Biarkan Aku Terpesona
Impianku untuk menakhlukkanmu begitu luar biasa,seolah tak lagi terbendung nafsuku padamu. Hingga suatu saat kucuri waktu meski sekedar menatap keelokan parasmu. Beruntungnya aku memiliki pasangan hidup yang sangat memahami keinginanku. Kucoba merayu, "Yah, besok libur kan? " sambil biasa kupijit punggungnya yang kurasa semakin berisi saja. "Hmmmm", jawaban yang pendek kurasa. Sebenarnya aku ingin ada kalimat yang mengikuti dehem annya, yah seperti harapku ada pertanyaan, memangnya kenapa? Ibu mau kemana? Ya sudahlah ternyata berhenti di titik tanpa koma. "Gimana kalau kita touring ke gunung? " tanyaku dengan nada penuh harap. Lagi-lagi hanya dehem yang kudengar. Eit.. aku punya senjata ampuh untuk mengubah jawaban selain "hmmm". "Yah, gimana kalo kita ngecamp sekalian lihat sunrise kayaknya golden sunrise deh di sana?" kataku. Biar meyakinkan mulai kuperlihatkan foto-fotonya. Aku yakin kegemaran suamiku pada fotografi akan mengubah jawaban yang kuinginkan. Sejenak dilihatnya foto-foto yang kutunjukkan,hmm boleh juga, kapan kita kesana? Kalau bisa pagi aja, nanti kita bermalam di sana!" jawaban yang kutunggu akhirnya terucap.
Ketika matahari mulai meninggi kami pun sudah melewati setengah perjalanan. Keindahan hutan dan jurang di sepanjang perjalanan seakan memberi obat kepenatan selama sepekan bergelut dengan rutinitas. Kupacu motor kurang lebih 1,5 jam dari kota sampai lokasi yang kutuju.
Home stay tujuan pertama untuk beristirahat sejenak. Kunikmati suasana malam di tengah hamparan pohon pinus. Kuhayati setiap hembusan angin dan suara-suara hewan malam di sana. Begitu damai rasanya. Kembali obrolan santai di teras rumah kami menginap sambil melahap hidangan singkong goreng dan secangkir kopi. "Yah, kayaknya seneng ya hidup di sini? "tanyaku pada suami yang sudah 19 tahun menemaniku. "Yaudah besok kita pindah sini. "begitu kelakarnya. "Tapi sepi ya? "lanjutku lagi. "Ya sudah gak usah pindah! "ucapnya lagi dengan spontan sambil tersenyum. Kemudian dia menyuruhku segera tidur karena besok pagi sebelum jam 03.00 harus sudah berangkat.
Alarm jam membangunkan lelap tidurku. Kami bergegas menyiapkan segala keperluan untuk menemuimu. Sepeda motor baruku hadiah ulang tahun pernikahan menemani perjalanan berliku dan berbatu. Setengah jam berlalu akhirnya sampai jalan aspal yang lumayan membuat lega nafasku.
Kami singgah di masjid sebelum melanjutkan perjalanan naik selama 1,5 jam. Semangatku mengalahkan rasa lelah, kantuk dan terjalnya jalan setapak. Hampir putus asa ketika semburat warna merah menyembul di balik pepohonan cemara. Waduh, gimana ini? Dengan kekuatan berlipat kutambah kecepatan langkahku. Sampai akhirnya kuteriakan rasa yang selama ini kupendam. Aku menemuimu wahai sang mentari pagi di puncak Hanoman ini dengan sejuta pesonamu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Akhirnya ku terpesona jg tuk membacanya ...mantap bu... Sukses selalu...
Bu murni heheheheh iya nih belajar pokoknya ayoo semangat bareng
Aaaaahhhh... Aku ketinggalan ni.
Aku ketagihan bu Ike heheh jenengan kesibuken sih
Wow tulisan yg penuh semangat, sama seperti semangatnya yg nulis. Sukses selalu dan barakallah
Aamiin makasih ibu, sepertinya harus istiqomah menjaga semangat nih heheheh
pesonamu luar biasa bunda
Waduhh salah judul nih heheheh
Sang mentari pun menjawab "kutunggu kau di puncak2 yg lain.. " the next touring ya Bu Wid, njenengan memang luar biasa Bu,belum ikut pelatihan ja sdh hebat dalam menulis,salut bgt
Ayooo bu fifi tuangkan betapa luar biasanya pesona Karimunjawa di sini! Hehehehe