sri wahyuni hatta

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KENAPA ANAK KECANDUAN GAME

KENAPA ANAK KECANDUAN GAME

Informasi yang sangat membantu bagi kita para orang tua, materi pendidikan karakter melalui seminar online membahas topik yang dialami anak dijaman digital saat ini. Materi ini disampaikan oleh timoty wibowo founder pendidikan.com, mengapa anak kecanduan game. Menurutnya anak kecanduan game disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pengaruh lingkungan dan tidak adanya aturan yang terstandar. Penjelasan dari pengaruh lingkungan bahwa : Pada dasarnya anak itu tidak kecanduan game, karena dari lahir anak belum mengenal game, tapi karena lingkungan maka anak terpengaruh dari stimulasi ataupun melihat orang. Belum lagi orang tua yang kasian melihat anaknya tidak main game sementara anak yang lainnya bermain game. Kalau bukan orang tua yang beri mungkin nenek atau tantenya yang merasa kasian hingga akhirnya anak diberikan gadget untuk bermain game.

Pengaruh selanjutnya adalah Tidak adanya aturan yang terstandard. Maksudnya adalah setelah anak diberi gadget tidak diberi standard bagaimana cara penggunaanya, kapan bisa digunakan, dan dimana digunakan. Ini terjadi karena orang tua sendiri tidak mempunyai standard aturan, contonya saat diruang makan orang tua bermain gadget sehingga anak yang merupakan peniru ulung meniru perbuatan orang tua. Hal yang jarang disadari adalah Anak kecanduan game itu dimana? Jawabannya adalah di rumah, saat family time harusnya makan bersama malah sibuk dengan gadget masing-masing.

Berbeda dengan disekolah, saat anak disekolah anak tidak bermain gadget karena di sekolah punya aturan, dan aturannya sudah tersistem. Sehingga sekolah merupakan tempat yang boleh dikata aman karena aturannya jelas. Contohnya ketika mau ujian kalau anak tidak belajar maka anak tidak akan naik. Jadi disekolah aturan sudah ada semua. Berbeda saat anak dirumah mungkin orang tua sudah menetapkan aturan namun dirumah ada nenek ataupun kakek yang memiliki aturan yang berbeda. Sehingga anak menjadi bingung mesti ikut aturan yang mana. Makanya perlu adanya konsistensi standard sebagai buku panduan mendidik anak.

Sebenarnya ada apa dibalik game, mengapa anak bisa larut dengan game. Ternyata, game itu menerima anak apa adanya, kalau anak salah tidak pernah dimarahi, berbeda dengan dunia nyata ketika anak diminta untuk melakukan sesuatu, terus anak tidak bisa pasti anak dimarah dan dimaki. Akan tetapi ketika anak dengan game, anak hanya diminta untuk lanjut atau mengulang kembali. Anak dapat melakukan experiment karena tidak dimarahin dan tidak diapa pakan sehingga game itu mengasikkan. Pada saat digame anak merasa berhasil karena ada point ada uang dan anak diterima apa adanya. Sehingga anak merasa memiliki semua. Selanjutnya digame ada tantangan yang tidak beresiko, misalnya anak melakukan kesalahan maka hal itu tidak menimbulkan apa-apa. Jatah gagalnya tidak terbatas, pada saat didunia nyata seorang anak tidak bisa melakukan sesuatu atau gagal, terkadang anak dikatai bodoh dan sebagainya.

Terdapat data tentang media dan anak berdasarkan survey Koran terkemuka, 98% anak di Asia tenggara adalah pengguna gadget. Selanjutnya diteliti dari 2500 anak yang menonton TV selama 1 jam/hari mulai usia 0-3 tahun baru dapat dilihat dampkanya pada usia 7 tahun. Dan mereka mengalami problem :konsentrasi ATS (acceelereted thought sindrom)- sindrom pikiran cepat. Maksudnya adalah ketika anak sekolah diusia 7 tahun. Anak sudah melihat media dan telah mengenal game, sehingga ketika guru mengajar dengan metode yang lambat. Anak hanya bermain dengan temannya atau anak sibuk sendiri. Hal ini disebabkan karena sudah biasa menonton melalui media dengan gerakan dan perubahan yang cepat. Sehingga pada akhirnya guru menyampaiakan ke orang tua kalau anak tersebut mengalami kesulitan konsentrasi. Ketika anak dibawa ke psikiater atau kepsikolog anak tersebut tidak mengalami masalah, dan ketika ditanya dirumah anak menonton apa saja. Jawabanya adalah menonton superhero, hal ini tetntunya yang mempengaruhi anak mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi karena anak sudah terbiasa gerakan cepat, anak tersiksa dengan metode yang yang lambat yang diimplementasikan guru.

Anak butuh dilindungi dan diberi kasih sayang, anak membutuhka perhatian dan bantuan dari orang tua. Oleh karena itu jadilah orang tua yang dapat menjadi panutan bagi anak. Lakukanlah hal-hal yang baik sehingga anak juga ikut melakukannya.

Jayapura, 13 Januari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bagus, menarik, ada catatan penting buat kita sebagai orang tua.

13 Feb
Balas

terima kasih

13 Feb

Kereen Bund..semoga para orang tua menyadarinya...barakallah

13 Feb
Balas

Terima kasih Semoga kita menjadi orang tua yang teladan yang baik bagi anak anak kita

13 Feb

Mantap... Bu...

13 Feb
Balas

Terima kasih

13 Feb

Karena saya, orangtuanya. Barakallah.

13 Feb
Balas



search

New Post