota itu aku kenal, maka dia mengajakku.

Tanpa pikir panjang aku ikut berdiri dan gabung di dalam acara cium Hajar Aswad yang dipandu dan disetting dengan apik. Lalu pak Hery menjelaskan tatacaranya. Dicari salah satu jamaah Pria yang tinggi besar untuk baris paling depan, di belakangnya adalah istri si Bapak tadi, baru jamaah perempuan sampai akhirnya aku dapat posisi di tengah diapit bapak ibu yang punya muhrim, sebagian lagi yang tadi sudah mendpat kesempatanmencium Hajar Aswad berdiri diantara barisan kami dan menjadi pagar betis ketika prosesi cium hajar Aswad. Alhaamdulillah sukses, tanpa ada kesulitan, ini juga dikarenakan keadaan masjid yang tiidak terlalu padat.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post