BUAT GURU YANG SADAR PROFESI
BUAT GURU YANG SADAR PROFESI
Oleh: Sri Sugiastuti
Undangan untuk KS dengan acara tunggal "Pembinaan" membuat hati kami tratapan. Agenda kami beberapa minggu ini padat merayap. Akhirnya kami pun bermain tebak-tebakan. Ternyata hot issuenya ada di berbagai masalah yang mengkhawatirkan.
Pendidikan dan guru sering dijadikan kambing hitam ketika terjadi dekadensi moral. Pendidik lah yang ditunjuk pertama kali dan dianggap tidak becus mendidik siswa-siswanya. Padahal kesalahan bukan hanya ada di pihak pendidik tapi semua unsur elemen yang ada dalam kehidupan suatu negara.
Rasanya tidak adil bila kenakalan dan kebrutalan remaja saat ini dibebankan pada pundak guru atau sektor pendidikan buruknya karakter anak zaman now sangat memprihatinkan. Karakter yang memburuk tentu bukan secara tiba-tiba dan tanpa sebab. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa remaja mereka mudah sekali memviralkan hal-hal yang tidak senonoh bahkan membuat videonya.
Perlahan tapi pasti bila tidak segera ditangani tentang pembentukan karakternya, negara ini akan hancur. Sudah bukan rahasia lagi kalau sebagian memiliki karakter yang tidak terpuji sementara dari pihak pemerintah yang digawangi oleh pakar pendidikan sedang mati-matian menegakkan karakter bangsa agar mereka kelak memiliki akhlak mulia dan menjadi pemimpin di masa depan yang beradab karena memiliki karakter yang kuat dan menjadikan bangsa ini bangsa yang hebat.
Anak-anak kelak akan menjadi ujung tombak kemajuan bangsa ini. Di era globalisasi di mana tuntutan dunia kerja sangat membutuhkan kedisiplinan, kejujuran, ketekunan, dan etos kerja yang mendukung mereka menjadi seorang yang tangguh bertanggung jawab sekaligus berakhlak mulia.
Sebenarnya masalah karakter bukan tanggung jawab penuh seorang guru. Tanggung jawab itu lebih pada orang tua yang diberi amanah oleh Allah untuk mendidiknya, membimbing dan mengawal ketat agar mereka sukses dunia akhirat.
Tetapi kenyataan berkata lain. Kecanggihan teknologi ikut menggerus moral mereka. Banyak hal yang saat i sangat memprihatinkan. Salah satu contoh yang penulis amati ketika ada seorang ibu yang memiliki anak, tanpa merasa bersalah,membiarkan anaknya putus sekolah sampai di SMP. Anak tersebut rela bekerja di pabrik sementara sang ibu yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga dengan bangganya memamerkan sepeda motor yang dibeli dari jerih payah anaknya yang bekerja di pabrik.
Ia mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi ia lebih bangga anaknya bisa membelikan sepeda motor dengan cara harus berhutang. Tebar pesona keliling kampung dengan rasa bahagia.
Ada lagi kasus yang penulis amati dimana seorang ibu tega tidak membangunkan anaknya untuk pergi ke sekolah sehingga anak itu sering terlambat. Alasannya pun karena bangun kesiangan kalau dia bangun jam 07.00 Kapan mandinya kapan sarapannya dan kapan berangkat sekolahnya.
Andai saja semua orang tua memahami bahwa anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan harus dipertanggungjawabkan kelak di akhir kehidupan sudah semestinya mereka bisa merawatnya dengan baik. Perhatian, tanggung jawab dan kasih sayang dari orang tua sangat diharapkan oleh anak zaman now. Ada Anak-anak yang dari rumah sudah membawa masalah. Ia memindahkan masalah tersebut ke sekolah. Mereka menjadikan sekolah tempat ini yang nyaman untuk bisa tidur lelap atau sekedar melepaskan rasa kesal yang dimiliki terhadap orang tuanya di rumah.
Sedihnya, kami harus ekstra hati-hati menanggapinya, dikerasi patah, didiamkan melemah. Membuat mereka betah di sekolah harus jadi PR besar buat guru yang sadar profesi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bu Marlupi, terima kasih sudah singgah Semangat dan sehat selalu ya
Salam literasi bunda..
Salam Literasi juga dari Solo
Benar Bunda, sudah waktunya orang tua dan guru harus membangun sinergi untuk kebaikan anak-anak bangsa. Makasih Bunda Sri yang sudah menginspirasi...sehat dan sukses selalu Bun
Harus ada kerja sama antara orang tua, guru dan masyarakat dalam membentuk karakter anak harapan bangsa. Jazakillah khoir tlisan bunda selalu mencerahkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda,
Berbagi Bu Nana biar full barokah Salam sehat dan sukses juga untuk Bu Nana
Ibu sudah menginspirasi guru- guru mantep
Alhamdulillah Salam Literasi