Malam Lebaran
Hari ke- 123 menuju 365
#Tantantan Gurusiana
Malam Lebaran
(Sriut)
Setiap malam takbir Emak selalu duduk di bawah pohon mangga. Ada sepiring pisang goreng menemani. Lampu di pojok rumah sengaja dimatikan. Tak akan masuk rumah sebelum suara takbir keliling yang lewat telah habis. Biasanya pukul 22.00, jalanan sudah sepi.
Tinggal suara takbir sayup- sayup terdengar dari masjid di ujung desa yang agak jauh. Namun menara sangat tinggi. Saat malam lebaran dipasang lampu besar dan berputar mengelilingi desa. Emak tertegun memandang sinar lampu dari cela dedaunan mangga yang selalu bergoyang. Menetes air matanya.
"Kang, malam lebaran ini yang ketiga mereka tak pulang," sambil mengemas sepiring pisang goreng yang masih utuh. Harapan menyambut cucu dengan sepiring pisang goreng kesukaannya telah musnah.
***
Kencong, 17072020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terbersit tanya, apakah anak dari Kakek dan Nenek itu bernama Kodir? Ksrena tiga kali puasa tiga kali lebaran tak pulang2...
Kok tahu, jangan jangan.. hehehehe
Terbayang kesedihan mereka...keren Bu
Terima kasih Jeng
Keren Bun
Terima kasih
Sedih sekali bund, harapan mnjd sia2
Iya kasihan emak
Kasihan emak kesepian. Mudah-mudahan bisa berkumpul lagi setelah pandemi berlalu
Amin terima kasih
Tetap semangat bu cantik, semakin sukses dalam berkarya
Amin yra, Terima kasih Jeng
Semangat bu.. keren
Terima kasih
Sabarlah..pada saatnya nanti pasti kan datang..keren..salam cinta
Terima kasih Bunda
Tetap bersabar. Bagus bu pentigrafnya.
Terima kasih Jeng
Keren bu
Terima kasih Jeng
Kasihan emak...anak-anaknya sudah tak ingat pada emak dan kasih sayangnya
Terima kasih
aduuh kasihan..padahal mereka sudah menunggu..melass
Hehehehe melas
Hehehehe melas
Hehehehe melas
Hehehehe melas
Hehehehe melas
Masa tua yang kesepian, miris
Terima kasih
Mungkin hal itu akan kurasakan kelak,,,Ah sedih, jadi ingat emak yang jauh di sana
Hanya Kisah Jeng heheheh
duh kasian...sabar berharap indah pada waktunya...keren bun...
Terima kasih
sedih bucan, tetap semangat .
Terima kasih Jeng
Yang sabar. Tulisan keren Bunda Utami. Salam sukses selalu.
Terima kasih Bapak salam literasi
yang sabar ya. Corona masih ngamuk
Hahaha
Sungguh tega bang Thoyib, 3 hari raya gak pilang-pulang. He..he..he.. keren Bu Siti..
Terima kasih
tetap semangat bucan, masi pandemi bun..semoga segera bertemu dengan cucunya
Terima kasih