Welcome to the jungle*

Catatan Syawal 1439 h _Oleh : Sri Sugiastuti_

_"Welcome to the jungle"_ salah satu komen yang saya dapat dari teman yang memberikan ucapan selamat, ketika saya membuat status di Facebook setelah acara sertijab selesai.

Teman saya ini kepala SMP dan sudah membuat buku tentang seluk beluk pengelolaan sekolah. Menurutnya sekolah itu diumpamakan sebuah hutan. Saya tidak 100 persen setuju tapi juga tidak menolaknya.

Besok tanggal 2 Juli 2018 saya mulai melaksanakan tugas sebagai KS. Sekolah ini mati suri. Setelah terlena selama 17 tahun tidak ganti KS, dan mengalami kemerosotan.

Sekolah yang berada dalam naungan yayasan ini memiliki karakter guru yang sangat unik dan kadang 'Semau gue.' Ini terkondisikan karena ada celah dan kurang pembinaan baik dari KS ataupun dari yayasan.

Guru yang ada di sekolah ini terdiri dari 3 jenis ada guru DPK atau ASN ada guru tetap Yayasan dan ada guru tidak tetap. Dtatus inilah yang kadang membuat friksi dan saling berprasangka buruk ataupun lebih suka menilai orang lain daripada intropeksi diri sendiri.

Saya sebagai guru senior sejak tahun 1990 sudah berada di sekolah itu. Saya amati selama lebih 30 tahun baru ada pergantian 2 kepala sekolah. Ironis memang, sekolah dibiarkan tenggelam perlahan-lahan. Setelah kolaps, kepala sekolah yang lama meminta mengundurkan diri. Yayasan meminta Pak KS mengajukan tiga nama sebagai penggantinya. Dari 3 kandidat saya salah satu dan terpilih untuk menggantikannya.

Bagi saya ini bukan pekerjaan yang ringan. Saya harus keluar dari zona nyaman, harus bisa membaca dengan kacamata 5 dimensi, harus bisa mengikuti irama teman-teman, harus bisa membuat perubahan agar sekolah ini lebih baik.

Jadi benar apa yang dikatakan teman saya sekolah bak sebuah hutan dengan berbagai binatang yang ada di dalamnya. Ada yang jinak ada yang ganas ada yang licik ada juga yang lamban dan sebagainya. mengatur agar hutan dalam keadaan damai dan sejahtera tentu saja perlu ilmu khusus.

Kemarin dari tulisan Bu Ismiatun saya mendapatkan ilmu FAST singkatan dari Fathonah Amanah Sidik dan tabligh. Empat sifat nabi ini bila diterapkan dengan baik hasilnya insyaallah akan baik juga.

Belum usai 1 jam saya dilantik berbagai suara baik yang sedap maupun tidak sedap di telinga sudah mulai terdengar. Saya pun harus menyikapinya dengan sabar tenang dan berlapang dada. Di depan saya sudah menunggu berbagai tugas yang harus diselesaikan secepatnya termasuk pembuatan SK siapa yang akan mendampingi saya sebagai pembantu Kepala Sekolah yang bisa saya ajak kerja bareng memajukan sekolah ini.

Rencana saya besok hari Senin yang pertama saya rangkul adalah guru tetap yayasan. Ini berdasarkan masukan bahwa mereka merasa di anak tirikan karena yang berperan selama ini hanya guru DPK. Agar adil ada 4 guru tetap yayasan yang akan beri tugas pada pos-pos penting.

Pos penting itu, sebagai Waka kurikulum, sebagai Waka kesiswaan, satu guru dan diberi jabatan kepala perpus sekaligus mengelola kantin dan satu lagi saya fokuskan di unit produksi untuk keterampilan siswa. Ada pemanfaatan las dan mesin bubut, bisa juga membuka bengkel kecil dan tempat cucian sepeda motor untuk praktek anak jurusan teknik kendaraan ringan atau TKR.

Empat guru ini yang pertama akan saya ajak berbagi dan dalam waktu dekat saya minta untuk bisa menyerahkan program yang saya tugaskan kepada mereka.Dengan semangat dan niat baik saya yakin dan menargetkan program bisa jalan 90% seandainya meleset pun tidak terlalu jauh.

Belajar dari banyak teman yang sudah ahli di bidang pengelolaan sekolah saya berharap bisa menerapkannya di sekolah yang mati suri ini. Intinya tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik dan menyembuhkan sekolah yang sakit ini. Tidak apatis, tapi doa dan ikhtiar seiring sejalan untuk hasil akhir biar Allah yang menentukan.

_Bersambung_