Pagi yang sejuk, setelah diguyur hujan semalam. Aroma tanah basah, samar menerpa indra penciumanku. Duduk berselonjor kaki di teras belakang rumah, ditemani secangkir kopi. Mataku nanar menatap sebatang pohon yang rimbun di halaman belakang.

Batangnya tidak begitu besar, hanya sebesar lenganku. Tapi dia memiliki beberapa cabang, yang ditumbuhi banyak ranting dengan daun yang begitu lebat. Di sela-sela daun menyembul bulir-bulir hijau tua yang bergelayut manja. Buah jeruk ! Sesekali angin lembut menerpa dan menggoyang-goyangkannya. Sepasang kupu-kupu terbang rendah mengitarinya. Sesekali hinggap di daun, berayun-ayun mengepakkan sayapnya dengan lincah. Seolah sedang menyapa dan bercanda dengan si pohon. Beberapa saat kemudian mereka terbang menjauh melanjutkan aktivitasnya mencari makan.

Aku pun beranjak dari duduk selonjorku, melanjutkan aktivitas pagiku. Memasakkan menu sederhana untuk keluarga kecilku. Kemudian, kulanjutkan membersihkan rumah. Dan mempersiapkan diri berangkat ke tempat kerjaku.

Senja mulai menjelang, ketika kubuka pintu. Mentari mulai beranjak menuju ke peraduannya. Tertangkap penglihatanku lagi, sepasang kupu-kupu yang mengitari pohon jerukku. Senyum tipis tersimpul di bibirku. Menyaksikan suatu harmoni senja yang memanjakan mata. Persahabatan yang manis antara kupu-kupu dengan pohon jerukku.

Setelah terbang mengitari pohon, mereka segera berlalu. Seolah-olah datang hanya mengucap salam perpisahan, dengan harapan esuk bersua lagi. Semoga….

Randegan, 13 Juni 2020