Sri Sugiastuti

Mendidik dengan hati, berdakwah lewat tulisan, membaca dengan kaca mata 5 dimensi,selalu ingin berbagi dan menjaga silahturahmi. Tulisan adalah warisan yang ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
CAHAYAPENERANG DI ALAM KUBUR

CAHAYAPENERANG DI ALAM KUBUR

CAHAYA PENERANG DI ALAM KUBUR

Oleh : Sri Sugiastuti

“(Ketika datang kematian pada seseorang, lalu ia berkata): Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100).

Kutipan 2 ayat di atas gambaran penyesalan hamba Allah yang ketika semasa hidupnya lalai dan belum cukup amal salehnya. Ia berharap bisa kembali ke dunia, mengulangi hidupnya, membawa bekal yang banyak untuk hidup di kampung akhirat. Tetapi semua sudah terlambat.

Apa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari wacana di atas? Sebaiknya agar tidak menyesal, sebelum terlambat, selama masih ada kesempatan mari kita cari pemberat amal agar ketika di alam kuburada penerang disana. sebelum ajal menjemput ada beberapa nasehat berikut yang bisa direnungkan dan diamalkan

“Jika engkau berada di petang hari, janganlah tunggu sampai datang pagi. Jika engkau berada di pagi hari, janganlah tunggu sampai datang petang. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah pula waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari, no. 6416)

Di dalam hadist ini terkandung betapa kita harus pandai memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk melakukan kebaikan dan tidak menyia-nyiakan kesempatan agar tidak menyesal. Dengan berbuat baik dan mencari bekal pulang yang cukup menuju kampung keabadian.

“Hendaklah beramal baik di sisa umur yang ada, maka akan diampuni kesalah-kesalahanmu yang terdahulu. Karena jika engkau masih berbuat jelek di sisa umurmu, engkau akan disiksa karena kesalahanmu yang dulu dan sisa umurmu yang ada.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 383)

Pernyataan ini sangat penting dipahami agar kita selalu beramal baik. Dengan berbuat baik Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahan kita. Sisa umur yang kita miliki masih jadi rahasia Allah. Gapailah apa yang akan menjadi pemberat amal karena sejatinya kelak apa yang sudah kita kerjakan harus dipertanggungjawabkan.

Ketika manusia telah kembali pada pemilik-Nya dengan kata lain telah meninggalkan dunia, tidak ada yang bisa dibanggakan . Manusia lahir ke dunia seorang diri dengan tidak membawa apapun, begitu juga ia meninggalkan dunia seorang diri tanpa membawa apapun meskipun selama di dunia ia memiliki harta yang melimpah. Ibarat kata dunia sudah ditaklukkan selama hidupnya baik itu keluarga, harta, jabatan dan lain-lain. Tetapi ketika ia dijemput malaikat maka manusia terbujur kaku karena nyawa sudah tercabut, ia akan berada di alam kubur yang sempit dan gelap. Alam kubur yang ditinggali akan lapang dan terang benderang bila kita orang yang beriman dan bertaqwa.

Saat Malaikat Munkar dan Nakir mulai datang melaksanakan tugasnya memberikan berbagai pertanyaan yang harus manusia jawab dimana akan membuat setiap manusia merasa kalut dan ketakutan. Pada saat itu, manusia tidak ada daya upaya. Mereka tidak akan bisa berdusta seperti mereka berdusta di dunia karena yang menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya bukanlah mulutnya melainkan organ tubuhnya sendiri.

Kegelapan-kegelapan yang dirasakan di dalam kuburan itu bisa dihilangkan dengan cahaya penerang yakni ucapan Laa Ilaaha Ilallah. Kalimat tersebut merupakan kalimat yang dapat menolong manusia menerangi kegelapan selama di kuburan, karena kalimat tersebut bermakna mengakui keberadaan Allah SWT dengan tidak ada lagi selain-Nya.

Akan tetapi, manusia tidak cukup hanya berbekal kalimat Laa Ilaaha Ilalah. Amalan manusia selama hidupnya sangat berpengaruh untuk memberi cahaya penerang ketika di dalam kuburan. Dan diantara amalan yang terus mengalir sampai manusia meninggal ada 3 yaitu sesuai dengan hadits :

“Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka putuslah amalannya. Kecuali tiga hal yaitu: Sedekah Jariyyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendo’akan orangtuanya” (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, Abu dawud dan Ahmad)

Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat termasuk membaca dan mengamalkan Al Quran, dan punya asset anak shaleh selalu mendokan jadi penerang di alam kubur. Itu lah sebabnya Mengingat mati, beriman dan menyiapkan diri untuk pulang ke kampung akhirat harus terus kita lakukan. Selama kita masih diberi kesempatan hidup mari kita memperbaiki diri kita agar terhindar dari kegelapan di alam kubur, kita siapkan penerang yang akan menemani kita disana.’

“ Ya Allah … Mudahkanlah kami untuk mempersiapkan bekal amalan shalih untuk menuju kampung akhirat. “ Aamiin YRA.

Sri Sugiastuti pegiat literasi mengingatkan diri dengan adanya kampong akhirat dan bekal yang harus dibawa.

03 Ramadhan 1440 H

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, terima kasih appresiasinya

08 May
Balas

Paparan berdaging dan sangat mengingatkan. Kalimat tauhid merupakan kuncinya surga. Sukses selalu dan barakallahu fiik

08 May
Balas

Alhamdulillah tercurah doa yang sama untuk bu pipi

08 May

tulisan yang bermanfaat

08 May
Balas



search

New Post