Wisata Sejarah Benteng Pendem Cilacap
Wisata Sejarah Benteng Pendem Cilacap
Oleh: Sri Sugiastuti
Cilacap sebuah kota kabupaten yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa barat itu jadi saksi bisu keberadaan pasukan Belanda ketika menjajah bangsa Indonesia. Belanda membangun benteng Kustbatterij op de Landtong te Cilacap. Dikenal dengan nama benteng Pendem, dibangun pada tahun 1861.
Benteng Pendem ini lah yang menjadi salah satu alasan kami berkunjung ke Cilacap. Letaknya, yang tak jauh dari pantai Teluk Tanjung menjadi tujuan kami setelah puas berada di tepi pantai Teluk Penyu.
Sepeda motor kami pun meluncur ke halaman parkir pintu masuk Benteng Pendem. Rasa ingin tahu dan membuktikan apa yang sudah diinfokan oleh Mr. Google membuat langkah kami semangat menyusuri kompleks area Benteng Pendem yang cukup luas.
Kami membayar uang tiket 6.500 untuk tiap orang. Kesan pertama ketika memasuki area tersebut, ada rasa takut, konon tempat ini dianggap angker dan sering digunakan untuk shooting film horor dan uji nyali. Tetapi dengan melihat taman yang tertata rapi, bersih dan ada banyak kursi untuk duduk para pengunjung maka kesan seram dan angker pun surut.
Sepanjang jalan menyusuri benteng peninggalan Belanda itu kami sempat didampingi tukang sapu yang biasa membersihkan area yang ada di benteng tersebut. Tukang sapu itu tanpa diminta menjelaskan keberadaan benteng tersebut layaknya seorang guide profesional.
Benteng ini bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektare secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 hingga 1879. Saat itu Belanda berjaya sebagai penjajah menjarah dan mengangkut hasil bumi Indonesia ke negara nya atau dijual ke Eropa.
Mengapa benteng ini disebut Benteng Pendem karena benteng ini sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak terurus. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun 1986.
Pemerintah Kabupaten Cilacap akhirnya menjadikan benteng ini sebagai tempat wisata sejarah. Tanpa diminta, guide kami si tukang sapu menjelaskan bahwa benteng Pendem dahulunya merupakan markas pertahanan Benteng ini difungsikan untuk menahan serangan yang datang dari arah laut bersama dengan Benteng Karang Bolong, Benteng Klingker, dan Benteng Cepiring.
Belanda masih menggunakan benteng tersebut hingga tahun 1942. Jepang berhasil menduduki benteng.Tetapi tahun 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu, Jepang pulang mengurus negerinya. Indonesia merdeka, sehingga benteng ini diambil alih oleh TNI Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Dalam penguasaan TNI, benteng ini digunakan para pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.
Sambil menyusuri kompleks benteng, kami bisa melihat sisa kokohnya benteng, rimbunnya pepohonan. Bangunan benteng ada yang berupa klinik, barak, benteng pengintai, ruang rapat, dapur, ruang peluru,dan terowongan yang konon bisa tembus ke pulau Nusakambangan, yang paling seram ada juga ruang penjara.
Sang Guide menjelaskan masih sering terdengar suara orang menangis di sekitar bangunan Beteng itu. Konon ada juga pengunjung yang memiliki indera ke-6 dan bisa melihat keberadaan makhluk halus yang ada di sekitar benteng.
Dari wisata sejarah pagi ini kami mendapatkan banyak pelajaran terutama betapa berkuasanya Belanda saat itu. Belanda sangat takut dengan serangan musuh atau bangsa lain yang ingin menguasai Indonesia. Bisa membayangkan bahwa yang membangun benteng tersebut pastilah orang Indonesia, dan mereka dipekerjakan secara paksa dengan gaji minimal saat itu. Kita dianggap budak dan sebagai orang yang dijajah. Mengingat ini semua pastilah sangat menyedihkan.
Sudah sepantasnya kepada generasi muda dan anak cucu kita dijelaskan betapa negara NKRI ini harus dipertahankan. Jangan sampai dijajah oleh bangsa lain dalam bentuk apapun.
Sri Sugiastuti pegiat literasi dengan menulis buku dan berbagai tulisan untuk berbagi dan mewariskan kepada dunia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya yang tetangga Cilacap juga belum pernah ke benteng Pendem Bu.. hehehe
Bapak tinggal di Kebumen ya.. Lokasi bersebelahan dengan pantai Teluk Penyu