Relung Tak Berujung
Relung Tak Berujung
(Sriut)
Kopi pagi sudah dingin
Membeku menunggu sapa mentari
Mengembun dibibir cangkir
***
Kafein tak lagi menguar
Bersembunyi di balik kabut
Menutup permukaan wajah gelisah
***
Sang bayukah
Pengusir resah dalam dada
Lembut menyusup
Dalam relung tak berujung
***
Kencong, 12 Agustus 2020
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Indah sekali diksinya
Terima kasih
Sedap kopinya, hehe. Begitu sabar kopinya menunggu sang mentari, hehe.
Hehehehe 5erims kasihPak salam literasi
Ada resah yang begitu dalam tak terungkap di awal pagi, keren bund
Terima kasih Bunda
Indah diksinya, syedap kopinya, Bun!
Terima kasih
Puisi nan menawan Sukses selalu bucantik
Terima kasih
Diksi yang mantap, keren Bu
Mau kopinya bu Sriut...
Boleh hehehe
waah..yang lagi galau hatinya..sampai dalem gitu...apik diksinya
Maturnuwun Bapak
Mantap surantap, diksinya wow banget. Kereeeen lah pokok e
Terima kasih Jeng
Hmm harumnya kopi tercium sampai rumahku say
Alhamdulillah Bunda, mari ngopi
Secangkir kopi bisa tersusun diksi yg keren....
Terima kasih Bunda
Sabar memang tak berujung. Tapi harus tetap kita perjuangkan. Syahdu banget Mbak.
Terima kasih
Wah keren banget diksinya. Namun tetap harus sabar karena tak nampak di tayangan. Judul saja tersembunyi. He he. Sukses selalu Yunda
Terima kasih Jeng
Dalam banget...keren bun...
Pilihan kata mengandung makna yang luar biasa. Keren
Terima kasih
Sabar yang tak ada ujung. Keren bunda, pilihan kata yang oke.sukses selalu
Terima kasih