Sri Wahyu Trialfiyani

Guru di Sekolah Alam Citra Insani Lamongan. Pernah menjadi guru bagi pendidikan anak-anak Indonesia di pelosok perkebunan kelapa sawit Sabah, Malaysia. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

AIR MATA PENGHUJUNG RAMADHAN

Seorang anak kecil berusia 3 tahun tampak kebingungan mencari seseorang di tengah keramaian. Karena tidak mendapati sosok yang dicari akhirnya anak tersebut menangis sekuat-kuatnya. Dia kehilangan sosok ibu yang entah bagaimana tiba-tiba keduanya terpisah. Anak itu hanya bisa menangis sambil berteriak memanggil ibunya. Ibu…ibu…

Ilustrasi kisah diatas menggambarkan kisah sedih yang tidak pernah kita ketahui kapan, dimana, dan bagaimana terjadi. Semua menjadi rahasia Illahi, sang pengatur takdir manusia. Bagaimana jika kita berpisah dengan bulan Ramadhan? Apakah kita merasakan kesedihan? Tanpa kita sadari, waktu bergerak sangat cepat. Kita telah berada di penghujung Ramadhan, bulan mulia yang penuh berkah. Hanya dalam hitungan hari, bulan suci ini akan meninggalkan kita. Akankah umur kita panjang dan dapat menemuinya kembali? Bagi hamba-hamba yang beriman, tentu akan merasakan kesedihan karena keutamaan bulan Ramadhan akan turut pergi. Kesempatan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya karena pintu-pintu surga dibuka akan segera berakhir. Apakah kita bisa memastikan bahwa nafas ini masih berhembus hingga Ramadhan tahun depan?

Hiruk pikuk Idul Fitri sudah bisa kita rasakan, banyak orang disibukkan dengan persiapan menyambut hari kemenangan umat Islam. Pusat perbelanjaan penuh sesak, rumah berganti cat, kue kering berjajar rapi diatas meja, lalu lintas padat merayap, jasa penukaran uang semakin menjamur, belanja ini itu di penghujung akhir Ramadhan. Sungguh, aroma kegembiraan yang seharusnya tidak membutakan mata hati dan merendahkan kadar keimanan kita. Gembira seyogyanya baru kita rasakan kala tiba Hari Raya Idul Fitri. Maka bersedihlah…menangislah…karena takut tidak mendapat ampunan. Menangislah…gunakan waktu yang sesaat ini untuk bermunajat memohon ampunan dan agar seluruh amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

“Wahai Rabb kami…terimalah puasa kami, sholat kami, ruku’ kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhny Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Jika kita amati, ada 2 golongan yang berkembang di masyarakat dalam memandang penghujung Ramadhan. Golongan pertama, mereka yang larut dalam kegembiraan dengan memanjakan diri berbelanja menyambut Idul Fitri. Menghabiskan uang dan waktu untuk menghias duniawi. Golongan kedua, mereka yang senantiasa menitikkan air mata diatas sajadah, terutama di sepertiga malam. Mereka yang menghabiskan waktu untuk menghias diri dengan ketakwaan, memperbanyak sholat, dzikir, tadarus, dan munajat.

Janganlah kita larut dalam euforia hari raya secara berlebihan, mari kita introspeksi diri. Tidak ada jaminan amal kita selama Ramadhan kali ini diterima. Tidak ada jaminan apakah kita dipertemukan pada Ramadhan berikutnya. Marilah kita meningkatkan amal ibadah dan berdoa lebih khidmat kepada -Nya supaya kita termasuk orang yang dirahmati Allah… Aamiin.

Mohon maaf lahir bathin.

01-06-2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post