Menjejal
Hari ke-1
#Tantangan Gurusiana
Menjejal
(Sri Utami)
Meramu bahan saji
Menjadi adonan lumer
Agar tak tersedak
Saat dikunyah
***
Mulut terkatup rapat
Kemarin masih dikulum
Haruskah menjejal lagi
***
Kerongkongan tersekat
Menanti suapan tangan lembut
Yang mengerti dan memahami
Kapan dikunyah kapan ditelan
Jember, 29 Juli 2020
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda Sriut. Sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih Bapak
Selalu suka, krn selalu keren, ga bs berpaling, semangat bund
Terima kasih
Semoga semua baik2 saja bund.. Aamiin
Amin yra
Diksinya selalu wow
Terima kasih
Keren puisinya, semangat Bu
Mantap..semua berhubungan dengan TIMING..kapan, empan lan papan...puisi apik
Siap Bapak, salam literasi
Berdamai dgn hati agar bisa menelan dgn mudah dan benar. Memang memulai segala sesuatu butuh adaptasi dan penyesuaian. Tetap semangat, tetap melangkah. Di depan tetap ada tempaan yg siap melumer, melembutkan, bahkan memuntahkan ide dan gagasan. Tak pernah kujumpai analogi sekeren ini... Makin sayang deh..!
Iya Mbak
Butuh koordinasi apik agar kunyah dan telan bisa dinikmati
Terima kasih
Ditelan jangan mentah, dikunyah harus benar2 lumer...aaah..puisi..selalu saja banyak misteri..sehat dan sukses selalu bunda Sriut..
Terima kasih
Selalu keren diksinya Yundaku. Sukses selalu.
Terima kasih Jeng
Wow keren,...naluri ibu, tahu bagaimana menyuapi anak.
Terima kasih
Puisi yang sarat makna. mantap diksi.
Terima kasih
Semangat Bun...sepertinya da pesan tersirat di puisi ini...tidak hanya bercerita ttg makanan. Keren
Terima kasih Bunda salam literasi
Mantul.Kapankah sesuatu dukunyah dan ditelan? Hanya waktu yg menjawabnya.Salam literasi BuSukses selalu buat Ibu.
Terima kasih Salam Literasi
Puisi bunda selalu tersirat makna,keren. Sepertinya menunggu kebesaran hati untuk mengulurkan tangan terlebih dahulu bunda baru bisa ditelan dan dikunyah. Maaf kalau salah tafsir. Sukses selalu.salam
Terima kasih
luar biasa
Terima kasih
Sehat selalu Bun. Barakallah
Terima kasih