Sri Sugiastuti

Mendidik dengan hati, berdakwah lewat tulisan, membaca dengan kaca mata 5 dimensi,selalu ingin berbagi dan menjaga silahturahmi. Tulisan adalah warisan yang ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
NGUPING ITU PENTING

NGUPING ITU PENTING

Nguping itu Penting*

_Oleh: Sri Sugiastuti_

Ini hasil nguping saya ketika mengantar berkas instrumen kurikulum ke Semarang Jumat pagi tanggal 20 Juli 2018. sungguh ini merupakan kegiatan indra mendengar yang sangat positif.

Pengalaman saya ke Semarang ini adalah kali ketiga selama saya menjadi guru provinsi sejak Januari 2017. Kedatangan saya yang pertama pada akhir Desember 2017 ketika mengurus kenaikan gaji berkala. Kenaikan gaji berkala otomatis biasanya per 1 Maret 2018 sudah saya ajukan di awal bulan Desember 2017, untuk mengantisipasi agar bisa diinput secepatnya sesuai dengan urutan sehingga tepat pada bulan Maret 2018, saya sudah menerima gaji yang baru sesuai dengan SK kenaikan gaji berkala.

Kunjungan saya yang kedua bersama teman lebih pada mendapatkan konfirmasi ujian nasional yang harus didaftar secara online. Ada yang salah ketika input data siswa yang mengikuti ujian nasional tahun 2017 -2018. Saat itu sempat dibuat, kecewa karena ruang ditutup untuk sementara sambil menunggu informasi dari pusat.

Kunjungan ke-3 saya baru saja kemarin hari Jumat. Kunjungan ini berkenaan dengan mengumpulkan instrumen kurikulum dan checklist validasi dari pengawas yang merupakan bagian nyawa sekolah dalam proses belajar mengajar. Mengerjakan instrumen ini menurut wakakur sekolah saya cukup melelahkan.

Menurut petunjuk dan cara membuatnya mrmsng sudah bisa di download tetapi karena penyerahan tugas dari wakakur yang lama ke wakakur yang baru hanya dalam waktu yang singkat maka perlu extra kerja keras agar semua bisa terpenuhi dan segera dikirim atau diantar ke Semarang.

Sebetulnya simpel saja yang dikirim itu cukup ceklis validasi dan beberapa data yang lain yang dibendel dalam satu map. Tetapi untuk membuat suatu map yang dibendel itu harus ada data fisik yang melengkapinya. Sebetulnya tidak dibawa pun tidak apa-apa. Tetapi berhubung jarak jauh dan takut ada perubahan maka tetap berkas sebanyak 6 bendel lumayan tebel harus ikut di bawa.

Bayangan saya tentang keribetan dan juga antrian dari beberapa sekolah yang ada di Jawa Tengah sirna. Ini bukan kebetulan atau disetting kami baru bisa mengantar berkas ini di hari jumat, di mana mungkin teman-teman yang dari sekolah lain sudah lebih awal mengirimnya dan tidak bermasalah. Ternyata ruangan tempat menerima berkas itu tidak terlalu berjubel dan ruangannya cukup nyaman.

Di belakang lemari yang menghadap meja sudah tertera petunjuk bagaimana berkas diurutkan sesuai dengan apa yang nanti akan ditandatangani. Selain mengikuti petunjuk yang ada, telinga dan perhatian saya tertuju pada teman lain yang sedang menghadap. Dari merekalah saya belajar bagaimana yang benar bagaimana yang salah. Atau paling tidak saya paham mengapa berkasnya dikembalikan.

Apakah tidak lengkap atau ada kejanggalan? Misal kejanggalan itu yang seakan berkas tersebut dibuat tidak sesuai alias asal-asalan. Maksudnya begini ada salah satu petugas yang mengatakan bahwa nilai yang diberikan oleh pengawas tidak sesuai dianggapnya pengawas tidak bekerja atau yang mengisi checklist adalah dari sekolah yang bersangkutan dan pengawas hanya sekedar tanda tangan.

Dari hasil menguping saya banyak belajar apa yang harus kami kerjakan dan ini merupakan rezeki berupa info untuk ke depannya saya jadi lebih paham bagaimana cara untuk mengerjakannya? Apakah itu mau dibuat dengan penuh tanggung jawab setengah tanggung jawab ataupun hanya sekedarnya saja yang penting mengumpulkan.

Sosialisasi yang diberikan itu sudah cukup lama dan setiap sekolah diminta akhir Juni 2018 sudah mengumpulkan instrumen tersebut tapi yang namanya kesibukan atau kurangnya pemahaman membuat banyak sekolah yang terlambat mengirim atau menyerahkan, termasuk sekolah saya. Memang ini hal yang baru ketika SMA dan SMK belum dialihkan ke provinsi membuat instrumen kurikulum atau KTSP di dinas kota masing-masing diabaikan.

Sekarang di provinsi setiap tahun instrumen kurikulum sesuai sekolah masing-masing harus dikirim dengan petunjuk yang bisa didownload dan juga petunjuk langsung dari pengawas.dari hasil nguping juga saya tahu bahwa ada pengawas yang memberi nilai terlalu tinggi pada sekolah yang dianggap tidak layak mendapatkan nilai tinggi yaitu 98 padahal untuk sekolah yang paling bagus pool nilai yang diberikan itu 92.

Jadi bila sekolah dan namanya pun tidak terkenal dianggap tidak layak mendapat nilai 98 padahal jelas ketika ada Diklat penguatan untuk para pengawasdisepakati bahwa dinas mempercayakan pengawas untuk memberi nilai Tapi ketika pengawas memberi nilai tinggi justru dipertanyakan Dianggap pengawas tidak bekerja atau hanya menandatangani dan tutup mata.dalam hal ini saya tidak bisa memberi kesimpulan tapi hanya menyampaikan Itulah fakta yang ada di lapangan hasil saya nguping di Dinas Provinsi Semarang.

_Soloraya 21-07-2018_

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post