Sri Sugiastuti

Mendidik dengan hati, berdakwah lewat tulisan, membaca dengan kaca mata 5 dimensi,selalu ingin berbagi dan menjaga silahturahmi. Tulisan adalah warisan yang ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGUKIR PERADABAN DI PULAU MANDANGIN

MENGUKIR PERADABAN DI PULAU MANDANGIN

MENGUKIR PERADABAN DI PULAU MANDANGIN

Penulis: Badrul Munir

Pernahkah Anda mencari pulau yang ada di sekitar selat madura dan sekitarnya/ Ternyata disana ada sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Mandangin. Penulis lahir dan menghabiskan sebagian besar waktunya di pulau tersebut, Bila Anda ingin lebih dekat mengenalnya anda bisa membaca buku ini.Kurang lebih sinopsis dari buku ini bisa jadi pengantar anda menghilangkan rasa penasaran. Dan membaca buku ini ada bisa lebih menghargai waktu, kehidupan keluarga dan sebuah perjuangan yang tidak sia-sia.

SINOPSIS

WAKTU adalah bagian dari kehidupan kita. Tanpa waktu mustahil terukir sejarah. Karena kisah hidup tak akan pernah terukir kecuali bersama tempat dan waktu. Serpihan peristiwa yang terangkai bersama waktu membentuk cerita tersendiri. Ada kisah sedih yang mengharu biru, senang berbalut bahagia, perasaan jenuh dengan rutinitas, petualangan dengan segala tantangannya, serta asa yang menjelma menjadi nyata. Semuanya pasti ada, terjadi, dan berlalu bersama sang waktu.

Tempat dan waktu seperti dua sisi mata uang. Keduanya tak mungkin terpisahkan. Setiap orang terlahir ke dunia di suatu tempat, yang kemudian disebut tanah tumpah darah. Ia pasti sangat mencintai tempat itu. Tempat yang membuatnya mengukir sejarah pertamanya.

Memasuki masa pertumbuhan, ia berkembang bersama waktu dan tempat pula. Entah di mana, tempat itu begitu berkesan, karena di sana ada sebagian kisah yang termaktub di dalam sejarah hidupnya.

Buku ini berisi beberapa fragmen sejarah hidup seorang anak desa dari pulau terpencil. Pulau yang dahulu lebih dikenal sebagai pulau santri. Pulau yang penghuninya hanya mengandalkan hidup dari hasil laut pemberian ilahi. Pulau, yang dahulu penduduknya tidak begitu menyadari pentingnya pendidikan formal.

Di tengah pandangan yang konvensional dalam melihat pendidikan formal, si anak pulau berjuang menyelesaikan pendidikan formalnya hingga mampu menyandang gelar sebagai sarjana pendidikan. Lalu berkiprah membangun tumpah darahnya dengan menjadi guru.

Dalam pandangannya, membangun tidak selalu identik dengan faktor fisik. Gedung yang besar, jembatan yang panjang, serta kapal dan pesawat dengan teknologi yang canggih, tak dapat dibuat oleh SDM yang tidak berpendidikan. Karena itu, ia memilih berjuang di jalur pembangunan SDM. Yaitu dengan cara mendidik generasi penerus melalui profesinya sebagai guru di sekolah formal.

Buku ini tidak berkisah sejarah hidup secara keseluruhan, namun hanya cuplikan-cuplikan peristiwa selama ia bergulat dengan perang psikologis, antara terus berjuang atau mundur menyerah pada keadaan. Pada akhirnya, kesabaran, ketekunan dan keyakinan menjadi penentu keberhasilan.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, buku ini menjadi layak dibaca oleh para pendidik, orang tua, dan para pelajar yang sedang bertumbuh mengukir sejarah hidupnya.

Anda tertarik denganbuku ini? Silakan hubungi penulisnya. sudah bisa preorder ke nomer 0878 5095 7565

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post