Sri Suni Hikmatinah S. Pd. Ing

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGALAMAN YANG MENGESANKAN

PENGALAMAN YANG MENGESANKAN

Acara pernikahan Ananda Dalillah Irbah,S.Pd dan Wira Yuda Saputra,S.T. berlanjut dengan menggunakan Adat Belitung, dimana pada malam Sabtunya pihak mempelai pengantin perempuan wajib mengantar hidangan lengkap dengan kue-kue basah khas Belitung yang dihias sangat indah.

Saya dan suami mendapat tugas mengantarkan hidangan lengkap ke rumah pihak mempelai pengantin laki-laki. Ini adalah pengalaman pertama kami mengemban tugas tersebut. Betapa tidak seumur hidup saya maupun suami belum pernah melakukan hal tersebut. Kami merasa bersyukur memperoleh suatu kepercayaan itu. Mungkin karena usia kami dianggap sudah tak muda lagi, maka kami harus sudah mulai harus belajar untuk ikut memegang peran sebagai pengganti orang-orang terdahulu, yang jelas demi melestarikan adat Belitung untuk generasi selanjutnya.

Sesampai di rumah mempelai pengantin laki-laki, perasaan grogi terpancar diwajah suami tercinta karena ternyata kami sudah dinanti di teras rumah oleh pihak mempelai pengantin laki-laki. Yang dipercaya sebagai wakil Tuan Rumah membuka acara tersebut. Setelah panjang lebar beliau menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan acara hari H besok paginya kemudian beliau membuka “Tempat Sire” dan mulai berkomentar menyebutkan apa saja yang ada ditempat itu. Sepintas saya dengar beliau mengatakan jikalau “Tempat Sire” itu melambangkan bahwa rumah tangga yang akan dirajut pasangan pengantin tersebut nanti akan SAMAWA atas izin Allah SWT. Amin. Sedangkan “Gambir” melambangkan “Batu Bata” dan “Kapur Sire” melambangkan “Semen” maksudnya diharapkan nantinya pasangan suami istri ini dapat mendirikan rumah tangga yang sakinah.

Setelah seserahan hidangan diterima kami wajib menyaksikan mempelai pengantin laki-laki menyantap hidangan tersebut. Dengan malu-malu pengantin laki-laki mulai mencicipi hidangan tersebut. Mengapa kami harus menunggu?? Karena kami wakil dari mempelai pengantin perempuan sudah berkewajiban menunggui suami yang sedang menyantap hidangan yang sudah dihidangkan. Hal itu sebagai lambang suatu kewajiban pelayanan prima terhadap suami tercinta.

Demikian sekilas berbagi pengalaman, semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nambah ilmu lagi ini..tahu ragam budaya daerah lain..mantap bu

15 Feb
Balas

Alhamdulillah, ade calon penerus

15 Feb
Balas

Woooow, jadi tau kamek arti dari isi tempat sire

15 Feb
Balas

Tipak site Mun.urang Belitong nyebut e, Mun uji bapak aku duluk e tipak to singkatan dari tali ikatan persaudaraan antar keluarga mundak salah tek , la paya nak btanya base Blau la almarhum, kak sri

15 Feb
Balas

Tipak site Mun.urang Belitong nyebut e, Mun uji bapak aku duluk e tipak to singkatan dari tali ikatan persaudaraan antar keluarga mundak salah tek , la paya nak btanya base Blau la almarhum, kak sri

15 Feb
Balas

Tipak site Mun.urang Belitong nyebut e, Mun uji bapak aku duluk e tipak to singkatan dari tali ikatan persaudaraan antar keluarga mundak salah tek , la paya nak btanya base Blau la almarhum, kak sri

15 Feb
Balas

Ye ... terkenang la kan Pak Madani ne.. beliau banyak ilmu yang bermanfaat untuk digali kembali... semoga ade penerus e bu

18 Feb

Ye, Insyaallah kite ne jadi penerus adat Belitong. Mari kita bersamasama melestarikannya. Makase Pak Hendro, Bu Yurlina dan Bu Rica ye komentarnye

15 Feb
Balas



search

New Post