SABAR INI UJIAN
SABAR INI UJIAN
Oleh Sri Sugiastuti.
Judul di atas nampaknya sangat cocok dengan kondisi saya yang saat ini sedang menuju ke Jogja dalam keadaan jelang magrib dan sendirian. Entah mengapa Jogja yang sering saya kunjungi tiba-tiba menjadi asing dan membuat saya blank seketika
Dari awal keberangkatan memang penuh kaguan memilih transportasi yang akan digunakan. Ya menuju Jogja sebenarnya, banyak pilihan mau kereta api bus patas travel ataupun naik taksi online. Menimbang dan mengingat waktu tiga segi kepraktisan maka pilihan jatuh pada bus patas jurusan Surabaya Jogja yang melintas Solo.
Sebenarnya Pak Kanjeng tidak tega membiarkan saya berangkat sendiri tapi dengan pertimbangan satu dan lain hal, terpaksa dia cukup mengantar saya sampai di terminal. Walau banyak penumpang yang menunggu bus datang.
Alhamdulillah saya masih kebagian tempat duduk yang cukup nyaman. Perjalanan di senja hari bagi saya perjalanan yang menyebalkan, karena dengan terpaksa salat Maghrib saya terganggu ditambah lagi suasana maghrib di jalan sangat tidak menyenangkan.
Bus melaju dengan cukup kencang sesekali di tempat tertentu ada kemacetan. Seperti itulah jalur Solo -Jogja kesehariannya. Genap 2 jam 10 menit bus merapat di lampu merah yang menuju arah masuk ke Terminal. Saya pun turun dari bus dan dengan percaya diri menggeret koper kecil. Barang bawaan saya plus hand bag yang berisi selimut. Hand bag terpaksa memuat selimut karena koper kecil saya, penuh dengan buku.
Saya pun mencari tempat yang aman dan mulai menghubungi grab yang bisa membawa saya ke tempat penginapan pimpinan pusat Aisyiyah Yogyakarta yang berada di Jalan KH Ahmad Dahlan nomor 32. Ternyata alamat itu hanya mudah dibaca di WA sedangkan Google Map cukup ribet mengarahkan kami menuju ke arah alamat tersebut.
Ujian berikut, driver taksi online itu tidak bisa menemukan posisi saya yang berada di sebelah timur arah menuju ke Wonosari. Sang driver memutar 4 kali untuk mendapatkan posisi saya yang berada di depan perpus atau rumah makan Serba Rata-Tata.
Alhamdulillah sabar yang saya kantongi dari rumah membuahkan hasil, dengan menebar senyum pada sang driver. Saya hargai usahanya mencari posisi saya menunggu mobil itu. Dan kami saling konfirmasi keberadaan kami. Mengapa sulit menemukan posisi saya.
Ternyata, saya selain berada di posisi zona merah, juga karena saya tidak paham ,apakah saya berada di pintu masuk sebelah selatan atau di pintu masuk sebelah barat dari terminal Giwangan.Hedeh! Bingung tingkat dewa.
Setelah masuk di dalam mobil, pandangan saya lurus ke depan, dan akhirnya mulai sadar bahwa saya gagal Paham. Eaya yang sering ke Jogja seakan dibutakan padahal jelas Jalan KH Ahmad Dahlan itu berada di tengah kota tetapi pikiran saya yang Blank isyarat kan bahwa Jalan KH Ahmad Dahlan itu berada di sebelah Selatan atau di sekitar terminal Giwangan.
Saya tidak tahu apakah ini akibat dari pemikiran saya yang dari awal bahwa antara tempat penginapan dan tempat diadakannya seminar yaitu di Unisa tidak terlalu jauh. Jadi mengganggap remeh dan pasti mudah ditemukan.
Waktu terus bergulir dan mobil terus melaju ke arah kota. Driver pun ternyata terkecoh dengan Google Map yang menjebaknya. Beruntung dengan modal kesabaran sang driver turun dua sampai tiga kali lalu bertanya pada tukang becak, maupun orang yang ada di sekitar tempat ia berhenti.
Selain Google Map yang kacau, ternyata tulisan pimpinan pusat Aisyiyah Yogyakarta itu papan namanya terlalu kecil, dan tidak ada penerangan Jadi kalau dalam keadaan gelap di malam hari memang cukup merepotkan. Mungkin ini bisa jadi masukan agar ada lampu agar tulisan pimpinan pusat Aisyiyah itubbisa terbaca dengan jelas.
Akhirnya saya pun memahami penginapan tersebut. saya memandang sekeliling dan menuju ke anak tangga yang ada di depan mata. ya Kamar saya ada di lantai 2 Nomor 22. bersiap naik ke atas dengan menenteng koper kecil yang lumayan berat karena naik tangga, koper tidak bisa saya seret.
Perlahan tapi pasti, akhirnya sampai juga ke kamar di mana Bu Yanti sudah menunggu. Ini pertemuan kami yang kedua karena sebelumnya kami pernah berjumpa di Bandungan tepatnya di Amanda Hill Ketika saya mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Universitas Ungaran bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang dimiliki Pak Cucu Suryanto.
Setelah cipika-cipiki saya pun merebahkan badan sejenak di dipan kecil yang ada di kamar tersebut. Cukup lima menit, saya pun tergerak melepas kaos kaki dan harus bersegera menunaikan salat Maghrib dan Isya.
Rupanya saya dan Bu Yanti tidak sabar untuk segera melepas rindu. Selesai salat pun kami langsung curhat ya ala penulis sekaligus ala nenek-nenek yang sudah bermutu. Di sela kami ngobrol Bu Yanti sempat vical dengan seseorang yang berada di Blitar salah satu anggota AGM yang cantik dan ramah. Siapa dia? Bu Romdiyah Cakep. Nama yang direferensikan Pak Marjuki tuk bisa gabung di AGM. Saya terpesona dengan suaranya yang renyah dan santun. Serasa memiliki keluarga baru di AGM.
AGM rumah yang bikin saya betah. Bersyukur pula berkat Bu Yanti saya bisa menghadiri seminar sekaligus kopdar dari komunitas penulis yang cukup bergengsi yaitu"Sahabat Pena Kita" atau biasa disingkat dengan SPK.
Cerita tentang SPKnya nanti saja ya karena saya dan Bu Yanti dmau menikmati Jogja di waktu malam .Cerita tentang Jogja di waktu malam nya pun akan saya lanjutkan nanti. Don't miss it, oke!
Oh iya, ternyata buah kesabaran itu manis sekali. Saya yang begitu sabar menunggu taksi online di terminal Giwangan, saya yang begitu sabar mencari alamat yang susah ditemukan, dan saya juga yang mau berpayah-payah naik ke lantai 2 dengan membawa koper kecil yang berat penuh dengan buku. Dan semua itu terbayar lunas dengan kegiatan yang akan saya ikuti. Itulah yang dikatakan bahwa sabar ini ujian. Insyaallah saya mau naik kelas.
,*Edisi Melawan Lupa* _Soloraya, 3007 2018_
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
OIya ujian saya dan bu Nana beda, tapi kita diminta supaya sabar Barakallah Bu Nana
Mantabsss bu
Perjuangan demi mau kopdarannya dapat ilmu
Dalam segala hal sabar memang sangat dibutuhkan ...njih bunda? Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah ,bunda.
Hebat Bu.... saya pengin
Monggo Pak Yusak, menulis dan berbagi