Sri Wahyuni

Jadikan rasa syukur sebagai kunci ketenangan hidup. Nama saya Sri Wahyuni, terlahir hampir 50 tahun yang lalu di kota Temanggung Jawa Tengah, tepatnya di ...

Selengkapnya
Navigasi Web

DEMONSTRASI KONTEKSTUALMODUL 1.1PGPANGKATAN 8

SENYUMMU GURU

Karya : Sri W

Mendung tebal di pagi hari

Teriring tetes demi tetes air langit

Seakan tak ijinkanku pergi

Sejenak terbayang wajah guruku

Berdiri di pintu gerbang sekolahku

Dan berkata dengan nada tinggi

Hei, Mengapa kau terlambat lagi…?!

Hujanpun turun ….

Dan makin lebat…

Hatiku pun mulai ciut..

Terbayang jalan licin yang aku akan lalui

Oh Guruku… aku ‘kan terlambat lagi

'tuk kesekian kali

Maafkan aku, Guruku…

Aku tidak mampu seperti temanku..

Untuk kesekolah diantar ayahku,

itu khayalan buatku

Saat ini, aku hanyalah aku..

Aku yang tak memiliki apapun,

Kecuali keinginan dan asa besarku ...

Sejenak aku tersadar dari lamunanku ...

Aahh.. Hujan telah reda rupanya

Akupun bergegas pergi...

Tak lupa aku ambil uang saku

Yang telah ibu siapkan untukku..

Terimakasih … Pamit dulu Pak.. Bu.. kata dalam hatiku

Lagi-lagi aku tersadar dari lamunanku...

Aku telah tiba didepan rumah keduaku..

Terimakasih Pak.. itu kata yang terucap

Saat aku turun dari angkot yang mengantarku

Sampai depan sekolahku..

Dengan penuh perasaan gundah,

Kuberjalan menuju gerbang

tanpa sanggup melihat wajah guru-guruku

Aku telah siap dengan kalimat guruku….

Heeii…. Kamu, mengapa terlambat lagi?!

Namun... tak kudengar itu

sampai tanganku merasakan hangat

oleh jabat tangan guruku

aku pun beranikan diri memandang wajah guruku

dan.. senyum itu.. sangat menyejukkan hatiku

Terimakasih guruku..

CATATAN:

Renungan dari puisi diatas adalah bahwa kita sebagai guru hendaknya tidak menganggap semua murid itu sama. Sebagaimana murid punya potensi yang berbeda-beda satu sama lain, murid juga memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda pula, yang pasti sedikit banyak mempengaruhi kegiatan belajarnya disekolah. Contoh saja si A yang selalu disiplin, dan hampir tidak pernah terlambat sampai disekolah karena setiap pagi ia diantar sopir kepercayaan orangtuanya. Sedangkan si B yang sebenarnya disiplin juga, namun beberapa kali ia terlambat disebabkan faktor alam, misalnya karena hujan lebat di pagi hari, sementara jalan dari rumah sampai jalan raya sangat licin ketika hujan. Bisa dibayangkan si B akan berjalan pelan penuh kehati-hatian saat melewati jalan itu.

Keterlambatan memang bukan suatu hal yang dapat ditolerir, namun dalam hal ini sebagai guru harus mampu menemukan akar masalah yang dihadapi murid, bukan saja tentang kesulitan belajar murid dikelas, namun diantaranya juga mampu melihat bagaimana perasaan murid saat tiba disekolah.

Hal ini berhubungan dengan pengondisian peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran. Coba saja bayangkan jika guru memarahi si B. Bagaimana perasaan si B yang sebenarnya memiliki semangat belajar tinggi, namun keadaannya jauh berbeda dari si A.

Si B pun pasti akan mendapatkan sanksi dari keterlambatannya itu bersama dengan teman-temannya yang terlambat pula, namun dengan sikap guru tersebut ia akan tetap dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan berkata dalam hatinya.. Terimakasih Guruku ……

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post