Sri Utami

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TANGISAN BUMI PARA NABI
Foto dari Google

TANGISAN BUMI PARA NABI

Terperangah aku dalam rasa syukur

Begitu hebatnya manusia Indonesia merespon saudaranya

Yang tengah merasakan lapar karena kurangnya makanan

Yang tengah merasakan haus karena kurangnya air minum

Yang tengah merasakan kesakitan karena kurangnya obat-obatan

Yang tengah merasakan ketakutan karena tiada rasa aman

Yang tengah merasakan penderitaan karena kejinya mereka yang menginjak-injak bumi para nabi….

Seakan tak percaya tapi itulah adanya

Segepok dua gepok uang mengalir untuk Palestina

Merasa saudara sedarah sedang lara

Tenanglah saudaraku, teruslah bergerak untuk sebuah keyakinan

Bahwa apa yang sedang kalian perjuangkan adalah nash dari kitab suci yang tak diragukan

Bicaralah di depan mata dunia

Berteriaklah di atas puncak kepongahan manusia

Bertarunglah di atas tumpukan mayat saudara-saudaramu yang terkapar dalam diam, dengan darah anyir yang mengalir menusuk udara

Biar kami yang mencarikan obat untuk yang merintih kesakitan

Biar kami yang membebatkan kasa untuk yang terluka

Biar kami yang menutup kafan untuk yang telah syahid fi sabilillah

Biar kami yang mencarikan makanan untuk yang kelaparan

Biar kami yang membangunkan rumah untuk yang kedinginan dan kepanasan

Biar kami yang mendirikan madarasah untuk yang kehilangan tempat belajar

Termangu aku menatap potret disini

Langit biru, horizon yang memutih bersanding dengan kuningnya padi yang tengah merunduk penuh isi

Sementara disana langit Gaza merah berjelaga

Asam hitamnya membubung tinggi seakan menuju neraka

Membawa jiwa-jiwa yang dengan pongahnya melontarkan peluru, mesiu dan rudal

Yang menghantam rumah, sekolah dan tempat ibadah

Hingga kalian hanya merunduk kedinginan direruntuhan bangunan

Sambil menahan lapar dan sakitnya luka

Astagfirullah…Astagfirullah…Astagfirullah…

Entah sampai kapan perjuangan kalian akan menggapai asa

Teriring doa dari Indonesia untuk Palestina

Berharap bumi para nabi menjadi wilayah yang tak lagi terlantar karena peperangan

Aku menggigil dalam ngilu yang tanpa luka

Aku menangis dalam sesak yang tanpa jeda

Mijen, 28 Mei 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren puisinya Bunda

02 Jun
Balas

terimaksih bu tarti

02 Jun



search

New Post